Bab 34: Telepon malam

3.2K 360 11
                                    

Bab 34: Telepon malam

jangan lupa vote komennya yaa🤗

Disinilah kedua gadis itu sekarang, di sebuah cafe mewah yang ramai dengan pengunjung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disinilah kedua gadis itu sekarang, di sebuah cafe mewah yang ramai dengan pengunjung. Hanna memang memutuskan untuk mampir ke cafe tersebut bermaksud ingin menjernihkan pikirannya.

Hanin pula mau tak mau mengikuti kemana Hanna membawanya, gadis itu justru terlihat gembira saat ini. Bagaimana tidak, sudah lama sekali rasanya Hanin tak nongkrong berdua bersama Hanna. Sahabatnya itu terlalu sibuk mengejar-ngejar Juan sampai tak ada waktu untuknya. Memang terdengar lebay, tetapi bagi Hanin, hidupnya terasa hambar tanpa hadirnya Hanna.

"Han—"

"Gue kesel banget, sumpah!" potong Hanna penuh emosi. Cewek itu menaruh ponselnya dengan sedikit membanting ke meja.

"Nah! Itu yang mau aku tanyain, tadi kamu kenapa sih? Kayak emosi banget."

"Lo gak liat motor Juan tadi?!" sentaknya bersamaan dengan pelayan yang datang membawa pesanan mereka. Hanna meminum minumannya dengan naik pitam.

Hanin menangkup pipinya dengan satu tangan, mencoba memutar pikirannya mengingat kejadian diparkiran sekolah. Beberapa detik kemudian mata Hanin melotot lebar seketika.

"ANJING!"

"Anak sekolah jaman sekarang sangat kasar."

"Beda sekali dengan jaman ku dulu."

"Benar, jaman dulu kita sangat hati-hati dalam berbicara."

Hanna hanya bisa menutup seluruh mukanya dengan kedua tangan menahan malu. Berbeda dengan Hanin yang meringis menatap seluruh penghuni cafe tersebut dengan tatapan maaf.

"Gue harusnya inget, lo gak cocok dibawa ke tempat rame gini, pasti bakal malu-maluin gue." gumam Hanna yang masih bisa didengar Hanin.

Hanin memajukan bibir sebal. "Kurang ajar kamu."

Hanna menyingkirkan tangannya memandang Hanin, "Sekarang lo inget?" tanya Hanna kembali membuka topik.

Hanin mengangguk. "Inget. Dia siapa? Cewek Juan?"

"Enak aja! Juan gak doyan sama modelan kayak gitu! Lagian, lo kan tau sendiri Juan udah luluh sama gue." kata Hanna seraya menyibak rambutnya sombong.

"Baru luluh, kan? Inget! Kamu belom ditembak sama dia! Jadi, bisa aja Juan berpaling sama cewek itu..." Hanin meminum minumannya sebelum melanjutkan ucapannya. "Keliatannya juga dia lebih kalem dibanding kamu yang bar-bar gini."

Fuckgirl Career ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang