Written by: asry_23
"Semangat! Gue pasti bisa menghadapi semua ini. Karena ini sudah menjadi bagian takdir dari hidup gue."
-
"Rin?"
"Rin?"
"Airinnn," ucap Revan ketiga kalinya dengan menaikkan volume suaranya agak keras, menyebut nama Airin yang mungkin tengah melamun menatap ke arah samping kaca mobil, namun belum juga ada sahutan darinya.
"Hah, i-iya. Ada apa, Van?" tanya Airin gelagapan dan sedikit terkejut mendengar Revan memanggilnya.
Airin tersadar dari lamunannya yang sedari tadi membuatnya terhanyut, buyar seketika. Ia hanya masih bimbang terhadap apa yang akan dilakukannya nanti, terutama setelah apa yang dikatakan Revan tadi yang memang ada baiknya untuk dirinya sendiri. Khususnya perihal hubungannya dengan Bayu yang ia sendiri pun tak tahu akan jadi bagaimana nantinya.
"Sepertinya gue perhatiin dari tadi, jangan-jangan lo melamun ya, Rin? Habisnya gue manggil lo, eh lo cuman diam aja, gak ada sahutan apa pun. Jadi, gue kira lo ketiduran lagi di mobil. Eh, ternyata nggak ya, hehe," jelas Revan pada Airin sembari cengengesan memerlihatkan giginya yang putih.
Airin mengernyit seketika, membuatnya merasa ingin memukuli lengan Revan yang terlihat kekar. Namun ia menahannya, lalu menyeringai dan berkata,
"Enak aja! Mana mungkin gue sampai ketiduran segala di mobil lo kali. Gue juga—"
"Hm okay, okay. Tuh, coba deh cek ponsel lo dulu. Kayaknya tadi gue denger ada pesan masuk beberapa kali, belom lama. Lo-nya aja yang gak denger. Yeah, maybe itu penting. Coba lo periksa dulu dah!" timpal Revan, memotong ocehan Airin yang membuatnya bungkam.
Alih-alih ingin menanggapi perkataan Revan lagi, entah mengapa tubuh Airin sontak bergerak refleks menuruti perkataan Revan. Airin segera membuka tas kecilnya lantas mengambil ponselnya sambil melihat pemilik nama pengirim pesan yang tertera di layar ponselnya. Mungkin saja ini benar-benar penting untuknya.
Message From: Mama
Airin sayang, kamu ada di mana, Nak? Teman kamu, Cika ada di rumah. Katanya dia gak ketemu kamu di kampus, sudah hubungi kamu tapi gak ada balasan. Mama jadi khawatir, Nak.
Airin lantas mengetik balasan untuk mamanya, "Airin lagi dengan teman di jalan, Ma. Mama gak usah khawatir. Alhamdulillah, Airin gak apa-apa kok, Ma. Ini Airin udah mau balik ke rumah."
Message From: Cika Lyodra
Rin, Airiinnn ... Lo lagi di mana sih? Gue cariin di kampus gak ketemu-ketemu. Jadi gue langsung samperin aja di rumah lo. Cepetan balik ya, Rin.
"Gue lagi di jalan, Cik. Duh, maaf ya gak ngabarin ke lo dulu. Nih sebentar lagi gue balik ya," ketik Airin untuk membalas Cika.
Airin merasa bersalah kepada sahabatnya karena lupa memberi kabar dan mengabaikan pesan Cika sejak kemarin. Sekarang rasanya Airin ingin curhat perihal apa yang terjadi kemarin.
OMG!
Mendadak Airin tersentak kaget, ia lupa, kalau Cika sekarang ada di rumahnya itu berarti Cika bisa saja bertemu dengan kakaknya, Arom. Selain itu, bagaimana jika nanti kakaknya ingin menginterogasi Cika? Apalagi jika itu berhubungan dengan Bayu.
"Duh, bisa gawat nih kalau begini," gumam Airin lalu menepuk jidatnya.
Revan melirik Airin sebentar dan lagi-lagi ia diam-diam memperhatikan Airin yang tiba-tiba menepuk jidatnya sendiri juga memperlihatkan raut wajah yang tak biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BK8 - Renjana Airin
Romance"Masya Allah! Emang ya Rin, lo nggak salah pilih suka sama Bayu," bisik Cika yang membuat Airin menyikut lengan Cika. Ini bukan kali pertama Cika memergoki cowok itu sedang memperhatikan Airin. "Gue rasa dia juga suka sama lo deh, Rin. Gue selalu li...