EASYYYYYY~
---o0o---
"Jinyoung-ah! Bangun! Kau ingin terlambat di hari pertamamu sekolah hah?!"
"Aku sudah bangun eomma. Berhenti berteriak atau para tetangga akan mengetuk pintu belakang lagi"
Rumah Jinyoung dengan tetangga tetangganya hanya berpisah dengan jarak 1 meter. Dan jarak itu biasanya digunakan tetangganya untuk tidur dibawah bintang.
Terakhir mereka berdua ribut, tetangga Jinyoung itu mengetuk pintu belakang sampai jebol. Untung keluarga Jinyoung keluarga yang sabar.
Sabar dari mananya? Bangunin Jinyoung aja kayak bangunin kebo, kudu jerit jerit dulu.
"Tuh dimakan. Eomma masakin kesukaan kamu"
Jinyoung duduk di kursi kosong. Menatap masakan eomma nya. Bibimbap yang masih mengepulkan asap itu sukses membuat cacing cacing di perut Jinyoung memberontak. Tanpa pikir panjang, ia mengambil sendok dan sumpitnya dan menyuapkan satu sendok penuh bibimbap dan nasi ke mulutnya.
"Enak?"
Jinyoung mengangguk kuat. "Banget! Thank you eomma! Saranghae!" kata Jinyoung sambil menunjukkan finger heart nya di depan eommanya.
"Aku ga dibuatin eomma?"
Jinyoung dan sang eomma sama sama menoleh ke arah suara. Itu Park Jihoon, adik laki laki tersayang Jinyoung. Maklum ga punya saudara selain Jihoon. Jadi, Jinyoung ga ngebolehin Jihoon punya pacar. Dahal kan Jihoon juga gamau ngejomblo:(
"Makan berdua sama hyung aja sini" ajak Jinyoung.
"Gak, abisin sarapanmu. Hoon, eomma udah buatin buat Jihoon juga kok"
Jihoon berjalan cepat dan duduk di samping Jinyoung. Ikut menyuap satu sendok penuh ke mulutnya. Ruang makan itu menjadi hening. Hanya terdengar suara sendok dan sumpit yang sedang beradu.
"Kenyang. Thanks eomma. Jihoon mau bareng?" tanya Jinyoung.
Jihoon mengangguk sambil memakan suapan terakhirnya dan meminum susu yang dibuat Jinyoung.
"Jihoon sama Jinyoung hyung berangkat ya eomma! Bilangin appa jangan tidur terus, ntar cepet tua!" kata Jihoon sambil mencium pipi eomma nya.
"Jail banget kamu Hoon. Hati hati, bilang sama Hyung mu jangan ngebut ngebut"
"Siap eomma! See u nanti sore!"
Sang eomma mengantarkan Jihoon ke depan pintu. Membalas lambaian eomma sebelum eomma menutup pintu dan Jihoon naik motor bersama kakaknya.
.
.
.
.
"Belajar yang bener. Jangan pacaran. Hyung aduin eomma kalo kamu pacaran"
Jihoon mempoutkan bibirnya. "Hyung, aku dah SMP loh! Masa ga boleh pacaran?"
Jinyoung menggeleng lalu mengelus kepala sang adik. "Cari temen baru ya! Tinggalin itu sikap SD kamu. Hyung berangkat. Kalo udah pulang telpon hyung. Bawa hape kan?"
"Hyung ceramah?" tanya Jihoon sambil melirik Jinyoung.
"Pokoknya kalo dah pulang harus telpon hyung! Dah, hyung berangkat! Bye honey bunny sugar plum" pamit Jinyoung sambil menancap gasnya meninggalkan Jihoon yang masih mengoceh.
Kuberi tahu, Jinyoung dan Jihoon selisih tiga tahun. Jihoon baru saja lulus Sekolah Dasar sedangkan Jinyoung masuk di SMA favoritnya. Ahgase High School namanya.
"Wah, selamat datang kehidupan baru!"
Jinyoung memarkirkan motornya di tempat yang sudah disediakan. Melepas helmnya dan pergi mencari papan pengumuman. Mencari namanya dari 125 siswa yang diterima di SMA Ahgase itu.
"kelas 11 D?" gumam Jinyoung.
Jinyoung menghela napasnya sebelum melangkah pergi dari papan pengumuman. Ia berjalan mencari kelasnya.
Bruk!
Jinyoung menoleh ke arah suara.
"Kau tak punya mata huh?"
"Ah, maaf. Kacamataku sedikit buram. Aku tak bi-"
Plak!
"Mau mencari alasan? Bukuku rusak kalau kau mau tahu"
"Buku rusak masih bisa di perbaiki, tapi perasaan terluka dia tak bisa diperbaiki" sambar Jinyoung.
Yang menabrak maupun yang ditabrak sama sama menoleh ke arah Jinyoung. Sedangkan yang ditatap hanya menggidik bahunya acuh. Membereskan buku yang berserakan di lantai dan memberikan kepada sang pemilik.
"Saring kata katamu sebelum kau lepaskan" peringat Jinyoung.
Pemilik buku hanya berdecih lalu pergi meninggalkan Jinyoung.
"You okay?" tanya Jinyoung.
Yang ditanya tak menjawab. Jinyoung melepas kacamatanya. Membersihkannya menggunakan sapu tangan yang ia bawa dan mengembalikan kepada sang pemilik.
"Aku Park Jinyoung dari kelas 11 D. Kau?"
Masih tak bergeming. Okay, Jinyoung memaklumi itu. Ia menggenggam tangan lawan bicaranya itu. Dan menatap matanya yang terhalang oleh kacamata.
"Aku bertanya"
"Im Jaebum, kelas 11 C"
"Mungkin kita searah. Mau cari kelas bareng?" tanya Jinyoung.
Jaebum mengangguk kecil. Jinyoung sampai mencubit pipi gembil Jaebum karena gemas. "Kau lucu" ujar Jinyoung.
"Hanya kesan pertama. Semakin kau mengenalku nanti kau akan membenciku. Aku permisi, kelasku disana" ucap Jaebum.
"Yah, kesan pertama. Dan, apa tadi katanya? Membencinya? Ayolah apa itu benci? Eomma ga pernah ngajarin itu" gumam Jinyoung setelah melihat Jaebum pergi menuju kelasnya.
Setelah melihat papan nama kelasnya, ia segera menghampiri kelasnya. Memilih bangku tengah karena menurutnya aman dan mencari loker yang masih baik baik saja.
Ruang kelasnya tak seperti yang Jinyoung bayangkan. Ia kira kelas yang bukan unggulan seperti yang ia tempati sekarang sangat buruk. Tapi sama sekali tidak.
Tembok putih yang bersih, loker yang tak ada karat sedikitpun, dan meja yang mengkilap. Jinyoung tidak tahu ini kelas baru atau bukan. Tapi Jinyoung menyukai kelas ini.
Dan kebetulan Jinyoung menyukai warna putih.
---o0o---
Terusannya besok..
tbc..
-asraryunza
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Soulmate - JJP [✔]
Random[COMPLETE] Yaa, baca aja kalo penasaran. Start : 20 November 2020 End : 7 Februari 2021 Dahla