Bab 5

80 11 4
                                    

Written by: MilaKamila9


"Jika hati gue ibarat kerupuk, mungkin sekarang udah melempem gara-gara tersiram ucapan si Bay-Bay."

-Airin


"Halo!"

Suara itu! Oh, tidak!

Apakah Airin sedang berada di dimensi lain seperti khayalannya tadi? Ia merasa dirinya tengah terbang saat suara sapaan dari telepon itu masuk ke indra pendengarannya.

"Ai, kamu bisa denger aku?"

Ternyata gue tidak sedang mengkhayal sekarang. Ini suara Bayu. Dia nelpon gue sekarang!

Ok, Airin mencoba menetralkan degup jantungnya dan satu, dua, tiga!

Ehm!

"Iya, halo? Ini siapa, ya?"

Airin pura-pura bodoh dengan mencoba tak mengenali suara terseksi yang ingin ia dengar setiap bangun dari tidur nyenyaknya. Pikiran yang laknat itu seperti menari-nari di kepalanya saat ini. Dasar bodoh! Pikirnya.

"Kamu gak ngenalin aku, Ai? Padahal baru tadi siang kita bersalaman di kafe." Suara serta kekehan dari Bayu membuat Airin bergidik gemas.

Sial! Kenapa juga Bayu mengingatkan sentuhan tangannya dengan gue, sih?!

"Ah, Bayu? Ada apa, Bay?"

"Iya, ini gue Bayu. Lo free, gak buat besok sore?"

"Besok sore aku free. Kenapa?"

"Ketemu, yok, di kafe yang kemarin!"

What? Bayu ngajak gue ketemuan? Ini kencan apa gimana?

"Boleh, tapi ada keperluan apa, ya?"

"Besok gue omongin di sana."

Jangan bikin gue penasaran, dong Bayu! Gemes deh, ah!

"Baiklah kalau gitu."

"Ya sudah, gue tutup ya, teleponnya. Malam!"

"Iya, Bay. Malam juga!"

Usai Bayu mengakhiri panggilan itu, Airin mendekap ponsel yang ia pegang sembari menyentuh sebelah dadanya yang ia rasa ingin keluar isinya.

"Haduh! Gila, jantung gue keknya perlu dikempesin deh ni, mompanya kebangetan. Bayu, lo ngapain ngajak gue ketemuan? Lo gak tau apa kalau gue tu gak betah deket-deket sama lo, takutnya pikiran gue khilaf, Bay!"

Airin memang gadis polos, tapi sepertinya untuk masalah yang berkaitan dengan Bayu Dirgaputra, Airin tak bisa dikategorikan seperti itu. Lihatlah! Tingkah laku, perasaan, serta pikirannya benar-benar terlampau gila. Biasa, orang jatuh cinta memang kebanyakan seperti itu, bukan? Tak terkecuali juga Airin Natalia.

"Oh, iya! Kok doi bisa tau nomor telepon gue?" gumam Airin heran. "Jangan-jangan ...."

Airin mencak-mencakkan kaki kembali dengan girang karena apa yang baru saja dialaminya, terasa seperti mimpi indah. Padahal dia saja belum tidur sama sekali hari ini.

Tidur? Mengingat aktivitas yang satu itu membuatnya lekas merapikan seprai kasur yang berantakan karena ulahnya sendiri. Ia bergegas untuk melelapkan diri meskipun pikirannya senantiasa melayang memikirkan makhluk Tuhan yang paling asoy. Siapa lagi kalau bukan lelaki yang akan ditemuinya esok hari.

BK8 - Renjana AirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang