You Are (Not) My Destiny Part 39

15 1 0
                                    

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

1. Elaine – Rain or Shine

2. SEVENTEEN – Say Yes

3. RED VELVET – See The Stars

4. ASTRO – Should've Held On

5. Soyou & Junggigo - Some

6. Kim Jaehwan – Some Days

7. N. FLYING – Spring Memories

8. THE BOYZ – Spring Snow

9. Doyoung & Sejeong – Star Blossom

10. UP10TION – Still with You

HEO CHUNGDAE'S POV

Aku mendesahkan nafasku panjang ketika aku naik ke lantai paling atas gedung apartemen. Cuaca semakin dingin, apalagi sekarang sudah masuk ke bulan Desember. Aku heran, mengapa waktu tetap berjalan seolah tidak terjadi apa-apa? Mengapa tak ada sesuatu yang berubah di dunia ini? Padahal segala yang ada di hidupku sudah berubah. Seminggu sudah berlalu sejak kejadian itu... dan tidak sekalipun aku merasa bahagia setelah hari itu. Jika aku tersenyum, aku hanya melakukan itu karena aku harus, karena aku bekerja, tidak lebih dari itu. Aku tau hidupku akan berubah setelah aku melangkah keluar dari apartemennya. Tidak ada lagi pesan tiap pagi dan malam, tidak ada lagi suaranya yang manja ketika aku meneleponnya... dan aku sadar bahwa hari aku berpisah dengannya bukanlah mimpi, setelah aku melihat cincin dan kalungnya yang kusimpan rapi di dalam kotak yang kuletakkan di atas mejaku. Aku tidak berani menceritakannya pada siapapun hingga sekarang. Aku tidak bisa membayangkan betapa kecewanya eomma dan appa kalau mereka tau tentang ini. Mereka sangat menyukainya. Sangat menyukai Baek Choeun. Lalu bagaimana denganku? Aku juga sangat mencintainya. Aku tidak melakukan ini dengan sukarela.

"Chungdae hyong."

Aku menoleh dan mendapati Donghyun akhirnya muncul juga. Ya, aku memang membuat janji untuk bertemu dengannya disini. Sebenarnya dialah yang menghubungiku tadi pagi, dan aku setuju untuk menemuinya. Apakah Choeun noona sudah memberitaunya tentang kami?

"Apa yang kau lakukan pada Choeun noona?"

Dia bahkan tidak memberiku waktu untuk menyapanya, dan dia tampak marah.

"Apa maksudmu?" tanyaku dengan nada tenang.

"Dia belum sekalipun muncul di Million Stars sejak pembukaan café itu kembali. Dia juga tampaknya mengisolasi dirinya dari dunia luar. Apakah kau belum mau menemuinya lagi?"

Akhirnya aku tau bahwa Donghyun belum tau tentang kami. Bagaimana dengan Eunyul noona? Apakah dia juga belum mengatakannya kepada siapapun?

"Aku tidak bisa menemuinya lagi... dan aku memang sebaiknya tidak menemuinya lagi."

"Chungdae hyong!"

"Hubungan kami sudah selesai. Aku dan Choeun noona... sudah tidak bersama lagi."

Tampaknya kalimat itu membuat apapun itu yang ingin dikatakan Donghyun terlupakan olehnya. Tapi ekspresi terkejutnya hanya muncul sejenak, karena setelah itu, dia tampak marah lagi.

"Kau benar, Donghyun. Aku tidak bisa membuatnya bahagia. Akhir-akhir ini aku malah membuatnya semakin sedih. Hal terbaik yang bisa aku lakukan adalah melepasnya," ujarku sambil tersenyum pahit.

Tampaknya senyumku membuat Donghyun lebih marah lagi, karena dia maju dan mencengkeram bagian depan kaosku.

"Mengapa kau mengatakan segalanya itu dengan tenang seperti ini hyong? APAKAH KAU TAK TAU KAU BARU SAJA MENGHANCURKAN DUNIANYA?"

(Indonesian ver) You Are (Not) My Destiny // 넌 내 운명(안)입니다Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang