Written by: Line
Malam hari, jam 9, di kamar Airin. Adik-kakak itu saling melempar pandang. Airin yang gugup sedang Arom yang wajahnya dipenuhi curiga.
"Kayaknya selama Kakak di AS, Kakak ketinggalan banyak informasi, nih."
"Informasi apa?" tanya Airin pura-pura bingung. "Informasi tentang negara Indonesia? Kakak ketinggalan informasi negara sendiri kerena kelamaan tinggal di negara orang? Gitu?"
"Hey!" Arom mengancungkan pulpen kuda poni milik Airin yang dia ambil dari atas meja belajar. "Kamu tau bukan itu maksudnya!"
"Duh, iya, deh." Airin pasrah. Kakaknya yang kelewat kepo ini harus segera disirami jawaban agar tidak penasaran terus. "Tanya apa yang pengen Kakak tau. Karena aku bingung mau mulai dari mana."
"Bayu itu siapa?"
Airin terkesiap. Ia lantas menegakkan punggungnya yang semula bersandar di kepala ranjang. Airin menatap tidak percaya kakaknya yang sedang duduk santai di kursi belajar.
"Kakak tau nama Bayu dari mana?"
"Dari Hongkong!" ucap Arom kesal. "Jawab aja kenapa, sih!"
Airin menghela napas dulu, lalu berucap, "Dia temen kampusku."
"Temen apa temen?" Arom memicing.
"Penginnya, sih, lebih dari temen," ujar Airin, "Eh, enggak, enggak. Bukan gitu." Airin kelabakan sendiri mendengar apa yang barusan dia ucapkan.
"Kamu itu setia atau bodoh, sih?"
"Maksud Kakak?
"Bayu itu your crush dari jaman SMA, 'kan?" tanya Arom.
Mata Airin sontak membulat. "Tau dari mana?!!" pekiknya.
Melihat respons Airin membuat Arom tertawa puas. "Oke, ternyata bener," kata Arom di sela-sela tawanya. "Lihat respons kamu yang kelewat lebay, udah pasti tebakanku bener."
"Kakak, ih, tau dari mana? Dari Cika, ya? Tadi dia cerita ke Kakak, ya?" cerca Airin.
"Enggaklah, Cika ternyata cukup setia kawan juga. Tadi Kakak nanya dia nggak mau buka suara."
Huffft .... tanpa sadar Airin mengembuskan napas lega. Tetapi, astaga, bagaimana bisa Arom tahu bahwa Airin sudah sedari jaman SMA naksir sama Bayu?
"Terus Kakak tahu dari mana?" tanya Airin lagi.
"Kakak selalu nemu nama Bayu di halaman terakhir buku tulis B. Inggris kamu."
Mata Airin membola. "Ih, Kakak. Kok kepo-kepoin buku aku?" kesal Airin.
"Dulu tiap kamu minta ajarin bahasa Inggris ke Kakak, bukunya habis belajar nggak pernah kamu rapihin, terpaksa Kakak yang harus rapihin dan ya, nama Bayu tertulis indah di sana."
"Aaaaa, Kakak~~" Airin menenggelamkan wajahnya di bantal.
"Waktu Kakak baru aja pulang kemarin, kamu sakit, itu karena dia, 'kan?" Suara Arom berubah menjadi tegas. Tidak ada nada jenaka lagi.
Airin perlahan mengangkat wajahnya, melihat Arom yang masih menunggu jawaban. Tetapi Airin hanya diam, bingung harus menjawab seperti apa.
"Pas kamu pulang dari rumah sakit kemarin, Bayu datang ke rumah."
"Hah?" Airin seketika blank, ia kemarin ingat saat baru saja turun dari mobil, dia melihat sosok orang yang terlihat seperti Bayu. Airin pikir ia salah lihat, tapi sepertinya tidak, setelah ia mendengar ucapan sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
BK8 - Renjana Airin
Romance"Masya Allah! Emang ya Rin, lo nggak salah pilih suka sama Bayu," bisik Cika yang membuat Airin menyikut lengan Cika. Ini bukan kali pertama Cika memergoki cowok itu sedang memperhatikan Airin. "Gue rasa dia juga suka sama lo deh, Rin. Gue selalu li...