Chapter 10 {perintah}

4.2K 481 40
                                    

Happy Reading🌠
.
.
.

Semuanya baik-baik saja tuan, Ia memang sempat shock karena traumanya kembali, namun Ia sudah tenang, sebentar lagi Ia akan siuman, tuan. Untuk luka-lukanya tidak ada yang serius, saya sudah memperbannya kembali. " jelas sang dokter.

Mew berjalan keluar menuju ruangan singgasananya, ekspresinya sulit dijelaskan, bahkan beberapa penjaga yang menjaga tiap-tiap ruangan merasakan hawa menyeramkan yang keluar dari dalam diri milik Mew, yang dapat membuat mulut mereka bungkan seketika.

"JOSS, PANGGIL SEMUA PENJAGA, DAN BERKUMPUL SEKARANG JUGA DI RUANGANKU!" teriak Mew kepada Joss yang ada hadapannya.

Joss sempat terkejut karena merasakan aura menyeramkan menyeruak di ruangan ini, namun Ia segera menunduk patuh dan memerintahkan agar semua penjaga menuju ke ruangan Mew.

Semua penjaga istana kini tengah berkumpul, Mew masih memejamkan kedua matanya namun kedua tangannya terkepal kuat di lengan kursi singgasana.

"Apa kalian tahu apa kesalahan kalian?!"

Mereka semua bungkam, Apa ini ada hubungannya dengan...

"APA KALIAN TAHU APA KESALAHAN KALIAN SEMUA?! APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?! APA AKU MEMPERKERJAKAN KALIAN UNTUK BERSANTAI! BRENGSEK!" Mew memukul kuat lengan kursi singgasananya dengan kepalan tangannya.

Mew benar-benar murka, walaupun segala sudut ruangan telah terisi oleh penjaga namun tidak ada satupun dari mereka yang dapat menghilangkan aura menyeramkan ini, mereka sepenuhnya patuh.

"AKU SUDAH PERNAH MEMERINTAHKAN KALIAN, PERKETAT PENJAGAAN ISTANA, DI SAAT AKU ADA DI ISTANA ATAUPUN TIDAK! APA KALIAN SEMUA TULI?!"

"... KALIAN BAHKAN LEBIH DARI SATU, NAMUN ANAK BERUMUR 17 TAHUN SUDAH BISA LEPAS DARI PENJAGAAN KALIAN?! APA KALIAN BEKERJA DISINI UNTUK MATI DITANGANKU?!" suara Mew bahkan menggema di seluruh ruangan.

"Tidak tuan!" jawab mereka semua serempak.

Mew menghela nafasnya perlahan, Ia mengambil gelas kaca yang telah terisi darah guna menenangkannya, kenapa Ia harus semarah ini, Ia sendiri juga tidak tahu, Ia hanya merasa harus marah!

"Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi, atau kepala kalian semua taruhannya!" Mereka menunduk serentak, tidak ada yang berani mengangkat kepala mereka sebelum mereka meninggalkan ruangan tersebut, karena perintah Mew adalah hal yang mutlak.

🌼🌼🌼

Perawat yang menjaga Gulf beberapa hari lalu tengah membasuh tubuh Gulf dengan air hangat, karena Gulf belum dapat bergerak banyak.

Gulf sudah sadar sedari tadi, Ia masih diliputi rasa takut akan kejadian lalu, sesekali bahkan Ia mengkerutkan keningnya dan memejamkan matanya karena pikiran tersebut muncul tiba-tiba, Ia merasa akan susah tidur nanti malam.

CKLEK...

"Tu-tuan?" Gulf dan Perawat itu tersentak kaget, melihat Mew lah yang masuk kedalam kamar tersebut.

Gulf memundurkan dirinya, mencari jarak dengan Mew, sedangkan perawat itu tetap pada posisinya.

Dengan gerakan tiba-tiba Mew mencekik perawat itu hingga kini posisinya menjadi berdiri.

Gulf kaget setengah mati, kedua bola matanya bahkan membesar melihat kedua kaki perawat itu sudah tidak menapak pada lantai, yang berarti Mew mencekiknya dengan sangat keras.

Love Doesn't Feel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang