Happy Reading🌠
.
.
."Baik, selanjutnya" ujar pria berjas putih, perarakannya seperti dokter dengan rambut putih.
Gulf keluar dari ruangan pemeriksaan itu, Ia segera menghampiri adik-adiknya dan Win yang tengah duduk disana.
"Kamu mendapat warna apa?" Win bertanya pada Gulf, selesai pemeriksaan tinggi dan berat, dokter itu akan memberikan sebuah tanda bewarna merah atau hitam ke masing-masing anak.
"Hitam, kalian?" jawab Gulf sembari menunjukkan gelang bewarna hitam di tangannya.
"Aku hitam. Love, Prim, dan Jimmy, Drake, mendapat warna hitam, hanya Ramida yang merah." sahut Win.
"Sebenarnya ini untuk apa? Kenapa kita diberi gelang berbeda warna?" tanya Gulf, Ia meneliti setiap bagian dari gelang itu, tidak ada yang aneh, hanya gelang tipis bewarna hitam.
"Aku juga tidak tahu," sahut Win acuh.
"MOHON PERHATIAN UNTUK SEGERA BERKUMPUL, DAN BARISLAH SESUAI GELANG YANG KALIAN DAPAT!" perintah salah satu bawahan berjas hitam.
"Kita akan tahu sebentar lagi, sepertinya" Ia lalu berjalan duluan didepan Gulf serta adik-adiknya.
"hiks... hikss... huaaa... Ram... nggak mau gelang... hiks merah... ingin bersama Phi Gap dan Phi Win dan yang lain... hiks" Jane menarik-narik gelang merahnya, namun ternyata susah sekali untuk dilepas, Ia tidak ingin terpisah dari Phi-phi kesayangannya.
Gulf meraih tubuh Ramida, Ia menyamakan tingginya dengan anak berambut ikal itu, mengelap air mata yang menuruni mata indah milik Ramida.
"Ini cuman gelang, sayang. Kita tidak akan berpisah, kamu akan tetap bersama Phi dan yang lainnya, sekarang kamu baris dulu ya, nanti Phi akan jemput lagi dibarisan Ramida, oke?" Gulf menenangkan adiknya, Ramida lalu mengangguk lalu berjalan pelan-pelan menuju barisan gelang merah.
Setelah itu Gulf menyusul Win dan yang lainnya yang sebelumnya telah berlalu mendahuluinya.
Win menepuk pelan pundak Gulf "Aku merasa gelang ini bukanlah hal biasa"
"Apakah kamu punya ide akan hal ini, Win?"
Win terlihat berpikir, kemudian raut wajahnya berubah "Apakah dokter disana menanyai riwayat penyakitmu?"
"Heum? Kurasa iya, selesai mengukur berat badan mereka juga melakukan pemeriksaan kesehatan." balas Gulf tidak kalah bingung, ditengah keadaan yang membingungkan tersebut lagi-lagi perintah dari para pria berjas hitam itupun kembali terdengar.
"MULAI HARI INI, YANG MEMILIKI GELANG BERWARNA HITAM AKAN TINGGAL TERPISAH DENGAN YANG MEMILIKI GELANG BERWARNA MERAH! DIHARAPKAN BAGI GELANG YANG BERWARNA MERAH SEGERA MENGEMASI BARANG-BARANGNYA, MALAM INI KALIAN AKAN DIPINDAHKAN, SEMENTARA UNTUK GELANG HITAM, KALIAN AKAN TETAP MENEMPATI CONDO! MENGERTI?!" titah Joss.
Win dan Gulf berpandangan satu sama lain, itu berarti mereka akan berpisah dengan Ramida, tidak! ini tidak boleh terjadi.
Win tanpa pikir panjang langsung menerobos ke barisan depan, Ia berdiri paling depan dari anak-anak yang lain.
"Aku tidak setuju! Di sana ada adik kami! Kami tidak akan berpisah dengannya!" ujar Win meninggikan suaranya serta menunjuk barisan gelang merah disana.
Gulf terbelalak kaget, pegangan Win dibahunya terlepas begitu saja, Ia dapat melihat jelas Win yang menerobos barisan dan langsung maju untuk menyuarakan ketidaksetujuan.
Joss menyeringai, Ia mendekati Win perlahan, Win dapat melihat warna mata Joss yang merah menyala serta bekas-bekas darah yang masih menempel di sekitar bibir miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Doesn't Feel✔
VampireDunia terserang virus mematikan dimana virus hanya menyerang manusia yang umurnya berada di angka 18 hingga 18 keatas. Gulf Kanawut Traipipatanapong, Ia merupakan seorang pemuda dari panti asuhan ditengah kota, hidup apa adanya dengan adik-adik kec...