You Are (Not) My Destiny Part 34

16 0 0
                                    

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

1. THE BOYZ – Good Bye

2. MXM – Good Day

3. MONSTA X - Gravity

4. Im Hanbyul – Heejae

5. Chunji & Eunha – Hold Your Hand

6. BLACKPINK – Hope Not

7. SEVENTEEN - Hug

8. MONSTA X – I Do Love You

9. Ha Sungwoon – I Fall in Love

10. BIG BANG – If You

BAEK CHOEUN'S POV

Aku membuka mataku perlahan. Rasanya tidur semalam nyaman sekali, dan rasanya sudah lama aku tidak tidur senyaman itu. Aku menguap lebar-lebar dan baru sadar semalaman aku tertidur dengan posisi yang sama sampai pagi, dan aku tertidur di dada Donghyun.

"Selamat pagi, noona."

Suaranya terdengar serak dan aku agak buru-buru terbangun, lalu memandangi wajah mengantuknya dengan ngeri.

"Donghyun! Maafkan aku, kau pasti pegal-pegal ya?"

Yang kutakutkan bukan wajah mengantuknya (aku sudah sering melihatnya mengantuk dan dia masih sama tampannya seperti terakhir kali aku melihat wajah bangun tidurnya) aku khawatir aku membuat tubuhnya pegal-pegal. Aku tau biasanya kalau tidur, aku tidak bergerak sama sekali.

"Oh, tidak apa-apa, noona."

Donghyun menggeliat sekali, lalu merosot lagi dan berbaring menghadap ke arahku. Aku berbaring lagi juga untuk memandanginya, yang sekarang menutup matanya lagi.

"Apakah kau masih mengantuk? Ingin tidur lagi?"

Aku tidak bisa menahan tanganku untuk mengelus rambutnya perlahan. Dia lucu sekali kalau mengantuk seperti ini, dan dia tampak seperti anak anjing yang tidak berdaya sekarang.

"Hmm... aku mengantuk. Tapi kurasa aku harus pulang? Jam berapa sekarang noona?"

"Baru jam tujuh sih..."

"Ya, kurasa aku harus pulang dan melanjutkan tidurku di rumah..."

Aku duduk di ruang tamu dan memandangi kesibukan Donghyun yang bersiap-siap pulang. Dia menyeret tubuhnya untuk cuci muka, lalu sempat minum sekotak susu sebelum siap pamitan denganku. Wajahnya sudah terlihat lebih segar sekarang, meski matanya masih sangat sipit.

"Aku akan pulang sekarang noona."

"Terima kasih untuk semalam dan... hubungi aku nanti ya."

"Aku akan menghubungi noona setelah sarapan dan sebelum aku tertidur lagi," celetuknya, "jangan lupa sarapan, noona. Aku saja sudah lapar lagi."

"Aku juga lapar kok, aku akan sarapan setelah mengantarmu keluar."

Aku memandangi sosoknya di luar pintu apartemenku.

"Sampai ketemu, noona!"

"Bye, Donghyun."

Dia masih melambai dengan sangat ceria sambil berjalan mundur menjauh. Menggemaskan sekali, Min Donghyun. Aku memang sudah merasa sangat lapar, seolah perutku sudah selesai mencerna semua ramyeon yang kumakan semalam dengan barbar. Syukurlah aku masih punya roti, jadi aku bisa memakannya dengan susu coklat. Kalau aku masih lapar, aku akan minum lebih banyak susu saja. Aku mengambil ponselku dan duduk di ruang makan sambil menikmati rotiku. Perhatianku terpusat sepenuhnya pada postingan yang muncul paling atas Ketika aku membuka aplikasi Instagram, aku bahkan tidak mengunyah rotiku lagi. Ada satu foto yang agak blur di bagian wajah orang yang ditampilkan di foto itu, lalu aku menggesernya ke foto kedua, sekarang ada dua orang disana, begitu pula di foto ketiga dan keempat, lalu di foto kelima dan keenam hanya tersisa satu orang lagi. Mataku menelusuri isi beritanya.

(Indonesian ver) You Are (Not) My Destiny // 넌 내 운명(안)입니다Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang