Chapter 4 {permintaan}

4.4K 563 44
                                    

"Akhirnya kamu datang juga... milikku yang berharga." suara bariton khasnya langsung menusuk pendengaran Gulf, seluruh tubuhnya meremang, Ia mendongak dan kedua mata hazelnya bertemu dengan mata merah darah dari seorang dihadapannya ini.

Gulf langsung memutus kontak matanya dengan Mew, perlahan Ia mundur sedikit kebelakang membuat jarak dengan orang didepannya ini.

"Jadi... siapa namamu, anak manis?" tanya Mew.

Gulf menunduk, kepalanya tidak sanggup didongakkan keatas, suasana diruangan ini sungguh menakutkan, apakah Ia memilih pilihan yang tepat?

"Hey, aku bertanya kepadamu? Aku tidak akan menyakitimu" Mew mencoba meyakinkan Gulf, benar kata Joss, anak 15 tahun dihadapannya ini memiliki aura yang berbeda, Mew menyukainya dan menginginkannya.

"Gu-Gulf Kanawut, Tuan" jawab Gulf.

Mew kembali duduk di kursi singgasananya.
"Gulf Kanawut. Nama yang indah. Aku yang mengirim undangan kepadamu, aku yakin kamu telah membacanya..."

"Be-benar tuan"

Mew mengetuk-ngetukkan kedua jarinya, matanya sama sekali tidak bisa berpaling dari sosok indah dihadapannya ini.

"Seperti yang tertera di undangan itu, kamu hanya perlu menemaniku, dan aku akan memberikan apapun yang kamu minta." jelas Mew yang membuat Gulf perlahan menatap kearahnya.

"Sa-saya setuju tuan, saya akan menemani tuan." Gulf mengangguk kecil, membuat Mew menyeringai namun segera memperbaiki raut diwajahnya.

"JOSS!" panggil Mew dari dalam ruangan itu, tidak lama kemudian Joss pun datang.

Gulf terkejut melihat Joss ada disini, Apakah Ia akan disakiti? Namun, ternyata Joss membungkukkan badannya seolah patuh, Ia melihat Mew dan Joss bergantian, beruntunglah Joss merupakan bawahan Mew.

"Siapkan makan malam sekarang! Aku akan makan bersama dengan Gulf, cepat!" titah Mew kepada Joss.

Setelah memberi perintah itu Joss pun pergi, tersisalah Mew dan juga Gulf didalam ruangan itu.

"Kamu tinggal bersama siapa disini?"

"Saya tinggal bersama teman saya dan juga adik-adik saya, tuan" jawab Gulf.

"Aku dengar kemarin kamu menyelamatkan temanmu yang akan dibunuh oleh Joss, apa berita itu benar?" tanya Mew kembali.

Jantung Gulf berdegup kencang, Sial!

"Be-benar tuan, dia teman saya satu-satunya, sa-saya tidak bisa kehilangan dia" Gulf menjawab dengan gagap.

"Hmm seperti itu, kalau begitu datanglah kesini sesering mungkin, maka bukan hanya perlindungan yang kamu dapat dariku, tapi semuanya akan kamu dapatkan, apapun yang kamu minta, akan aku kabulkan, bagaimana?" Mew mencoba bernegosiasi dengan Gulf, Ia ingin melihat miliknya sesering mungkin.

Walaupun Gulf terlihat menimang keputusannya, Ia memberikan jawabannya dengan cepat.

"Ba-baiklah tuan, saya akan mengunjungi tu-tuan sesering mungkin" final Gulf.

Mew kembali turun dari singgasananya, membawa Gulf menuju ke meja makan untuk melakukan makan malam mereka bersama, setelah makan malam Gulf pun akhirnya pamit pulang, karena Ia tidak ingin Win dan adik-adiknya mengkhawatirkannya.

"Tunggu." ujar Mew, Gulf kembali duduk di kursi makannya, menunggu apa yang akan Mew katakan padanya.

"Terimakasih karena telah menemaniku, sesuai perjanjian, apa yang ingin kamu minta dariku, Gulf?"

Love Doesn't Feel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang