Hei, rindu tidak?
.
.
.
.
Uri Soulmate
Chapter 6---o0o---
"Darimana, bum?"
Jaebum menoleh ke sebelah kirinya. Ada Jackson yang seenak jidat menyedot jus alpukatnya. Jaebum memutar bola matanya malas. Ia bangun dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Jackson yang semakin sibuk menjilat sisa jus alpukat.
Ia sempat melihat Jinyoung kembali ke sekolah dengan wajah yang ia tekuk. Jaebum ingin menghampiri Jinyoung, namun ia urungkan karena melihat Jinyoung kembali keluar kelasnya entah kemana.
"Ah, jangan bilang dia bolos lagi"
"Ngomong apa bum?"
"AH-SHI-"
"Ga baik ngumpat siang siang"
"Lagian dirimu ngapain tau tau kek setan gitu?"
"Yaudah maafkan Wang Jackson yang kayak setan ini"
Jaebum memutar bola matanya lagi. Sungguh, Jaebum lelah dengan tingkah Jackson yang menurutnya aneh.
Tapi bagaimanapun juga Jackson sahabatnya. Tak bisa ia membenci Jackson.
"Ada yang aneh sama Jinyoung"
"Oh, sadar kamu?"
Jackson mengangguk. Ia menarik tangan Jaebum agar ikut dengan dirinya. Jackson mengajak Jaebum ke rooftop. Tongkrongan baru mereka berdua.
"Dari kapan?"
Jackson mengangkat sebelah alisnya, bingung.
"Kapan kamu sadar Jinyoung aneh"
"Tiga hari yang lalu"
Jaebum mengangguk ngangguk dan mulutnya membentuk huruf O.
"Aku sebangku sama Jinyoung. Dia kebanyakan bengong belakangan ini. Tau sendiri kan kalo kebanyakan bengong diapain? Prestasi Jinyoung menurun belakangan ini"
"Prestasi? Kamu kenal Jinyoung dari lama?"
Jackson mengangguk. "Sebenernya kita satu SMP. Jinyoung famous banget di sekolah. Banyak yang suka atau bahkan nyatain cinta ke dia. Bahkan aku hampir kecipratan pesona dia. Hampir. Jadinya, yeah, i'm just watching so far"
"Perasaanmu masih sama?"
"Ga tau bahasa ya? Kan dibilang tadi hampir. Bukan udah"
Jaebum mangut mangut.
"Tapi kok, Jinyoung ngelihat kamu kayak orang asing?"
"Dulu Jinyoung ga peduli sama keadaan sekitar. Surat surat yang orang kasih langsung dia baca dan dia buang. Aku kenal dia. Dia yang terlalu acuh. Nyampe aku ga tau gimana dia berubah jadi murah senyum sejak masuk SMA ini"
"Dan sekarang dia balik jadi dia yang dulu" lanjut Jaebum.
Jackson memijat pelipisnya. Jaebum juga memijat batang hidungnya. Rasa pusing menjalar di kepala mereka berdua.
"Pulang nanti mau ke rumah Jinyoung?" tanya Jackson.
"Ah, okay"
.
.
.
.
Jinyoung POV.
"Hyung mau ke sekolah lagi. Kamu diem di kamar sampe hyung pulang. Sekali kamu keluar, liatlah. Hyung ga segan diemin kamu setahun"
Jihoon diam dan menunduk di samping ranjang. Oke, salahkan aku yang mungkin terlalu kasar. Tapi karena Jihoon juga aku kehilangan nilai basket ku. Siap siap Kim Ssaem akan mengamuk minggu depan.
"Jihoon denger hyung?"
"Iya hyung"
Aku menangkup kedua pipi tembam Jihoon dan mencium keningnya. Mencoba memberi kehangatan yang kuharap bisa ia rasakan melalui keningnya. Lalu memeluk tubuh Jihoon sebentar dan mengelus surai tebal Jihoon.
"Jangan keluar rumah ne. Ada camilan di laci dapur. Kalo laper panasin sup ayam tadi pagi. Jangan coba coba cari alasan buat keluar"
Jihoon mengangguk.
"Good boy"
"Geundae, hyung"
Aku kembali memutar tubuhku. "Wae?"
"Hyung ke sekolah Hoon tadi? Gimana hyung bisa tau kalo Hoon.... bolos" Jihoon memelankan suara di akhir kalimatnya.
Aku sedikit mengangkat sudut bibirku. "Wali kelasmu nelpon hyung tadi. Hyung tau, kamu masukin nomor hyung di biodata kamu kan? Makanya gurumu nelpon hyung"
"Maaf hyung"
"Sekali lagi gurumu nelpon karna kamu dapet masalah. Homeschooling aja ya kamu. Hyung kurung kamu di rumah ini"
"Iya hyung"
"Dah, hyung ngerelain pelajaran olahraga buat kamu. Jangan diulangi lagi. Hyung berangkat ya"
"Hati hati. Ah, HYUNG GA ADA YANG LUKA KAN?!!"
Jihoon terlambat bertanya. Aku sudah pergi dengan motorku dengan kecepatan tinggi. Yeah, seminggu ini aku selalu bolos. Aku melupakan gelar di kelasku. Seharusnya aku sebagai ketua kelas setidaknya memberi contoh yang baik kan?
Meskipun nyatanya tidak ada yang seperti itu.
Aku mempercepat langkahku menuju ruang kelas. Hanya menggunakan kaos putih polos, aku melupakan baju olahraga yang tertinggal di rumah. Untungnya pelajaran olahraga selesai. Aku kembali menggunakan pakaian osisku.
Ngomong ngomong pasal OSIS, apa tidak ada organisasi OSIS disini?
Aku terbengong membayangkan bagaimana jika diriku menjadi anggota OSIS. Apakah keren?
Pikiran tentang OSIS berhenti karena perutku mendadak bergejolak. Sakit dan perih. Aku heran, aku belum makan siang ini. Ah, lebih tepatnya tidak biasa. Ini bukan sakit perut karena menahan hajat.
"Howeekkk"
Dan yah, semuanya keluar begitu saja.
---o0o---
Maaf inimah! Kehabisan ideee. Chapter depan aku panjangin ye;)
Luv U
TO BE CONTINUED
-asraryunza

KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Soulmate - JJP [✔]
Sonstiges[COMPLETE] Yaa, baca aja kalo penasaran. Start : 20 November 2020 End : 7 Februari 2021 Dahla