Happy Reading🌠
typo? bilang sajaa!
.
.
."INI SEMUA SALAHMU, KAU TAHU KAU TIDAK PANTAS MENDAPATKAN INI PHI! BAHAGIA?! KAU PIKIR APA TUJUANKU KEMARI? MELIHAT KAU DAN TERNAKMU MELAKUKAN PERTUNJUKAN EROTIS DIDEPANKU? JANGAN BERHARAP, SEBELUM KAU MELAKUKAN ITU AKU INGIN MELAKUKANNYA! AKU INGIN MELIHAT KEPUTUSASANNYA MU PHI!" Bright juga ikut tersulut emosi, tanpa disadari apa yang selama ini Ia sembunyikan akhirnya Ia ucapkan
•••
Mew habis kata mendengar penuturan yang Bright ucapkan barusan, salah satu tangannya sudah terkepal dengan kuat lalu memukul pipi Bright dengan keras sehingga membuat sudut bibir milik Bright mengeluarkan darah segar.
"Tadinya aku sangat menghormatimu sebagai adikku,Bright. Sebesar apapun rasa kebencianmu, aku akan menghormatimu, tapi jika kamu melecehkan Kana mulai detik ini aku yang akan membuat hidupmu ada ditanganku." Mew memperingatinya. Tidak ada perkataan marah, Ia sudah cukup marah hingga saat ini Ia hanya mengeluarkan hawa dingin yang mencekam.
Mew membalikkan badannya tegas, membiarkan Bright masih dalam posisi tersungkurnya sembari mengusap sudut bibirnya yang terluka.
"JOSS!" panggil Mew tegas.
Joss dan juga beberapa pengawal lainnya segera masuk dan memberi hormat kepada Mew.
Dapat Joss rasakan bahwa saat ini Mew tidak dalam keadaan yang baik untuk diajak bicara.
"Iya, tuan? Ada yang Tuan perlukan?" tanya Joss sembari membungkuk.
"Bawa dan siksa dia, jangan biarkan dia menghirup udara atau bernafas lega sekalipun! Cepat!" titah Mew tanpa ekspresi, Joss dan beberapa pengawal kebingungan dengan perintah yang Mew keluarkan barusan, mereka sedikit ragu dan mengangkat kepalanya untuk memastikan perintah tegas dari Mew.
"Tu-tuan tapi..." sanggah Joss yang langsung di balas tatapan tajam dari siluet merah, Mew maju beberapa langkah kearah Joss dan menarik kerah baju Joss yang tengah Ia kenakan.
"Apa aku harus menyiksamu terlebih dahulu, Joss?" ucap Mew mengintimidasi.
Beberapa peluh mulai mengalir dari kening Joss, Ia memutus kontak mata dengan Mew sesegera mungkin, kemudian mengangguk patuh.
"Baik tuan! Laksanakan! Cepat bawa dia!" ujar Joss kepada beberapa pengawal itu, dengan segera mereka membawa Bright meninggalkan ruangan itu dan meninggalkan Mew sendirian disana.
Mew berdecih di dalam lubuk hatinya Ia merasa bersalah, sangat bersalah, Ia tidak pernah merasa segagal ini, gagal dalam melindungi orang yang menurutnya sangat berharga.
Padahal Kana-nya merupakan sosok yang sangat lemah dan hanya Mew yang sudah di percayai oleh Gulf untuk melindunginya, namun kali ini Mew gagal, Ia membiarkan Gulf merasakan hal seperti itu lagi, dan yang paling Ia sesali adalah Ia tidak ada disana untuk mencegah semua itu terjadi.
Mew memijat pelipisnya yang terasa sakit seraya meredamkan emosinya yang hampir menguasai dirinya sendiri, setelah tenang, Ia bergegas kembali ke kamar milik Gulf. Ia meninggalkan Gulf tanpa sepatah katapun.
Ia membuka pintu kamar secara perlahan, pemandangan yang pertama kali Ia lihat adalah wajah tertidur milik Gulf. Ia mendudukan dirinya di sisi tempat tidur yang kosong, menatap wajah indah milik Gulf yang kini ada sisa air mata yang masih tertinggal disana.
Mew membersihkan bekas air mata itu, kemudian Ia mencium singkat kelopak dan juga kening milik Gulf dengan sayang.
Gulf menggeliat menyamankan dirinya sendiri, tanpa disadari selimut yang menutupi area lehernya sedikit terbuka membuat Mew melihat ruam-ruam merah yang membekas akibat permainan Bright tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Doesn't Feel✔
VampirosDunia terserang virus mematikan dimana virus hanya menyerang manusia yang umurnya berada di angka 18 hingga 18 keatas. Gulf Kanawut Traipipatanapong, Ia merupakan seorang pemuda dari panti asuhan ditengah kota, hidup apa adanya dengan adik-adik kec...