Written by: Ravena Chody
Airin yang mendengar protes dari kakaknya hanya bisa nyengir dan mengacungkan dua jari bertanda damai. Berharap kakaknya melupakan apa yang dia ucapkan tadi.
"Hehehe ... Maaf kak, aku kaget. Kok udah pulang? Kenapa gak ngabarin? Terus kapan sampe?" tanya Airin beruntun tanpa jeda. Membuat Arom berdecak kesal mendengar pertanyaan dari sang adik.
"Plis deh, santai kali nanyanya, kakak berasa lagi diwawancara ama reporter gadungan," jawab Arom asal sambil memutarkan bola matanya melihat tingkah Airin.
"Udah gak usah pasang muka jelek, tinggal jawab aja susah amat," balas Airin.
"Ckk, iya iya. Pertama, liburan semester dan sebentar lagi kamu ulang tahun. Kedua, sengaja gak bilang biar jadi suprise haha. Ketiga, sekitar jam 10 malam sampenya," jawab Arom panjang lebar membuat Airin hanya ber-oh saja.
Tiba-tiba Airin merasakan pusing kepala yang membuatnya perlahan merebahkan tubuhnya di ranjang. Hal itu tak luput dari penglihatan Arom, dan membuat Arom bergegas meletakan telapak tangannya di kening Airin. Panas, suhu tubuh Airin sangat panas hal itu membuat Arom panik.
"Ya ampun Ai, badan kamu panas banget. Kamu habis ngapain kemarin sampai sakit gini," ucap Arom panik.
"MAA, MAMA!" Teriak Arom sambil menuruni tangga menuju dapur tempat di mana mamanya sedang menyiapkan sarapan.
Suara teriakan dari anak sulungnya, membuatnya bergegas mematikan kompor dan membalikan badan melihat Arom tergesa-gesa menghampirinya dengan wajah panik.
"Arom masih pagi jangan teriak-teriak," gerutunya.
"Ma, badan Airin panas banget."
"APA?!" teriak mamanya sampai membuat Arom menutup telinga.
Mama Airin bergegas ke kamar putrinya. Ia langsung menemukan Airin tidur sambil mengeratkan selimutnya. Hal itu membuatnya menghampiri dan mengecek suhu tubuh Airin.
"Airin, kamu dengar mama, Nak? Badan kamu panas banget kita ke rumah sakit ya?"
Airin hanya bisa mengangguk, badannya terasa lemas dan pusing ditambah lagi hidungnya yang mampet membuat ia susah bernapas.
"Arom, tolong kamu angkat adek kamu ke mobil cepat!" ucap Mamanya. Arom mendekati ranjang Airin dan menggendong Airin bridal style.
Setelah sampai di depan mobil, mama Airin langsung membuka pintu bagian belakang dan memasuki sambil merangkul Airin agar tidak terjatuh mengenai pintu mobil. Arom pun bergegas memasuki mobil dan mulai melajukan mobil menuju rumah sakit.
**
"Anak ibu hanya demam biasa, dan tekanan darahnya rendah membuat tubuhnya terasa lemas dan pusing serta flu membuat dia sedikit susah bernafas. Jika infusnya sudah habis anak Ibu hari ini bisa pulang. Ini saya berikan resepnya nanti bisa ambil di Apotek," jelas Dokter kepada Mama Airin setelah memeriksa keadaan Airin. Mendengar ucapan Dokter tersebut membuat Mama Airin sedikit lega. bersyukur putrinya tak apa-apa.
"Terima Kasih, Dokter."
"Iya sama-sama, kalo begitu saya permisi dulu," ucap Dokter sambil berlalu keluar.
Tak lama Arom pun masuk dan menghampiri Airin yang masih terlelap karena efek dari obat yang diberikan. Melihat itu Arom jadi bertanya-tanya kenapa Airin bisa sampai sakit seperti ini.
"Apa kata Dokter tadi, Maa?" tanya Arom penasaran.
"Katanya hanya demam biasa, kamu gak perlu khawatir. Habis infus ini, Airin boleh pulang. Oh ya, Mama ke apotek dulu ya, mau nebus obat Airin sama bayar biaya pengobatan adik kamu. Kamu jagain Airin ya," jawab mamanya sambil berjalan berlalu setelah mendengar jawaban dari Arom.
KAMU SEDANG MEMBACA
BK8 - Renjana Airin
Romance"Masya Allah! Emang ya Rin, lo nggak salah pilih suka sama Bayu," bisik Cika yang membuat Airin menyikut lengan Cika. Ini bukan kali pertama Cika memergoki cowok itu sedang memperhatikan Airin. "Gue rasa dia juga suka sama lo deh, Rin. Gue selalu li...