Bab 45: Pengakuan?

2.4K 270 49
                                    

Bab 45: Pengakuan?

Jangan lupa vote dan komen ya! Kapan lagi ya kan sekali update langsung sampe epilog? hehe😋

Jangan lupa vote dan komen ya! Kapan lagi ya kan sekali update langsung sampe epilog? hehe😋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekali lagi Hanna menengok kebelakang dan lagi-lagi mendapatkan hasil yang nihil. Hanna semakin memegang erat lengan sweater tebal yang Hanna pakai sekarang. Sweater yang membuatnya merasa sedikit tenang ditengah kegelisahannya. Bolehkah Hanna berharap seseorang datang sebelum ia berangkat?

"Lo yakin gak mau temuin Juan dulu?" tanya Galen untuk kesekian kalinya yang sedari tadi menyadari gerak-gerik Hanna semenjak turun dari mobil.

Hanna berdecak, "Gue bilang nggak ya nggak!" ketus Hanna tak sesuai dengan isi hatinya.

"Kamu denger kan? Udah deh! Kamu kenapa jadi mihak ke dia sih? Nyesel aku ngajak kamu kesini!" Hanin mendesis tak suka, kesal sekali rasanya hanya dengan mendengar nama itu.

Selama Hanin dan Galen membantu Hanna mempacking semua pakaian dan barang Hanna ke dalam koper, Galen selalu mendesak Hanna untuk menemui Juan lebih dulu sebelum gadis itu benar-benar pergi. Bukannya apa, Galen hanya tidak ingin Hanna terus terlihat murung. Bagaimana pun juga, Galen tahu persis betapa tergila-gilanya cewek itu dengan Juan.

Galen mengangkat bahunya acuh kemudian berjalan masuk lebih dulu seraya mendorong koper Hanna. Hanin berhenti melangkah dan menoleh, "Han, ayo! Ada yang ketinggalan?"

Hanna tersentak dari lamunannya. "Ah—Itu..... Lo duluan aja, gue mau ke toilet dulu."

Hanin menaikkan satu alisnya tapi kemudian dia mengangguk paham dan menyusul Galen.

Sebenarnya itu hanya alasan, Hanna hanya ingin mengulur waktu keberangkatannya. Hanna kembali mengelilingi pandangannya ke sekitar, mendapati orang-orang sibuk berlalu lalang menyiapkan keberangkatan mereka ataupun sekedar mengantar kerabatnya.

Tangan kiri Hanna terangkat agar matanya dapat melihat arloji yang melingkar disana dengan jelas. Hanna harus masuk ke pintu keberangkatan sebentar lagi. Tapi kenapa sulit sekali rasanya kaki Hanna untuk melangkah masuk kedalam? Padahal Hanna sudah menyiapkan mental untuk menghadapi ini semua.

"Nggak, Han. Lo harus pergi!" gumam Hanna meyakinkan dirinya.

Hanna berjalan dengan langkah gontai kembali menuju kedalam. Posisinya sudah dekat dengan Hanin dan Galen yang sedang menunggunya. Hanna menutup matanya sejenak.

"Fuck you, Juan! Gue benci sama lo!"

Setelah mengucapkan itu Hanna langsung berlari memutar arah saat tinggal beberapa langkah lagi melakukan pengecekan.

Fuckgirl Career ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang