17

114 19 1
                                    

Aku percepat konflik nya ye:v

.

.

.

.

.

Uri Soulmate
Chapter 17

Happy Reading!

---o0o---

"Dimana tugasmu?"

"Aish, yang benar saja! Hei, Jack! Bisa temani aku ke koperasi? Buku latihanku tertinggal lagi. Sialan bagaimana aku bisa lupa?"

Jackson yang nampak sedang menikmati lagu memakai headset nya memandang aneh ke teman sebangkunya yang sibuk misuh misuh sambil mencari dompetnya.

"Kenapa belakangan ini kau jadi pelupa?" tanya Jackson.

Yang ditanya hanya membalas pertanyaan dengan menaikkan bahunya tanda ia tak tahu. Ia masih mencari dompetnya. Hampir penjuru kelas ia jelajahi. Seolah dompetnya itu harta karun yang hilang.

Padahal nyatanya memang seperti itu.

"Di sakumu ada tidak? Jangan buat satu kelas jadi rusuh hanya karena dompetmu"

"Iya iya aku tahu. Tapi dimana ku taruh dompetku?"

Jackson memijat pelipisnya lagi. Ia mengangkat pantatnya dari kursi dan menarik seragam belakang Jinyoung. Menarik tubuh bongsor Jinyoung seolah menarik kucing yang tak mau pulang.

Sambil di seret pula.

Dengan posisi yang sama mereka sampai di koperasi. Tapi Jinyoung mengurungkan niatnya setelah melihat koperasi yang ramai seperti pasar. Tak jarang Jinyoung melihat ada wali murid yang mengoceh dengan anaknya karena baju seragamnya kekecilan.

Sedetik kemudian, Jinyoung menepuk keningnya. Sekali lagi ia lupa kalau dompetnya jatuh di bis yang ia tumpangi tadi pagi. Dan ia juga baru ingat kalau sekolahnya sedang menerima peserta baru.

"Kau kembali ke kelas aja. Aku ingin ke rooftop. Jangan ikuti aku. Mark menghubungiku tadi kalau Jaebum ingin bicara denganmu"

"Jaebum? Ada apa anak itu ingin bicara denganku?"

"Sudah kubilang kan? Lebih baik kau susul dia. Aku ke rooftop dulu. Bye!"

Jinyoung melangkahkan kakinya ke rooftop tanpa peduli dengan sekitarnya. Kepalanya mendadak pusing. Dan itu hampir terjadi setiap harinya. Ia bahkan kecanduan dengan obat pereda nyeri.

Seperti sekarang. Setelah sampai di rooftop, ia panik sendiri setelah menyadari bahwa dirinya lupa membawa tabung kecil berisi obatnya. Perutnya terasa teraduk. Seolah olah cacing cacing yang ada di perutnya menerobos ususnya hingga berlubang.

Ia memutuskan merebahkan dirinya di kursi panjang yang memang tersedia di rooftop. Sambil menekan perutnya ia menutup wajahnya seiring angin mengelus wajahnya perlahan.

.

.

.

.

Uri Soulmate - JJP [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang