Lima Puluh Sembilan : Sibuk

834 140 4
                                    

"makan." suara Biru lebih seperti perintah mutlak yang tak ingin dibantah.

Saat ini cowok itu sedang berada di kantin bersama dengan Geraha serta teman-temannya.

Kembali kepadda rutinitas layaknya seorang siswa dan siswi. Setelah kemarin libur hari pekan keduanya telah gunakan untuk menghabiskan waktu berdua. Ah menurut Biru dan Geraha itu akhir pekan terindah selama hidupnya.

Jam istirahat kali ini ia pakai untuk makan siang bersama. Ah sebetulnya Biru hanya ingin makan berdua dengan Geraha, namun entah mengapa teman-temannya dan juga teman-teman Geraha ikut bergabung dan membua Biru sedikit kesal karena telah mengganggu waktu berduanya.

Sementara Geraha malah menyambut mereka dengan bahagia. Gadis itu bahkan berkata 'biar aja sih mereka disini, semakin rame itu semakin seru.' kala Biru menatap tak suka kehadiran teman mereka yang malah tersenyum penuh kemenangan melihat Geraha yang menerima kehadiran mereka.

"Sebentar," Ucap Geraha menanggapi ucapan Biru.

"udah 5 kali bilang gitu. makan atau aku hajar pak Reno yang sampai buat kamu masih terus belajar padahal lagi istirahat," Ancam Biru.

Geraha menghela nafasnya kasar. Kadang ia masih suka kesal dengan sikap Biru yang masih sulit mengkontrol emosinya atau kala cowok itu tidak sabaran.

"Serem bego!" Sahut Zaki yang mendengar ucapan ancaman sahabatnya itu.

"Pak Retno guru baru yang ganteng itu?" Kini Bona bersuara penasaran.

Ya, pak Retno itu Guru muda yang baru pindah ke SMA Abadi 2. Beliau belum menikah, masih lajang dan kebetula memiliki paras yang rupawan untuk ukuran pria seusianya.

Tak heran beberapa siswi menyukai atau mengaguminya, termasuk Bona yang diam-diam sudah masuk grup diskusi via line yang berisikan orang-orang yang saling berbagi informasi tentang guru muda itu.

"Gantengan juga gua," Ucap Fikri pada Bona.

"dih pede lu," Balas Bona menanggapi ucapan Fikri.

Geraha hanya menggelengkan kepalanya kemudian beralih menatap Biru yang sedari tadi terus menatapnya tajam. Biru itu tidak suka dibantah. Apalagi ketika itu hal yang menurutnya benar dan harus dilakukan.

"iya iya makan nih," ucap Geraha lalu mengambil alih piring berisi nasi uduk yang tadi Biru belikan untuknya.

Geraha menyuapkan satu sendok penuh ke dalam mulutnya.

"Senyum dong," ucap Geraha pada Biru.

Biru lalu beralih mengelap sudut bibir Geraha yang sedikit berantakan.
"Kalau lagi ada makanan di mulut, ditelen dulu nanti keselek," ingat Biru kemudian tersenyum, memenuhi permintaan Geraha.

Teman-teman mereka yang ada disana hanya bisa menahan diri untuk tidak mengumpat. Bisa-bisanya pasangan itu memamerkan kemesraannya didepan mereka. Hei, mereka juga iri.

"Uwek," Iva melakukan Gerakan seperti orang yang memuntahkan isi makanannya.

"Kalau iri tuh bilang, Zaki ada disamping noh." Itu suara dari Biru.

Menurut Iva, Biru benar-benar menjadi menyebalkan semenjak berpacaran dengan Geraha. Entahlah, lama kelamaan sikap dingin cowok itu digantikan dengan sikap menyebalkan, dan itu membuat Iva kesal sekali. Bahkan kalau kata Geraha , Iva dan Biru seperti tom and Jerry. Sebuah serial kartun antara kucing dan tikus yang tidak pernah akur atau bersahabat.

Biru yang usil dan suka sekali memancing emosi, dihadapkan dengan Iva yang emosian dan gampang tersulut amarah.

Zaki yang mendengar itu segera menatap Iva dengan tatapan menggoda. Yang ditatap pun langsung membalas menatap balik dengan tajam.

Pasukan Biru [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang