You Are (Not) My Destiny Part 17

31 4 1
                                    

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

1. Plastic – Gangnam Exit 4

2. THE BOYZ – Good Bye

3. MXM – Good Day

4. MONSTA X - Gravity

5. Im Hanbyul – Heejae

6. Chunji & Eunha – Hold Your Hand

7. BLACKPINK – Hope Not

8. SEVENTEEN - Hug

9. MONSTA X – I Do Love You

10. Ha Sungwoon – I Fall in Love


Sudah jam sepuluh lebih sekarang, dan kurasa aku sudah cukup berolahraga. Sebenarnya aku bukan ingin berolahraga, tapi pikiranku sangat kacau dan kupikir dengan sedikit berkeringat aku bisa mengalihkan pikiranku. Tapi ketika aku menginjakkan kaki memasuki apartemenku, aku tau pikiranku masih saja kacau. Namun yang lebih membuatku kaget, aku melihat Eunyul noona tertidur di sofa, sementara TV kami menyala. Apa? Bagaimana dia ada disini? Aku cepat-cepat duduk di lantai di sisi sofa tempat dia tertidur.

"Noona? Eunyul noona?"

"Uh..."

Dia tidak membuka matanya, tapi di dahinya ada kerutan dan peluh keringat bermunculan disana. Suhu ruangan baik-baik saja dan dia tidak membuka matanya. Kuletakkan punggung tanganku di dahinya dan dia tampaknya sedikit demam. Perlahan kuangkat tubuhnya dan kubaringkan di ranjangku. Untunglah sekarang Donghyun sedang keluar, aku bisa merawatnya. Aku mulai hilir mudik ke kamar dan dapur untuk mengompres Eunyul noona. Kukira dia akan pulang setelah dari rumah sakit, tapi kenapa dia malahan datang ke apartemenku? Apakah dia mengkhawatirkanku? Aku masih memandang wajahnya yang tampak agak kemerahan. Dibanding mengkhawatirkanku, aku lebih mengkhawatirkanmu, noona. Tapi aku... aku tidak bisa menyembunyikan perasaan... tunggu, apakah aku cemburu?

"Dongsun..."

Mataku membulat ketika melihatnya membuka matanya perlahan.

"Noona, aku disini," aku menggenggam tangannya erat.

"Kau... akhirnya aku bisa menemuimu juga. Tunggu, kenapa aku..."

"Malahan aku yang ingin bertanya pada noona, kenapa noona ada disini?"

"Aku... merindukanmu."

Jawaban itu di luar prediksiku jadi aku tak tau bagaimana sebaiknya aku bereaksi. Eunyul noona mengulurkan tangannya dan memasang ekspresi cemberut. Rasanya setidaknya aku tau apa yang dia inginkan sekarang. Aku tersenyum dan mengangkatnya untuk duduk di pangkuanku. Dia sedikit berat, tapi aku jauh lebih kuat meskipun tubuhku terlihat kurang berotot seperti tubuh Chungdae. Eunyul noona memeluk leherku erat dan meletakkan dagunya di bahuku.

"Kenapa kau meninggalkan ponselmu? Kau membuatku khawatir. Aku kan sudah pernah bilang, jangan lakukan itu lagi."

"Maaf, noona... aku... boleh aku bertanya sesuatu?"

Eunyul noona menarik wajahnya dan memandang lurus ke mataku.

"Tentu. Tanya saja, apapun itu."

"Apa hubungan antara noona dan... Park Hyunbin baksanim?"

Nada suara Eunyul noona berubah lagi ketika dia menjawab pertanyaanku, "rasanya sudah pernah kujawab kan? Dia teman lamaku."

"Apakah hanya itu?"

"Haruskah ada yang lain?"

"Noona tidak menyembunyikan sesuatu dariku kan?"

"Apa maksudmu?"

(Indonesian ver) You Are (Not) My Destiny // 넌 내 운명(안)입니다Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang