Chapter 22 (i love you 2.2)

2.4K 301 76
                                    

Happy Reading🌠
typo? tell me in comment yaa!
.
.
.

Sesekali Mew mengigit bibir bawah Gulf yang membuat Gulf kesakitan namun Ia masih ingin dan ingin merasakan sensasi ini, Ia terus bermain dengan lidah Gulf dengan dan juga mengabsen setiap deretan gigi-gigi milik Gulf serta melumat dengan posesif, pagi itu mereka habiskan lagi-lagi dengan perlakuan manis dari seorang Mew dan kesabaran Gulf dalam mengikuti permainannya Mew, yang kali ini tentunya tanpa paksaan dan kekerasan.

•••
Setelah adegan panas tadi kini keduanya telah mengambil posisi ternyaman di atas tempat tidur milik Gulf.

Mew memeluk perut Gulf dengan erat, indra penciumannya beberapa kali menangkap aroma Gulf dari tengkuk milik Gulf, sedangkan Gulf asik memainkan jari-jemari Mew yang terlihat lebih besar dari jari-jari milik Gulf yang kini tengah melingkari perut Gulf dengan sempurna.

"Apa ada yang menarik dengan jari-jariku, Kana?" tanya Mew berbisik tepat di telinga Gulf.

Gulf mengangguk perlahan "Eum... iya! Jari-jari daddy terlihat sangat besar bila dibandingkan dengan milikku" Gulf menyatukan telapak tangan miliknya dengan milik Mew, Ia membalikkan badannya menjadi posisi terlentang sembari menunjukkan kedua tangan mereka yang telah menyatu.

"Lihat! Tangan daddy sangat besar tapi disatu sisi Kana bisa merasakan kalau tangan daddy bisa terasa sangat dingin" keluh Kana sembari memberikan tatapan sedikit khawatirnya.

"Apa daddy kedinginan? Hidup dengan tubuh vampire tidak nyaman untuk daddy?"

Mew menggeleng, rasanya Ia akan menyesal jika tidak melihat sisi khawatir milik Gulf, saat merasa khawatir kepada Mew, Gulf selalu menghujani Mew dengan banyak pertanyaan yang sebisa mungkin bisa Ia cari tahu jawabannya. Sangat gemas, satu kata yang terlintas di benak vampir dengan perawakan 30 tahun ini.

"Dulu daddy merasa tidak nyaman hidup di tubuh seperti ini, tubuh yang bisa saja melukai seseorang dengan mudahnya hanya untuk bertahan hidup, atau sekedar untuk memuaskan nafsu darahnya saja, tapi sekarang hidup dengan tubuh apapun tidak masalah, karena ada Kana. Kana yang akan menghangatkan daddy, bukan? Daddy tidak perlu khawatir kedinginan lagi, jangan memikirkan hal seperti itu" jelas Mew dengan lembut.

Kedua pipi menghangat mendengarkan penuturan yang dikeluarkan oleh Mew, bukan hanya pipinya namun relung hatinya pun ikut merasakan hangat yang menjalar hanya karena penuturan barusan.

Gulf melepaskan genggaman tangannya, kedua tangan kecilnya menangkup wajah Mew, menatapnya dalam saat kedua mata mereka dengan warna siluet yang berbeda bertemu.

"Apakah daddy merasa lebih hangat? Kana bisa memberikan berapa banyak hangat yang daddy butuhkan" ujar Gulf sembari terkekeh.

Membuat tatapan mata Mew melembut seketika, Ia menerima aliran hangat dari kedua tangan kecil Gulf yang tengah menyentuh wajahnya dengan menaruh telapak tangannya diatas punggung tangan Gulf.

"Benarkah? Kalau begitu jangan dilepaskan, kamu tidak diizinkan untuk melepasnya tanpa perintah dariku" jawab Mew seolah sedang memberikan sebuah perintah untuk Gulf.

Gulf menyipitkan kedua matanya, masih menatap kedua siluet merah yang kini menjadi atensi utamanya.

"Kana tau, itu artinya daddy tidak akan membiarkan Kana melepasnya kan?" kekeh Gulf.

Love Doesn't Feel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang