Bab 33: Rekor dunia

5.5K 579 80
                                    

Bab 33: Rekor dunia

sebelum baca pencet dulu dong tombol bintangnya hehe

Juan memandang bosan tiga saudaranya yang sedang bersenda gurau dimeja kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juan memandang bosan tiga saudaranya yang sedang bersenda gurau dimeja kantin. Ia lebih memilih untuk melahap baksonya dengan tenang, mengabaikan keadaan disekitarnya. Biasanya, pada jam istirahat seperti ini Hanna sudah menganggunya, tetapi hari ini tidak. Tanpa Hanna, sekarang semuanya terasa ganjil, dan Juan tak tahu sejak kapan dirinya mulai terbiasa oleh kehadiran gadis itu.

Pikiran Juan berkelana pada sore kemarin, tepatnya kala dirinya berada dirumah Hanna. Tangannya tanpa sadar terangkat memegang pipinya, sudut bibir cowok itu terukir sebuah senyuman tipis.

"Heh! Ngapain lo senyum-senyum megang pipi gitu?" celetuk Liam memicing. Juan menurunkan tangannya, senyumnya memudar.

"Apa jangan-jangan..... ada hubungannya sama Hanna?! Ngaku lo!" sambar Matthew ikut menggoda. Aland hanya terkekeh samar dalam lahapannya, saudaranya itu benar-benar jatuh cinta, pikirnya.

"Apa sih? Gak usah sok tau!" sahut Juan kesal.

"Ngeles mulu lo—Eh! Itu Hanna kan?" tutur Liam kaget menunjuk ke arah cewek yang tengah kejar-kejaran bersama cowok menuju kantin dengan seragam olahraga.

"GALEN KAMPRET! IKAT RAMBUT GUE, BEGO!"

Dari dalam kantin terlihat Hanna yang baru saja datang dengan wajah memanas dan rambut yang lumayan tidak beraturan. Cewek itu datang-datang langsung teriak membikin seisi kantin sontak menatap ke arahnya.

"Iya umi, ini ambil!" pekik Galen mengangkat ikat rambut Hanna tinggi-tinggi. Membuat Hanna jinjit-jinjit sambil melompat-lompat berusaha mengambil ikat rambutnya.

Adegan antara Hanna dan Galen tersebut tak luput dari pengawasan penghuni kantin, termasuk juga keluarga Anderson. Juan nampak sudah menyatukan kedua alisnya memperhatikan interaksi dari dua insan tersebut.

"Kok dia udah sekol—"

Liam tak melanjutkan kalimatnya ketika menyadari perubahan mimik muka Juan. Ekspresi wajahnya mengeras. Liam menyenggol lengan Aland dan Matthew yang berada disebelahnya memberi kode. Kedua lelaki itu malah mengedikkan bahunya bingung.

Terasa gerah oleh pemandangan tersebut, Juan beranjak bangkit dari duduknya. Suasana kantin menjadi sangat riuh tatkala melihat Juan mengarahkan kakinya mendatangi Hanna dan Galen. Hanna yang tak sadar sedang menjadi pusat perhatian pun masih mencoba loncat-loncat untuk mengambil ikat rambutnya.

Hanna terdiam kaku saat sebuah tangan dari belakangnya merampas kasar ikat rambut yang berada ditangan Galen. Gadis itu membalikkan tubuhnya penasaran, hatinya yang tadi sempat gondok setengah mati seketika langsung berbunga-bunga.

"Juan!" seru Hanna dengan senyum girangnya.

Juan memandang Hanna sekilas lantas beralih pada Galen yang terlihat tak terima. "Gak usah caper." ucap Juan sarkas.

Fuckgirl Career ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang