Haloo balik lagi sama Arin, si penulis amatiran.
Bagaimana kabar kalian hari ini? Sehat? Alhamdulilah kalo gitu.
Gimana? Udah siapa baca cerita Alvaska belom? Kalo udah siap okay mari kita mulai.
Oh ya sebelumnya kembali aku ingatkan buat yang belum follow akun wattpad aku jangan lupa follow ya, next part nanti bakalan aku private acak.
HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.Seperti hari sebelumnya Alvaska masih setia memejamkan matanya. Ini sudah minggu ke-tiga pria itu tak sadarkan diri.
Bella, gadis itu masih setia menemani Alvaska. Bella berharap Alvaska cepat sadar dan bangun dari komanya. Dua bulan lagi mereka akan melakukan Ujian Nasional, Bella ingin Alvaska bisa mengikuti ujian itu, ia ingin bisa lulus bersama dengan Alvaska.
"Al, kapan bangun?" tanya Bella pada Alvaska. Meskipun Bella tahu Alvaska tak akan bisa menjawab pertanyaannya.
"Al, kamu tahu ngga? Milea udah punya pacar loh ... dia sekarang bucin Al."
Sama. Alvaska tak merespon ucapan Bella. Namun, Bella tetap bercerita. Bella rindu Alvaska, ia ingin Alvaska-nya bangun dan merespon semua cerita-ceritanya.
Hingga ... pintu kamar rawat Alvaska di buka oleh seseorang, menampilkan sosok Ilyana yang berdiri disana.
"Na, sini." Bella memanggil Ilyana.
Ilyana tampak melihat sekitar, ia mencari keberadaan Milea. Ternyata benar, Milea tak berada disana.
"Tenang Milea ngga ada, dia bakalan keluar seharian sama pacar barunya," ucap Bella seolah tahu apa yang di pikirkan Ilyana.
Ya, Ilyana saat ini was-was saat berkunjung menemui Alvaska, kerana Milea yang akan bersikeras mengusirnya. Ya, sejak saat ia telat menggantikan Milea menjaga Alvaska waktu itu, Milea melarang Ilyana untuk menemui Alvaska, selamanya.
Ilyana berjalan mendekat kearah Brankar dimana tubuh Alvaska terbaring lemah disana. Tiga minggu sudah ia tak mendengar suara Alvaska, Ilyana rindu suara itu. Ilyana juga rindu sosok Alvaska yang kadang baik dan kadang juga jahat dalam memperlakukannya. Ilyana rindu mantan kekasihnya itu. Rasanya sangat berat menyebut Alvaska sebagai mantan, tapi bagaimanapun juga Alvaska memanglah mantan kekasihnya, dan ... selamanya mereka akan menjadi mantan kekasih, tanpa bisa kembali merajut asa.
"Hallo Va, aku datang nih," ucap Ilyana menyapa Alvaska. Ilyana mencoba tersenyum pada tubuh lemah Alvaska.
"Maaf ya aku jarang jengukin kamu sekarang," ucap Ilyana sembari menahan sesak di hatinya.
"Kamu apa kabar Va? Kapan nih kamu bakalan bangun, ngga capek apa tidur terus?"
Ilyana menggengam tangan Alvaska, setetes likuid bening merembes membasahi pipi Ilyana, kemudian di susul oleh tetes demi tetes lainnya. Ilyana selalu lemah di depan Alvaska.
Bella yang berdiri di belakang Ilyana hanya mampu menepuk pelan bahu Ilyana dan memberikan elusan lembut pada gadis itu. Sama, Bella juga merasakan kesedihan yang sama dengan Ilyana.
"Alvaska kapan bangunnya ya Bell? Gua kangen," kata Ilyana pada Bella.
Bella ikut menangis tak kuasa mendengar suara Ilyana yang terdengar pilu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVASKA - Dark Destiny [ON GOING]
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA DAN VOTE SERTA KOMENT! PLAGIAT HARAP MENJAUH! WARNING KAWASAN 17+ (KATA KASAR) Dingin ✔ Kejam ✔ Keras kepala ✔ Gengsian ✔ Temperamental ✔ Itulah beberapa kata yang akan terlintas di otak kamu, ketika kamu mendengar n...