You Are (Not) My Destiny Part 11

26 3 0
                                    

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

1. Plastic – Gangnam Exit 4

2. THE BOYZ – Good Bye

3. MXM – Good Day

4. MONSTA X - Gravity

5. Im Hanbyul – Heejae

6. Chunji & Eunha – Hold Your Hand

7. BLACKPINK – Hope Not

8. SEVENTEEN - Hug

9. MONSTA X – I Do Love You

10. Ha Sungwoon – I Fall in Love

BAEK CHOEUN'S POV

Kafe masih sangat ramai ketika aku tadi datang, tapi sekarang pasti sudah tidak menerima tamu lagi, karena kami akan tutup lebih awal hari ini. Biasanya aku akan membantu, apapun itu, tapi aku sedang tidak ingin keluar, aku sedang tidak ingin melakukan apapun. Aku masuk ke kantorku dan duduk di kursinya, sambil merebahkan bagian atas tubuhku ke meja. Ponselku berbunyi terus dari tadi, berisik sekali. Aku mengambilnya dan melihat wajah dan nama 청대 dengan love shape warna hijau di akhir namanya muncul di layar ponselku. Aku membalik ponselku dan meletakkannya di meja, membuat panggilannya menjadi silent. Tak lama kemudian aku mengambil ponsel itu lagi dan melihat ada lima panggilan tak terjawab dan angka 11 di ujung icon kakao talk. Aku tak perlu mengeceknya, aku tau semuanya pastilah dari Chungdae. Aku menonaktifkan ponselku. Lalu aku bersin lagi. Rasanya aku ingin mengamuk saat ini. Aku kecewa, aku sedih, aku sakit. Aku tak bisa memilih perasaan mana yang lebih besar dari yang lainnya. Youngkyong... aku tau Youngkyong hanyalah masa lalu Chungdae... tapi apa aku yakin Chungdae sudah melupakannya sepenuhnya? Bagaimana kalau Youngkyong juga belum melupakan Chungdae? Mereka juga terlihat begitu bahagia tadi... seolah mereka memiliki dunianya sendiri dan aku adalah tamu di dunia mereka itu. Tapi bagaimana mungkin aku tak mempercayai tunanganku sendiri? Sebenarnya apa yang terjadi denganku? Kepalaku pusing...

"Choeun noona, kenapa gelap sekali disi.... Noona?"

Aku terkesiap ketika Bojin masuk ke ruanganku (rupanya aku tidak menutup pintu dengan rapat) dan menyalakan lampunya. Aku cepat-cepat menghapus air mataku. Aku tak tau sejak kapan aku menangis, bodoh sekali aku ini, menangis karena hal sepele. Bojin terlihat panic dan cepat-cepat menghampiriku.

"Ada apa? Ada masalah di bawah?"

"Tidak, kurasa tidak akan ada yang memesan lagi karena kita sudah tidak menerima tamu lagi. Tapi... noona? Apa yang terjadi denganmu?"

"Kenapa? Apa aku terlihat parah? Apa make-up ku meleleh?"

Aku berusaha tertawa tapi suaraku terdengar parau.

"Maaf, noona."

Bojin meletakkan punggung tangannya di dahiku.

"Noona, apa noona sakit? Kurasa noona demam. Apa yang bisa kulakukan untuk noona?"

Aku tak tau bagaimana sebaiknya menjawab Bojin, jadi aku hanya tersenyum padanya, senyum yang dipaksakan. Bojin mengambil tissue dan mengusap wajahku dengan lembut.

마음 속 한 켠에

On one side of my heart
채워지지 않아 바랜 자리엔

There's fading position that can't be filled
함께 나눈 노래 가사가흐리게 남았어

The song lyric we shared together is now faint

희미해진 소리가계속 날 흔들어

The fading sounds keep shaking me up

(Indonesian ver) You Are (Not) My Destiny // 넌 내 운명(안)입니다Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang