Chapter 2 {Mew}

4.9K 633 24
                                    

Happy Reading🌠
.
.
.

"Selamat datang, di Dunia Vampire."

Tubuh Gulf meremang dari kepala hingga kaki, Ia menatap Win takut-takut, begitupun Win.

"Sekarang kalian bisa ikuti kami, kami akan memberikan tempat tinggal untuk kalian" ujar Pria berjas hitam.

Gulf berjalan beriringan dengan adik-adiknya serta Win, kedua tangannya tidak henti-hentinya menenangkan adik-adiknya yang mengisyaratkan ketakutan dimata mereka.

Hingga akhirnya mereka berhenti di kota besar, kota yang mengelilingi kastil besar di tengahnya, para pria itu membawa mereka kesebuah bangunan megah yang memiliki banyak jendela, setidaknya mereka masih tinggal bertetangga dalam 1 atap.

Para pria berjas hitam, membagi sebuah kamar, mungkin lebih tepatnya sebuah condo kecil untuk mereka dan anak-anak lainnya dan membicarakan beberapa aturan ketat di kota ini.

Di Kamar..

"Apa kamu merasa aneh dengan kota ini? Maksudku... orang-orang disini selain kita..." tanya Gulf ragu.

"Kau mendengarnya bukan? Om-om berjas itu bilang ini dunia vampire" sahut Win.

"Jadi maksudmu semua yang ada disini vampire?"

"Kurasa iya, tidak akan mungkin ada manusia dewasa yang menempati tempat ini, mereka sudah mati disana."

"Apa maksudnya dengan ternak? Apa kita akan di jadikan makanan mereka?" bisik Gulf kepada Win, Gulf teringat perkataan pria berjas hitam tadi, bahwa anak-anak disini akan di jadikan ternak.

Win mengendikkan bahunya, sejujurnya Ia takut, sangat takut. Tapi Ia tidak boleh menjadi pengecut, mereka semua mengandalkan Win dan Win harus membantu Gulf menghilangkan rasa ketakutan itu.

"Mereka bukan kanibal, menurut buku fiksi yang aku baca, mereka hanya meminum darah" ujar Win.

Gulf melotot kearah win, menatap kearah anak-anak yang tengah menatap mereka ketakutan, apa mereka mendengar semuanya?

"Bisakah kamu mengecilkan suaramu? Ingatlah disini masih ada adik-adik kita" kesal Gulf.

Win mengangguk paham "sorry, harusnya aku melihat keadaan dulu" Gulf membalasnya dengan anggukan.

Gulf beranjak dari posisinya, mendekati adik-adiknya yang tengah ketakutan, Ia berjongkok, menyamakan tingginya dengan adik-adiknya.

"Katakan pada Phi, apa kalian takut?" tanya Gulf sembari tersenyum tipis.

Mereka semua mengangguk berbarengan.

Gulf menghela nafasnya kecil.

"Phi yakin, tidak akan ada hal yang menyakiti kita, selama ada Phi Gulf dan Phi Win... benarkan P'Win?" Gulf menatap Win, meminta Win untuk mengangguki pertanyaannya.

"Tentu saja, kita semua akan aman-aman saja disini, tidak ada yang perlu kalian takuti"  balas Win.

"Nah sekarang sudah hampir tengah malam, bagaimana jika kita tidur? Apa ada yang ingin mendengar dongeng Phi sebelum tidur?" tanya Gulf kepada adik-adiknya, Gulf sangat hangat, bahkan kehangatannya membuat adik-adiknya sedikit melupakan kejadian mengerikan tadi.

"Aku ingin dongeng Phi Gap!"

"Aku juga akuu!!"

"Aku mau mendengarkannya sembari Phi Gap mengelus rambutku"

Gulf tersenyum manis, Ia mengantar adik-adiknya ke kamar untuk memberikan dongeng pengantar tidur.

Sebelum masuk ke kamar, Ia menatap Win.

Love Doesn't Feel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang