Happy Reading 🌠
.
.
.Sinar matahari pagi masuk melewati celah-celah jendela dari kamar itu, kini semakin terlihat jelas 2 insan yang masih terlelap dengan nyenyak dengan posisi saling memeluk.
Tidak beberapa lama kemudian, Mew membuka kedua matanya perlahan, Ia memiliki kebiasaan untuk bangun pagi.
Ia mencoba untuk menggerakkan salah satu tangannya namun tertahan akan sesuatu, Mew menolehkan kepalanya dan menemukan Gulf yang masih terlelap nyenyak menindih tangannya.
Sepertinya bisa di tebak bahwa aktivitas pertamanya di pagi hari ini adalah memandang seseorang yang ada dihadapannya saat ini.
Gulf menggeliatkan tubuhnya tidak nyaman masuk lebih dalam ke dekapan milik Mew, menyembunyikan wajahnya dan kembali terlelap tidak beberapa lama kemudian.
Mew mengelus pelan rambut selembut sutra milik Gulf, sesekali mengintip kecil ke arah wajah damai dan tenang milik Gulf.
"Aku baru menyadari bahwa Ia sangat lucu untuk remaja berusia 17 tahun"
Jujur saja, jarang sekali Ia melihat Gulf tidur tenang, mengingat dulu Gulf sangat takut kepadanya, Ia juga jarang sekali melihat wajah damai Gulf saat pagi hari, kini wajah itu akhirnya terlihat lagi kini di dalam dirinya merasa lega. Entahlah namun ada sisi dirinya yang mengatakan bahwa Ia cukup bahagia karena kini Gulf tidak takut padanya lagi, mungkin kata "pembunuh" dalam dirinya tidak bisa Ia hilangkan atau hapus, Bagaimanapun Mew juga sadar Ia sudah banyak menghabisi nyawa orang dengan tangannya sendiri, Ah... jika di bayangkan sebenarnya Ia tidak pantas dimaafkan bukan? Namun, Gulf berbeda, Ia berhati besar dan murni, salah satu alasan kenapa Mew sangat menyukai darahnya dan juga dirinya.
Aktivitas memandangi Gulf kini harus terhenti saat Gulf menggeliat lagi untuk melepaskan dirinya dari dekapan milik Mew, salah satu tangannya mengusap pelan matanya yang masih belum terbuka sempurna itu.
"Eum? Dad? Apa Daddy akan bangun sepagi ini biasanya?" ujar Gulf pelan, nyawanya masih belum terkumpul.
"Hmm, Aku selalu bangun pagi, aku rasa aku cukup senang dengan kebiasaanku yang ini."
"Kenapa?" tanya Gulf polos.
Mew menggeleng pelan "Tidak ada, kalau begitu cepat bangun dan bersiap, aku menunggumu di ruang makan" Mew beranjak pergi dari kamar tersebut.
Meninggalkan Gulf yang masih dalam posisi duduk.
🌻🌻🌻
30 Menit Kemudian
Mew dan Gulf sudah berada di ruang makan, seperti biasa, tidak ada banyak percakapan disana hanya dentingan alat makan serta piring yang memenuhi ruangan itu.
Gulf menghentikan aktivitasnya sejenak, Ia menarik nafasnya perlahan dan berakhir hanya menatap piring di hadapannya.
"Ada apa, Kana? Apa ada yang ingin kamu sampaikan? Katakanlah.." tanya Mew, Ia tahu hanya dari raut wajah Gulf yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu.
"Eum tidak dad, sepertinya bukan ide yang baik." sangkal Gulf.
"Bagaimana aku tahu jika itu bukan ide yang baik? Kamu bahkan belum mengatakannya."
"Aku bosan, dad. Lukaku juga sudah sembuh sepenuhnya, sebenarnya aku hanya ingin keluar, kembali merasakan hiruk pikuk keramaian kota. Aku... aku hanya bosan disini."
"Kamu bosan bersamaku?" tanya Mew kembali.
"Tidak! Bukan itu, dad! Aku tidak bosan menghabiskan waktu dengan daddy. Hanya saja..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Doesn't Feel✔
VampireDunia terserang virus mematikan dimana virus hanya menyerang manusia yang umurnya berada di angka 18 hingga 18 keatas. Gulf Kanawut Traipipatanapong, Ia merupakan seorang pemuda dari panti asuhan ditengah kota, hidup apa adanya dengan adik-adik kec...