Dua hari berjalan.
Kini Taehyung harus sigap bangun pagi untuk membuat sarapan sendiri. Ponsel Naeul tak bisa dihubungi, begitupun dengan semua media sosial Naeul.
Taehyung duduk sendirian. Rumah berdebu karena tidak ada yang mengurus. Dia sendiri sibuk dengan pekerjaannya. Jika ini tidak dibersihkan, sudah dipastikan rumah seperti ditinggalkan tanpa tuan.
Taehyung memasang sarung tangan, meraih gagang sapu, kemoceng, alat pel, dan lainnya. Selama tiga jam penuh atau mungkin lebih, dia selesai.
Perutnya berbunyi. Tidak ada masakan yang bisa langsung disantap. Dia harus memasaknya, atau delivery. Ketika dia membuka pintu kulkas, dia mendapati beberapa bahan makanan masih tersedia. Inginnya dibuat, tapi sepertinya dia tidak akan kuat menahan lapar. Ingin memesan makanan saja, namun dia tahu pasti sama lamanya. Dengan terpaksa Taehyung harus memasak.
Telepon berdering menampilkan nama Namjoon di sana.
"Halo?"
"Taehyung Ssaem. Apakah kau berkenan aku berkunjung ke rumahmu?"
Taehyung tersenyum. Tentu saja boleh. Siapa tahu bisa mengobati rasa kesepiannya untuk sesaat. "Kemarilah."
"Tapi aku membawa satu rekan, boleh?" tanya Namjoon.
"Ya, bawa saja dia." jawab Taehyung. Namjoon mengucapkan terima kasih dan dia menutup sambungan telepon.
Taehyung menaruh ponselnya. Sesaat dia merenung kemudian mengembuskan napasnya. "Jika tahu akan ada tamu, mungkin aku akan memesan makanan saja."
♡
Restoran sudah ditinggal pengunjung beberapa menit yang lalu. Jungkook bertugas membersihkan kaca restoran dari luar, sementara yang lainnya membagi tugas. Dia harus menyelesaikan tugas cepat untuk segera pulang dan menyelesaikan deadline. Untungnya bos besar berbaik hati memberikan karyawan-karyawannya masakan yang masih panas buatan sendiri kepada mereka masing-masing, dengan begitu Jungkook tidak perlu pusing-pusing membeli makanan.
Lima belas menit berlalu dan Jungkook mulai berganti pakaian. Mengucapkan salam perpisahan, kemudian berjalan di bawah temaram redup sepanjang jalan khusus pejalan kaki dengan menenteng satu kantong berisi makanan dari sang Bos. Dia melewati sebuah universitas, universitas tempat Taehyung mengajar di sana. Terbersit rasa rindu kepada Taehyung dalam hatinya, namun Jungkook menepisnya. Dia yakin pasti Taehyung bisa menjaga dirinya sendiri. Jika tidak, semoga Taehyung membuka buku agendanya dan membaca semua daftar kegiatan Taehyung di sana.
Biasanya jika dia memiliki makanan, dia akan membawa pulang dan membaginya dengan Taehyung. Taehyung akan senang hati menerimanya dan mereka memakan bersama. Tidak ada kedudukan tuan rumah dan asisten rumah tangga, Taehyung menganggapnya sebagai teman yang menginap. Itulah sebabnya Jungkook suka, menyukai Taehyung yang berbeda dari yang lain.
Mengapa Naeul tidak bisa mencintai Taehyung? Ada kalimat, cinta datang dan ada karena terbiasa. Namun sepertinya hati Naeul sudah tertutup rapat, egonya menguasai hatinya supaya dia menutup kedua matanya akan keberadaan Taehyung. Dan biasanya, Taehyung akan melampiaskannya lewat senyum palsu kepadanya, kemudian pergi begitu saja entah kemana.
Tetesan hujan mulai membasahi tubuhnya. Musim hujan seperti ini, tubuh Taehyung pasti rentan. Dia tahu sebab Taehyung sendiri yang memberitahunya. Bukan Naeul, bukan siapapun.
Semoga saja, pria itu bisa menjaga keadaan tubuhnya supaya tetap segar dan bisa mengajar, menjadi dosen idaman semua orang.
Jungkook memutar gagang pintu dan menutupnya setelah dia masuk. Dia menyandarkan punggungnya ke daun pintu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELAMOUR [M] ✔
Fanfiction[[ FINISH ]] ⚠️ TAEKOOK (VKOOK) Jungkook seharusnya paham dia tidak boleh membayangkan Taehyung sejauh mungkin. Instingnya mengatakan untuk berhenti, namun perasaannya terus berkecamuk membayangkan seorang Taehyung. Dia harus berhenti sebelum semuan...