Chapter 19 {bad feeling}

2.5K 334 71
                                    

Happy Reading🍯
kalo ada typo/penulisan bilang ya!💗
.
.
.

"Kau melupakan ternak berhargamu, P'Mew. Silahkan nikmati makan malam mu dengan tenang dan Ia akan kupastikan menjadi milikku malam ini." monolog kepada dirinya sendiri, lidah merah mudanya mulai bermain - main membasahi bibir nya yang mulai ingin merasakan bersentuhan dengan bibir manis milik Gulf.

Tangan kirinya mengunci pergerakan dari lengan kiri milik Gulf. Bright mengulum ciuman pelan namun nafsu birahinya mendesaknya untuk melakukan lebih, disisi lain jari-jari tangan kanannya sibuk bermain di wajah indah milik Gulf, kedua matanya terus terpejam menikmati apa yang Ia lakukan sekarang, seperti permainan yang Ia mainkan atas nafsu erotisnya.

Tidak heran kenapa Mew begitu menjaga dan melindungi Gulf agar tidak di sentuh orang lain selain dirinya sendiri.

"Kau memang egois, Phi" lagi-lagi Bright berbisik kepada dirinya sendiri, Ia jatuh cinta dengan keindahan wajah serta lekukan tubuh indah dari Gulf, dan yang paling Ia inginkan adalah mencicipi darah milik Gulf.

"Siapa sangka bahwa P'Mew bisa mendapatkan ternak semenarik ini... Kau selalu membuatku iri P'Mew." gigi- gigi Bright berdecit seiring rasa kesal yang Ia keluarkan. Kakaknya selalu mendapatkan apa yang tidak pernah Ia dapatkan.

Kekuasaan, kekuatan, ataupun Istana miliknya sendiri, Ia memiliki peran yang penting hingga semua orang tunduk kepadanya, Bright menyimpan kebencian ini bertahun-tahun karena Ia tahu sekuat apapun Ia mencoba Ia tidak akan pernah bisa selangkah di depan Mew, dan Ia bahkan sudah tahu hal itu. Tapi hari ini tidak lagi, Ia sangat menginginkan keputusasaan dari Mew saat ternaknya yang berharga menjadi miliknya malam ini.

Bright pindah posisi ke leher Gulf, terus menghisap dan memberi gigitan kecil disana membuat Gulf meringis dan langsung terbangun dengan posisi Bright menindihnya.

"Akh... Dad... sa... sakit" ringis Gulf dalam keadaan setengah sadar, Ia mencoba memperjelas pandangannya, kedua pupilnya membesar melihat bahwa sosok yang berada di atasnya saat ini bukanlah Mew melainkan Bright.

"Tu-tuan... Bright?! Akh... le-lepaskan! kumohon... lepaskan!"

"Oh? Apakah kesayangan Phi ku sudah bangun? Apa aku terlalu kasar kepadamu, Kana?" Pergerakan Bright tidak melonggar, Ia hanya berhenti melakukan aksinya lalu menatap Gulf dengan kagum.

"Kau sangat manis, bisakah aku mencicipimu lebih dari ini hm?"

Ia mulai mendorong kasar bahu dan juga genggaman kuat Bright agar menjauh dari lehernya namun Bright menekan gravitasi kasur dengan kedua tangan beruratnya membuat Gulf semakin kesulitan melepaskan jeratan dari Bright.

"LEPASKAN... SAYA... TUAN!! DI-DIMANA DADDY?! LEPASKAN!" teriak Gulf histeris. Sial! Bright semakin mengunci pergerakan dari berontakan Gulf, membuat Gulf tidak dapat menyingkirkan Bright dari tubuhnya.

Air matanya terus mengalir, bukan ini yang dia inginkan, Ia tidak ingin di lecehkan lagi, tidak dengan orang lain. Ia menggigit kuat bibirnya hingga mengeluarkan sedikit darah segar disana, dadanya terasa sesak mengetahui bahwa saat ini Mew tidak ada didekatnya, Ia menginginkan Mew.

"Dad.. daddy... hiks... sakit... tolong hentikan... Tu-tuan Bright... hiks"

"Lakukan lagi, Kana. Serukanlah namaku, saat ini P'Mew sedang tidak ada untuk melayanimu, jadi boleh aku yang menggantikannya?" ujar Bright seraya mengusap air mata yang kini mengalir dari mata indah milik Gulf.

Hanya Mew yang boleh memanggilnya dengan panggilan Kana dan sekarang panggilan itu sudah terdengar dari mulut orang lain.

"Hen... hentikan! Da... daddy... tolong"

Love Doesn't Feel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang