Halooo balik lagi sama Arin 😂
Jangan lupa follow akun wp ku ya 😚
Maaf ngaret guys 😭😭 sumpah aku lagi gak ada semangat buat nulis 🙃
Yaudah nih sebagai gantinya aku post maaf ya kalo pendek🥺HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ilyana tersenyum getir kala mengingat dari awal hubungannya dengan Alvaska. Susah, sedih, senang dan bahagia, semua sudah pernah ia lalui bersama dengan Alvaska. Namun, jika di ingat-ingat lagi. Selama ini kisah mereka lebih banyak sedihnya. Dari awal memanglah, Ilyana yang terlalu mendamba pada Alvaska. Hingga sekarang adalah puncaknya, Ilyana benar-benar akan melepaskan Alvaska ... selamanya.
lyana merapikan semua bulu-buku yang berserakan di atas meja. Terlalu lama melamun membuat Ilyana lupa merapikan buku PR-nya. Ilyana memasukkan buku itu ke dalam ransel sekolahnya.Ilyana melirik jam yang bertengger di dinding kamarnya yang mana jarum panjang jam itu menunjuk di angka satu dan jarum pendeknya di angka tiga. Sudah hampir subuh, Ilyana tak menyangka waktu berjalan begitu cepat. Ilyana segera bangkit dari kursi belajar dan berjalan ke dalam kamar mandi, ia harus mencuci muka dan menggosok gigi sebelum ia tidur. Setidaknya ia harus tidur, dari pada tidak sama sekali.
****
Pagi harinya di rumah sakit tempat dimana Alvaska di rawat, Bella tengah membersihkan badan serta wajah Alvaska. Dengan sangat telaten, Bella membersihkan setiap inci wajah serta badan bagian atas pria itu.
Ini sudah tepat satu bulan Alvaska koma dan Bella sangat rindu pada Alvaska. Setiap hari Bella selalu berdoa dan memohon agar Alvaska lekas bangun dari tidur panjangnya karena telah banyak hal yang dilewati Alvaska sejak dia koma.
"Al, kapan bangun? Ngga kangen apa sama aku?"
Bella menyentuh bulu-bulu halus yang mulai tumbuh di dagu Alvaska. Bibir Bella sedikit terangkat saat ia menyentuh bulu janggut Alvaska.
"Al, kamu dah jadi om-om. Lihat, Al kamu ada bulu janggutnya," ucap Bella sembari terus berbicara pada Alvaska. Meskipun tak bisa menjawab, setidaknya Bella tahu Alvaska bisa mendengarkannya.
"Al, kamu harus cukur nih. Apalagi kamu udah ada kumisnya, hahaha. Pasti kalo kamu tahu kamu bakalan marah-marah sama bulu-bulu kamu, Al. Al bangun ya ...."
Bella tersenyum getir. Bella kembali melanjutkan aktivitasnya membersihkan tubuh Alvaska. Setelah dirasa cukup, Bella langsung berpamitan pada Alvaska, karena bagaimanapun juga Bella harus pergi ke sekolah. Bella tak ingin ketinggalan pelajaran, karena sebentar lagi ia akan melakukan Ujian Nasional. Tinggal menghitung bulan ia akan resmi berhenti menjadi anak SMA dan Bella berharap ia bisa melewati semua moment itu bersama Alvaska–sahabatnya.
Sesampainya di sekolah Bella langsung menemui Milea dan meminta gadis itu untuk menggantikannya menjaga Alvaska, karena sedari tadi ponsel Milea tak bisa di hubungi dan ia berinisiatif mencari gadis itu, dan memberitahuinya langsung.
Karena siang nanti Bella harus menjalani cuci darah seperti biasa dan dapat di pastikan beberapa jam setelahnya ia akan tak sadarkan diri. Oleh karena itu, Bella meminta Milea untuk menggantikannya. Bagaimanapun Bella juga harus mengurus kesehatannya sendiri. Bella tak ingin membuat sedih semua orang akan kondisinya yang akhir-akhir ini kian memburuk jika ia tak pandai-pandai dalam mengurus kesehatannya. Bella masih harus berjuang–Alvaska membutuhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVASKA - Dark Destiny [ON GOING]
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA DAN VOTE SERTA KOMENT! PLAGIAT HARAP MENJAUH! WARNING KAWASAN 17+ (KATA KASAR) Dingin ✔ Kejam ✔ Keras kepala ✔ Gengsian ✔ Temperamental ✔ Itulah beberapa kata yang akan terlintas di otak kamu, ketika kamu mendengar n...