Chapter 12 {Daddy or Devil?}🔞

4.9K 475 47
                                        

warning🔊•

ada sedikit adegan kekerasan di chapter ini, bijak dalam membaca~

Happy Reading🌠
.
.
.

Seorang pemuda tengah bergelung selimut dengan nyamannya, sesekali Ia menggeliat menyamankan posisi tidurnya agar semakin lelap.

Jam di sebelah nakas tempat tidurnya menunjukkan bahwa ini hampir pukul 2.30 pagi.

Suasana sunyi serta penerangan di kamar itu sudah sepenuhnya menjadi gelap, tidak ada tanda-tanda seseorang akan bangun di jam subuh begini.

BRAKKKKK!!!

Namun semua itu salah, Pemuda itu, Ia Gulf yang tersentak kaget lalu membuka matanya perlahan, cahaya remang-remang dari sudut pintu yang terbuka setengah memaksanya untuk beradaptasi dari ruangan gelap ke cahaya terang.

Disana berdiri sosok yang kemarin datang ke kamarnya, bersikap lembut padanya, bahkan memintanya memanggil dengan sebutan lain, yaitu "Daddy" kini berdiri meremas kedua tangannya, sembari berjalan menuju tempat tidur Gulf.

Gulf menatap ke arah kiri dan kanannya, berusaha berpikir mengapa Mew datang ke kamarnya subuh begini. Ia menatap Mew yang kini hanya terlihat siluet merah dari matanya, siluet merah itu menyala, bukan siluet merah yang kemarin Ia lihat saat Mew berbicara baik padanya,membuat tubuh Gulf sepenuhnya merinding hebat, mencoba menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya.

Ia menghembuskan nafasnya perlahan, meyakinkan dirinya bahwa tidak ada yang perlu Ia takuti. Mew tidak semenakutkan itu, bahkan Ia berbicara seperti biasa dengan Gulf, kemarin dan juga hari-hari sebelumnya.

"Da-daddy?" cicit Gulf pelan, Mew bahkan tidak menjawab atau menunjukkan gerakan lain selain terus berjalan menuju Gulf.

"Da-daddy, apa yang da-daddy lakukan, ini masih jam setengah tiga pagi" ujar Gulf takut, Ia memundurkan tubuhnya ke belakang, namun Ia sudah mencapai senderan ranjang miliknya.

Mew berdiri tepat di depan ranjang milik Gulf, menatap Gulf yang tidak bergeming dari posisinya.

Ia membasahi bibir bagian atasnya dengan lidahnya lalu bergantian dengan bibir bagian bawahnya, lalu menggigitnya keras, membuat sudut bibirnya terluka, deru nafasnya semakin lama semakin dalam tempo yang cepat, seperti menatap Gulf dengan tatapan lapar dan hendak memburunya.

"Aku... AKU TIDAK TAHAN!" Mew berteriak membuat Gulf tersentak untuk kedua kalinya, Mew menaiki ranjang dengan kasar, bunyi decitan dan suara deret ranjang terdengar dengan jelas, Mew menindih tubuh Gulf sehingga Gulf kembali ke posisi tidurannya.

"DAD!" Gulf berteriak reflek, mencoba melepaskan kurungan tubuh Mew yang kini mempersempit ruang geraknya.

"Ap-apa yang Daddy lakukan?! Lepas! LEPASKAN!" Gulf memberontak, namun Mew malah memegang rahang Gulf lalu menolehkannya paksa ke arah kiri.

"JANGAN! KUMOHON HIKS... JANGAN...AKKKHHH! LEPASKAN!

Mew mendekatkan dirinya menuju leher Gulf yang sudah terakses untuk dirinya, tersenyum miring tanpa perasaan, memamerkan gigi taring tajamnya yang kini dapat Gulf lihat dengan jelas melalui lirikan matanya yang tengah membendung air mata di pelupuk matanya, Ia akui Ia sungguh takut, Ia tidak mau berhadapan dengan Mew versi ini, menyeramkan dan hanya membuka memori yang sudah ingin Ia buang, dadanya sesak, nafasnya tersengal saat melihat Mew mengelus lehernya dengan tatapan bengis.

"DAD! JANGAN... LAKUKAN...HIKS... KANA HIKS...MOHON!" lirih Gulf, Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, menjauhkan lehernya dari jangkauan Mew.

Gulf pikir Ia berhasil, Mew mengendurkan pegangannya, membuat Gulf dapat bernafas lega sedikit walaupun Ia terengah-engah dengan air mata yang keluar dari sudut matanya secara bergantian.

Love Doesn't Feel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang