Bab 1

244 26 20
                                    

Written by: Ravenachody

"Perjuangan memang banyak tantangannya, sampai tiba waktu mengatakan berjuang atau berhenti"

Seorang gadis berlari dengan tergesa-gesa. Langkahnya seperti angin menembus pintu gerbang kampus yang hampir tertutup.

"Semoga tidak terlambat," gumamnya.

Selain dia, banyak mahasiswa lainnya yang berebut memasuki gerbang kampus. Keadaan kampus hari itu sangat ramai. Terutama lapangan basket yang sudah penuh dengan manusia, mengingat itu hari pertama bagi mahasiswa baru untuk menjalani tahap pendidikan mereka setelah SMA.

Ia melihat jam tangannya yang menunjukkan waktu 07.25 WIB.

"Untung aja, masih ada waktu," ucapnya lega karena berhasil masuk ke dalam kampus.

Namanya Airin Natalia, mahasiswi semester 3 di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hari ini ia menjadi bagian panitia OSPEK di kampusnya.. Saat hendak bergegas menuju lapangan, teriakan dari arah belakang membuat Airin berdecak kesal karena ia tahu siapa yang memanggilnya. Yap, siapa lagi kalau bukan Cika Lyodra, sahabat bobroknya Airin sejak SMA.

"Airiin, tungguin woy!!" teriak Cika yang tak membuatnya berhenti. Sepanjang koridor menatapnya aneh. Airin yang malas mendengar teriakan itu, menutup telinganya dengan earphone.

"Airin!!" teriak Cika sambil mengejar Airin yang terus berjalan, mengabaikan teriakan Cika yang membuatnya malu setengah mati. Ia harus pura-pura tak mendengarnya.

Airin tetap berjalan dan fokus pada handphone miliknya. Sehingga terjadilah insiden tak terduga, membuat Airin tanpa sadar menabrak sesorang di depannya.

BRUK!

Ponsel Airin hampir terlepas dari genggamannya. Di sisi lain, tumpukan buku dari orang yang menabrak Airin berjatuhan di lantai.

"Astaga! Maaf, maaf ya gue nggak sengaja," ucap Airin sambil mengambil buku dan merapikannya.

Setelah selesai Airin menyerahkan buku tersebut, barulah ia tersadar jika orang yang tak sengaja ditabraknya adalah Bayu Dirgaputra. Dia cowok terpopuler dan most wanted boy di kampusnya. Termasuk, first love-nya Airin.

"Bayu, so sorry. Nih buku lo," ucap Airin sambil menyerahkan tumpukan buku yang dipegangnya dan langsung menunduk tak berani menatap Bayu.

Tak lama, Cika menghampiri Airin yang tengah menundukkan kepalanya, sehingga membuat Cika penasaran siapa sosok cowok di depan Airin.

"Airin, tega bener lo. Gue panggil-panggil kagak nyaut," ucap Cika yang kini berada di samping Airin. Tak mendapat respon dari temannya, Cika berdecak kesal dan melihat sosok di depan mereka berdua sekarang.

"Eh, Bayu lo nggak apa-apa, 'kan? Maafin temen gue ya. Dia emang gitu orangnya hehe," ucap Cika yang membuat suasana tegang di sana sedikit melunak.

Bayu hanya menatap kedua perempuan di depannya. Ia masih kaget dengan insiden beberapa saat yang lalu. Mendengar suara dari Cika, Bayu yang tersadar langsung mengambil buku dari tangan Airin dan menetralkan ekspresinya.

"Ohh yaa, nggak apa-apa. Sorry juga gue tadi buru-buru," jawab Bayu sambil berlalu meninggalkan Cika dan Airin.

"Perhatian. Kepada seluruh mahasiswa baru dan panitia OSPEK diharapkan segera berkumpul di lapangan basket karena acara akan segera dimulai."

Mendengar pengumuman tersebut, Airin dan Cika bergegas. Setelah semuanya berkumpul, upacara pembukaan dimulai dan berjalan dengan khidmat. Tak terasa 45 menit telah berlalu, para mahasiswa baru mulai bergegas mencari kelompoknya masing-masing.

Ketika rombongan senior berdiri di atas panggung, sontak seluruh mahasiswa baru terdiam seribu bahasa yang sebelumnya ricuh dengan pembagian kelompok.

"Selamat pagi semuanya," sapa Bayu dengan suara lantangnya yang membuat suasana berubah menjadi ricuh. Bagaimana tidak, yang berdiri di hadapan mereka adalah sosok yang banyak dikagumi para mahasiswi di kampus ini.

"Selamat datang di kampus Dewantara! Perkenalkan, nama saya Bayu Dirgaputra, ketua OSPEK tahun ini. Saya harap kalian bisa menjalani kegiatan ini dengan lancar. Untuk itu saya tak mau berlama-lama, dengan ini OSPEK saya nyatakan resmi dimulai. Terima kasih." Setelah dirasa selesai, para anggota OSPEK lainnya bergegas menuju kelompoknya masng-masing.

"Masya Allah! Emang ya Rin, lo nggak salah pilih suka sama Bayu," bisik Cika yang membuat Airin menyikut lengan Cika.

*****

Jam istirahat telah tiba, banyak peserta mulai berhamburan mencari tempat berteduh atau pun pergi ke kantin. Airin dan Cika berjalan menuju kantin, suasana sangat ricuh karena banyak mahasiswa yang memulai mengisi perutnya yang keroncongan.

"Lo cari tempat duduk gih, biar gue yang beli makanannya," ucap Airin sambil meninggalkan Cika yang mencari tempat duduknya.

Antrian yang lumayan panjang membuat Airin bosan, dan sampai tibanya giliran Airin tanpa ia sadar di sampingnya ada seseorang.

"Buk, pesan bakso 2 sama es teh manis ya," ucap Airin dan Bayu serentak, membuat mereka berdua terkejut dan salah tingkah.

"Oalahh siap atuh hehe. Ditunggu bentar ya," jawab Buk Mina sambil senyum-senyum.

Tak lama kemudian pesanan mereka datang, Airin langsung bergegas pergi. Pipinya terasa hangat dan mulai semburat merah. Setelah sampai di mejanya, ia langsung meletakkan makanannya.

"Ehh tu pipi lo kenapa merah gitu, lo sakit?" tanya Cika sambil memegang kening Airin yang langsung di tepis oleh Airin. Cika meringgis, merasakan perih di tangannya.

"Ng-nggak, apaan dah? Yok makan sebelum habis waktu istirahatnya," jawab Airin mengalihkan pembicaarannya sehingga Cika yang mendengarnya langsung melahap baksonya.

Cika, yang merasakan ada seseorang yang menatap sahabatnya dari belakang, langsung memperhatikannya. Ia tahu bahwa cowok itu ada something pada sahabatnya. Ini bukan kali pertama Cika memergoki cowok itu sedang memperhatikan Airin.

Airin yang melihat sahabatnya senyum-senyum sendiri bergidik ngeri. "Heh senyum-senyum sendiri ntar ke sambet baru tau rasa lo," katanya sambil menepuk tangan Cika.

"Gue rasa dia juga suka sama lo deh, Rin. Gue selalu liat dia lagi natap lo. Kayak yang dia lakuin sekarang," ucap Cika yang membuat Airin bingung dengan perkataan sahabatnya ini.

Mendengar perkataan tersebut Airin langsung tersadar dan langsung berputar arah ke belakang untuk memastikan apa yang dibilang Cika itu benar atau tidak. Bayu yang melihat gerakan Airin, langsung berdiri dan bergegas keluar dari kantin. Hal itu membuat Airin bingung, entahlah ia juga tak tahu.

Sudah lama ia memendam perasaannya kepada Bayu. Dari waktu SMA sampai saat ini Airin masih menyimpan rasa itu. Banyak hal yang ia lakukan untuk mendapatkan perhatian Bayu, tapi yang bisa dilakukan Airin hanyalah menjadi Secret Admirer.

Sekarang Airin hanya bisa menunggu waktunya tiba. Dimana perjuangannya yang penuh banyak tantangan dari segala sisi. Apakah ia akan tetap berjuang atau berhenti saat waktunya tiba?

"Gue nggak tau, gue mengharapkan apa yang lo bilang tadi bener, tapi gue nggak tahu akan tetap berjuang atau berhenti suatu saat nanti. Kalau takdir mulai memberi peringatan, mungkin gue akan mempertimbangkan. Apakah gue harus maju atau berhenti?" ucap Airin yang mulai merasakan bimbang di hatinya.

Cika yang mendengar perkataan Airin langsung menggenggam tangan sahabatnya, memberi dukungan. Karena Cika tahu bagaimana perjuangan Airin sampai saat ini.

"Lo pasti bisa bertahan Rin, gue dukung lo. Semangat ya." Kalimat semangat dari Cika membuat perasaan bahagia muncul di hati Airin.

"Makasih ya sahabatku," ucap tulus Airin sambil memeluk erat sahabatnya.

BK8 - Renjana AirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang