Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.
1. Kim Jaehwan – Some Days
2. N. FLYING – Spring Memories
3. THE BOYZ – Spring Snow
4. Doyoung & Sejeong – Star Blossom
5. UP10TION – Still with You
6. Ha Sungwoon – Think of You
7. Bolbbalgan4 – To My Youth
8. EXO - Wait
9. ASTRO – We Still
10. Jeong Sewoon – When You Call My Name
MIN DONGSUN'S POV
"Ini... apa?"
Donghyun menyuarakan apa yang ada di kepalaku juga. Aku dan Donghyun baru sampai ke apartemen Choeun noona. Kegiatanku selesai jam 8 malam dan Choeun noona bilang dia memasak sesuatu dan mau kami mampir ke apartemennya untuk makan "sangat malam", Eunyul noona juga ada disana. Tapi begitu membuka pintu apartemennya, selain disambut oleh wajah kedua wanita yang kami cintai, ada dua hewan bersayap bertengger di dalam satu sangkar putih besar. Sangkarnya sangat menyolok karena diletakkan berhadapan dengan pintu depan.
"Bukankah mereka cantik?"
Aku tidak tau apa definisi "cantik" yang disebutkan Choeun noona. Eunyul noona duduk di sofa dan memandangi isi sangkar itu dengan tatapan penuh cinta. Donghyun sudah sadar dari keterkejutannya, kurasa karena dia calon dokter hewan, dia cepat menguasai diri dan menyelidiki isi sangkar. Ada dua burung hantu di dalam sangkar itu, ukuran mereka masih cukup kecil (kurasa hanya sedikit lebih besar dari 10 cm), keduanya berwarna putih dengan bercak hitam di bagian atas kepala mereka, dan dari pertengahan dada ke bawah. Mata mereka tampak waspada dan melihat dengan pandangan menyelidik ke manusia-manusia yang sibuk mengamati mereka juga. Ya bulu mereka yang putih memang... cantik, meminjam istilah Choeun noona.
"Ini Milo, yang jantan, aku akan memelihara dia, dan Rubi yang betina, akan dipelihara Eunyul eonni."
"Bagaimana kalian membedakannya?" tanyaku bingung.
"Mata Milo sangat sipit, lihat, kalau dia tersenyum, matanya hilang. Dia mengingatkanku pada Donghyun."
Aku tak mengerti bagaimana burung hantu bisa tersenyum.
"Tunggu, coba lihat ini. Milo ya, Milo ya!"
Seakan mendengar panggilan Choeun noona, burung hantu yang tampaknya sedikit lebih besar menoleh ke arah majikannya dan... astaga, apakah dia benar-benar tersenyum? Burung hantu itu membuka paruhnya dan kedua matanya menghilang. Donghyun tertawa.
"Baiklah, aku akui matanya terlihat seperti mataku kalau dia seperti itu," tawa Donghyun, "tapi sekarang noona menyamaiku dengan burung hantu salju? Dulu noona menyamakanku dengan anjing, dan sekarang burung hantu? Kapan noona menganggapku manusia normal?"
"Kalau Donghyun memelukku, aku akan menganggapmu manusia normal," jawab Choeun noona malu-malu.
Donghyun lalu maju untuk memberinya backhug diiringi tawa keduanya. Aku dan Eunyul noona hanya bisa saling berpandangan pasrah. Eunyul noona bangkit dan menggandeng tanganku menuju ruang makan. Di meja makan ada semangkuk besar tteokbokki yang masih hangat (ada potongan cabai yang mengapung yang membuatku bergidik) dan ada beberapa tusuk odeng juga di mangkuk itu. Eunyul noona duduk dan aku duduk di sebelahnya.
"Ada apa, kenapa Choeun noona mendadak memasak sebanyak ini?" tanyaku bingung, "ada yang ulang tahun?"
"Tidak, dia hanya ingin bertemu dengan kalian, dan merayakan kedatangan Milo dan Rubi."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Indonesian ver) You Are (Not) My Destiny // 넌 내 운명(안)입니다
FanfictionBahagia... siapa yang bisa memprediksi tentang kebahagiaan? Tentang berapa lama kita bisa berbahagia? Perpisahan... siapa yang pernah merasakan perpisahan? Tentang ketidakpastian apa yang akan terjadi setelah perpisahan itu? Kukira aku akan memiliki...