Bab 43: Baikan?

2.7K 322 1.1K
                                    

Bab 43: Baikan?

maaf bangettt salah up tadi jadi loncat partnya HAHAHAHHA:(

Hanna hanya menghabiskan waktunya dengan merenung dibalkon kamar sembari sesekali menghela nafas frustasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanna hanya menghabiskan waktunya dengan merenung dibalkon kamar sembari sesekali menghela nafas frustasi.

Di sekolah, dia memang selalu terlihat baik-baik saja dan tetap berusaha tak peduli dengan Juan. Berbeda jika sudah dirumah, hampir setiap hari dia menangis karena tak kuat jauh dari Juan. Hanna menderita, bahkan sangat menderita disaat harus menahan diri untuk tidak memeluk Juan dan berkata bahwa ia sangat merindukannya.

Air mata Hanna kembali luruh ke pipi. "Juan... gue kangen sama lo." gumamnya terisak kecil.

Hanna sangat ingin mendengarkan penjelasan Juan, namun bukan tanpa alasan yang membuatnya berpikir dua kali untuk melakukan hal itu.

Hanin selalu melarang untuk mendengarkan penjelasan Juan dan berkata bahwa ia harus membuat Juan merasakan rasanya berjuang. Setidaknya sampai beberapa minggu untuk memastikan bahwa Juan benar-benar tulus dan mengakui perasaan yang sebenarnya padanya.

Hanna sedikit tak setuju dengan saran Hanin untuk mengabaikan Juan sampai beberapa minggu, yang ada Hanna bisa gila lebih dulu karena tak kuat. Namun soal pengakuan, Hanna setuju dengan itu.

Benar. Selama beberapa minggu ini Juan memang nampak berjuang untuknya. Tapi Juan hanya melakukan hal agar dirinya luluh, tidak dengan perasaannya. Sampai sekarang pun Juan belum mengakui perasaannya pada Hanna. Dan setiap Hanna bertanya, cowok itu hanya diam atau mengalihkan.

Hanna spontan menjerit dan melempar bantal ke sembarang arah ketika mengingat hal itu. "Dasar idiot! Apa susahnya ngakuin perasaan? Tinggal ngomong 'Gue suka sama lo' aja kok ribet?!!"

"HUAAAAAA! SEBENERNYA LO KEGEDEAN GENGSI ATAU BENERAN GAK PUNYA PERASAAN APA APA SIH???!!!!!!" teriak Hanna frustasi.

Kekesalan Hanna meningkat saat bayang-bayang interaksi Juan dan Shella disekolah yang hampir setiap saat selalu berduaan. Dan apa yang ia dengar dari Matthew? Hanya sebatas suruhan guru? Cih.

Suara bel yang berbunyi berkali-kali membuatnya berhenti karena teringat jika bi Sari sudah kembali bekerja seperti dulu yakni hanya datang saat hari libur dan Hanin juga belum pulang.

Hanna mengambil tisu di nakas meja untuk menghapus sisa air mata di pipi, merapikan rambut yang sedikit berantakan sebelum berjalan keluar dari kamar untuk melihat tamu yang telah mengganggu kegiatan tangisnya.

"Siapa s—Juan?" Hanna segera berniat untuk menutup pintu namun gagal lantaran Juan berhasil menahannya kuat.

"Lepasin!" cetus Hanna berusaha menutup pintu.

Juan enggan melepaskan tangannya, dengan sekuat tenaga ia membuka pintu Hanna. Kekuatan Hanna yang tak sebesar Juan pun kewalahan. Juan langsung masuk dan dengan gerakan cepat dia menarik Hanna lalu di dorongnya tubuh gadis itu ke tembok. Juan mengurung Hanna dengan kedua tangannya.

Fuckgirl Career ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang