Haloo kembali lagi sama Aku Arin si author amatiran wkwkwk.
Apa kabar kalian semua? Gimana udah kangen belom?
Wkwkwk maafkan aku yang lama Update nya ya wkwkwkOkay sebagai gantinya sekarang aku mau update Alvaska. Siapa nih disini yang gemes sama Alvaska?
Kamu team mana?
Alvaska - Bella
Atau Alvaska - Ilyana?
Koment di sini ya.HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sedangkan di dalam rumah Ilyana menangis tersedu-sedu menyandarkan bahunya pada pintu. Ilyana mendengar suara gaduh dari luar rumahnya, itu pasti Alvaska. Ilyana mencoba menahan sekuat tenaga untuk tak keluar melihat Alvaska dan memeluk pria itu. Bagaimanapun Ilyana harus konsisten dengan keputusannya, ia harus melepaskan Alvaska. Ilyana bangkit, ia menghapus air matanya saat melihat sang Mama menghampirinya.
"Kamu kenapa sayang?"
Ilyana menggeleng.
"Berantem sama Alva?"
"Ngga Ma, Ilyana baik-baik aja," jawab Ilyana sembari mencoba memaksakan senyuman.
"Mama tahu kamu lagi bohong, bilang sama Mama kamu lagi ada masalah apa sama Alva?"
Seketika itu juga pertahanan Ilyana runtuh, Ilyana langsung meluruh dalam pelukan sang Mama. Ia menangis menumpahkan semuanya pada pelukan wanita yang telah melahirkannya itu.
"Kamu kenapa? Berantem sama Alva?" tanya Mama Ilyana.
"Aku putus sama Alva Ma," ucap Ilyana. Ilyana semakin menenggelamkan wajahnya pada pelukan sang Mama.
Mama Ilyana membalas tak kalah erat pelukan sang putri. Ia merasa prihatin dengan kisah cinta putrinya itu. Namun, ia juga merasa lega jika putrinya benar-benar putus dengan Alvaska. Baginya Alvaska bukan yang terbaik untuk Ilyana, dari awal hubungan mereka ia tak pernah merestui hubungan itu. Namun, ia selalu menyembunyikannya seolah ia mendukung hubungan itu, padahal jauh dalam lubuk hatinya ia selalu berdoa agar Ilyana putus dengan Alvaska. Dan sekarang inilah jawaban atas semua doa-doanya, meskipun menyakitkan melihat putri satu-satunya menangis seperti ini, tapi ini jauh lebih baik daripada melihat sang putri bersama dengan orang yang salah.
"Yaudah kamu gak usah nangis lagi ya," kata Mama Ilyana sembari menangkup wajah mungil Ilyana.
Ilyana menatap sang Mama dengan mata sembabnya. "Apa aku bisa lupain Alva Ma?"
"Bisa sayang bisa."
"Apa ini emang yang terbaik buat hubungan aku sama Alva Ma? Apa aku ngga salah milih keputusan? Aku takut Ma."
Mama Ilyana menyeka buliran bening yang merembes mili membasahi wajah sang putri. Ia tersenyum kemudian berkata, "Pasti kamu udah mempertimbangkan semuanya, pasti kamu udah mikirin ini dari jauh-jauh hari kan? Mama yakin ini udah jalan yang terbaik buat kamu sayang. Kerana Mama tahu anak Mama bukan tipe anak yang ceroboh, pasti kamu udah mikirin baik buruknya."
Ilyana kembali memeluk sang Mama.
Ia harus melupakan Alvaska, ini adalah yang terbaik untuknya dan Alvaska. Bahagianya Alvaska bukan dengan dirinya. Alvaska bukan untuknya. Mungkin ini terasa menyakitkan bagi hatinya. Namun, Ilyana yakin ini adalah jalan yang terbaik untuk hubungannya.
Mencintai tak harus memiliki. Untuk apa bertahan jika itu menyakitkan, lebih baik di lepaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVASKA - Dark Destiny [ON GOING]
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA DAN VOTE SERTA KOMENT! PLAGIAT HARAP MENJAUH! WARNING KAWASAN 17+ (KATA KASAR) Dingin ✔ Kejam ✔ Keras kepala ✔ Gengsian ✔ Temperamental ✔ Itulah beberapa kata yang akan terlintas di otak kamu, ketika kamu mendengar n...