Happy Reading🌠
.
.
."Dasar orang-orang tidak berguna! Bersihkan mayat busuk ini, dan jangan meninggalkan noda sekecil apapun jika kepala kalian ingin aman!" Mew beranjak berdiri, berjalan menuju pintu keluar, sedangkan penjaga di sana memberi akses jalan untuk Mew, tidak berani bersentuhan langsung dengan Mew.
CKLEK
"P'Eye, aku sudah memi..." ujar Gulf sembari menaruh kembali gelas nya di nakas, kedua matanya reflek melihat saat pintu di buka.
"Kana" Matanya membola begitu mendengar panggilan itu, Ia memalingkan wajahnya ke arah manapun, asal tidak melihat sosok tersebut.
"Kana, lihat aku." ujarnya sekali, kini Ia duduk sisi tempat tidur yang kosong, menunggu Gulf berbalik ke arahnya.
Gulf terdiam, Ia meremat erat ujung pakaiannya, kedua matanya terpejam berusaha melupakan apa yang sosok itu lakukan kemarin malam.
"Pe-pergi saja, pa-panggilkan P'Eye." lirih Gulf pelan.
"Aku tidak akan menyakitimu" tangan Mew terulur, berusaha menggapai lengan milik Gulf.
"Aku... tidak... hiks... jangan... siksa... a-aku... lagi" isak Gulf sembari menghempas pelan tangan milik Mew.
"Kana, dengarkan aku!" titahnya.
Gulf menggelengkan kepalanya keras "Tidak... jangan... hiks... hiks"
Tanpa aba-aba Mew langsung mencengkram salah satu tangan milik Gulf, karena Gulf yang tiba-tiba memberontak membuat dirinya mau tidak mau mengurung Gulf dalam cengkramannya.
"Kau ingin mendengarkanku atau tidak, Kana?" ujarnya dingin, intonasi dari bariton itu membuat siapapun tidak dapat berkutik, tidak terkecuali Gulf.
Kedua tangan milik Gulf Ia tahan dengan kedua tangan miliknya, Mew dapat melihat seluruh wajah dari Gulf, tatapan ketakutan yang teramat saat Mew menelusuri lebih dalam di mata milik Gulf.
Bibir Gulf terasa kelu, sudah cukup. Ia sudah tidak mau, namun tenaganya tidak cukup sebanding dengan Mew, membuat Ia menggigit bibirnya keras hingga berdarah dengan kedua mata yang lagi lagi terhiasi dengan air mata miliknya.
Ia lelah menangis, luka di dalam dirinya maupun luka yang berada di luar dirinya seakan mencuat keluar, kenapa Ia selalu hidup dalam penderitaan sekarang, mengapa Ia tidak bisa menggapai kebebasan lagi, hidupnya sekarang dipegang oleh sosok "vampire" yang tetap mempertahankannya sebagai seorang "ternak".
Semenjak kemarin, setelah Ia merasa Mew mulai memperlakukannya seperti manusia, berbicara dengan intonasi yang belum pernah Gulf dengar sebelumnya, Ia menjadi sedikit takut akan kematian, padahal sebelumnya Ia sangat menginginkan itu, entah rasa sakit semenyakitkan apapun dulu Ia menginginkannya, berbagai cara untuk mati, namun kenapa? Kenapa di saat Ia mencoba untuk kembali takut dengan kematian, sosok di depannya ini selalu memberikan penderitaan kepadanya.
Memang benar kata orang, tidak ada yang bisa kau percayai selain dirimu sendiri, sadar atau tidak sadar Gulf dapat mengatakan bahwa Gulf telah percaya pada Mew, yang membuatnya terjerembab lebih dalam ke dalam kurungan yang telah Mew buat.
Mew mendekatkan wajahnya, pipinya dengan pipi milik Gulf hampir bersentuhan, hanya beberapa inci lagi, salah satu tangannya yang Ia pergunakan untuk mencengkram tangan milik Gulf Ia kendurkan, lalu turun menuju bibir Gulf yang terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Doesn't Feel✔
UpířiDunia terserang virus mematikan dimana virus hanya menyerang manusia yang umurnya berada di angka 18 hingga 18 keatas. Gulf Kanawut Traipipatanapong, Ia merupakan seorang pemuda dari panti asuhan ditengah kota, hidup apa adanya dengan adik-adik kec...