Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.
1. SEVENTEEN – Say Yes
2. RED VELVET – See The Stars
3. ASTRO – Should've Held On
4. Soyou & Junggigo - Some
5. Kim Jaehwan – Some Days
6. N. FLYING – Spring Memories
7. THE BOYZ – Spring Snow
8. Doyoung & Sejeong – Star Blossom
9. UP10TION – Still with You
10. Ha Sungwoon – Think of You
EPILOG
"Aduh, Heo Chunghee, turun dari punggung hyongmu!"
Itu hanya satu teriakan di antara banyak teriakan yang lain. Cabang ketiga café Million Stars dibuka di kota Busan, dan tiga hari yang lalu baru diadakan peresmiannya. Tapi hari ini café itu ditutup untuk umum, dan penghuninya hari ini hanyalah rombongan biasa yang sejak beberapa tahun yang lalu mengadakan perkumpulan reguler di café utama di Seoul. Tapi setiap beberapa tahun, rasanya anggota semakin bertambah.
"Aku tidak apa-apa, eomonim," jawab Min Dongmin yang tampaknya pasrah dijadikan kuda hidup oleh Chunghee.
"Seharusnya kau tidak boleh terlalu baik, Dongmin," ujar Heo Chungdae yang matanya memperhatikan gerak gerik anaknya dan Dongmin.
"Dia baik karena dia anak Dongsun. Tapi anakmu ini sangat mirip denganmu," keluh Suk Youngkyong pada suaminya, "mana Chungae?"
Kembaran Heo Chunghee, Heo Chungae, rupanya sedang bersembunyi di bawah counter dan berharap tidak bisa ditemukan siapapun. Dia sedang bersama noona favoritnya, Min Chosun. Chosun terus membukakan bungkus marshmallow padanya.
"Makan yang banyak ya," ujar Chosun yang merasa sangat bangga bisa membuat adik kecil di hadapannya bahagia.
"Ah... noona dan Chungae disini!" seru Song Bomoon yang tiba-tiba berjongkok.
"Sttt jangan keras-keras. Sini, noona masih punya banyak marshmallow."
"Aku boleh minta?"
"Tentu."
Sementara itu, dalam pengawasan Won Hyeil yang duduk bersebelahan dengan Eun Sangyoo, istrinya yang sedang hamil 5 bulan, Song Chinhae dan Sun Yeoji, dua balita manis yang berselisih umur hanya satu bulan, sedang merangkak dan berbicara dengan bahasa yang hanya bisa dimengerti oleh mereka. Ayah Song Chinhae sedang sibuk membuat kopi, sementara ibunya kebingungan mencari oppanya Chinhae yang entah bersembunyi dimana (padahal sang oppa sedang menikmati marshmallow). Dan kemana orangtua Sun Yeoji?
"Aku kan sudah bilang, bawa tisu basah lagi, tapi kau tidak mendengarkan aku!" teriak Joon Yeowoo mengatasi semua kebisingan yang ada.
"Aduh, iya ampun, aduh!" jerit Sun Joonki, menghindari cubitan istrinya.
"Sudah jangan bertengkar kalian," ujar Song Bojin membawa nampan berisi kopi yang wanginya memenuhi seisi café, "minum kopi dulu."
"Aku bawakan makanannya ke depan ya," Hwan Eunyul menawarkan bantuan pada Baek Choeun yang sibuk memasak di dapur.
"Boleh sih eonni, tolong ya," pinta Choeun yang menyerahkan piring berisi kentang goreng pada eonni kesayangannya.
Baru saja piring itu dipegang Eunyul, Min Donghyun masuk ke dapur dan mencuri segenggam kentang dan memasukkannya ke mulutnya.
"Donghyun! Kau mau mencuri lagi ya?" jerit Choeun kesal.
"Ya, aku mau mencuri lagi," jawab Donghyun, "kali ini mencuri hatimu."
"Jawaban bodoh macam apa itu."
Tapi Choeun tertawa dan membiarkan saja suaminya memeluknya dari belakang selama dia sedang memasak.
"Noona, apa noona sakit?" Min Dongsun menangkap siku istrinya ketika istrinya yang sedang berjalan membawa piring itu tampak limbung.
"Ah tidak, Dongsun. Aku hanya... merasa sedikit pusing."
"Duduklah dulu, noona."
"Jangan-jangan Eunyul eonni hamil lagi?" tanya Choeun yang kepalanya muncul dari pintu dapur bersama dengan kepala Donghyun.
"Yo, Dongmin, apa kau mau punya adik lagi?" tanya Donghyun setengah berteriak.
Dongmin sudah tidak menjadi kuda lagi, dan menjawab pertanyaan dari jakeun aboji-nya, "ya, aku mau punya adik lagi!"
"Cepat periksa, mungkin benar-benar hamil," goda Chungdae.
"Aku juga mau punya adik, aduh!"
Dalam ketergesaannya berdiri, kepala Chosun membentur counter dan Won Chinye mendatanginya.
"Chosun tidak apa-a... ah, disini kau rupanya Bomoon dan... astaga Chungae!"
"Oh, Chungae disi... CHUNGAE, BERAPA BANYAK MARSHMALLOW YANG KAU MAKAN?" tanya Youngkyong frustasi.
Chosun masih mengelus kepalanya yang tadi terbentur dan menghentikan gerakan Donghyun yang baru saja akan mendatanginya dengan merentangkan tangannya yang bebas.
"Aku tidak apa-apa, appa. Ngomong-ngomong, aku juga mau punya adik. Tapi harus yang lucu ya. Jangan yang bandel seperti Chungdae abonim."
꿈속에 니가 상상의 니가
In my dreams, in my imagination
나타나 주길 바래 내가 바라던 너인걸
I always want you to be there, you're the one I want
너도 그렇니 내가 좋으니
Do you feel the same? Do you like me?
그렇다면 나에게 고백해 줘
If so, please tell me
내 마음속에 내 하루속에
My heart and my days
온통 너로 가득해 너로 넘친단 말이야
Are filled with you, you overflow
너도 그렇니 내가 좋으니
Do you feel the same? Do you like me?
아직 용기가 없다면 난 기다릴게If you still don't have courage, I'll wait for you
(RED VELVET – See The Stars)
"APA KATAMU MIN CHOSUN?" teriak Chungdae dengan marah.
"JANGAN SENTUH ANAKKU!" Donghyun balas berteriak.
Sepertinya tidak akan ada kata damai ketika mereka berkumpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Indonesian ver) You Are (Not) My Destiny // 넌 내 운명(안)입니다
Fiksi PenggemarBahagia... siapa yang bisa memprediksi tentang kebahagiaan? Tentang berapa lama kita bisa berbahagia? Perpisahan... siapa yang pernah merasakan perpisahan? Tentang ketidakpastian apa yang akan terjadi setelah perpisahan itu? Kukira aku akan memiliki...