Chapter 4

2.7K 427 20
                                    

Ketukan irama diiringi musik yang menggelegar. Jungkook meraih mikrofon dan mulai bernyanyi. Lagu itu memiliki tempo lambat-cepat-lambat-cepat yang bisa dipermainkan Jungkook.

Jungkook berada di tengah keramaian, menjadi pusat perhatian karena dirinya bersinar layaknya bintang. Di hadapannya, sosok pria yang menjulang tinggi berjalan ke arahnya dengan tangan melonggarkan dasinya. Wajahnya menyeringai ke arah Jungkook.

Jungkook tersentak manakala tangan pria itu terjulur dan meraih pinggangnya. Wajahnya mengendus wajah Jungkook, kemudian menempelkan bibir itu dan memberikan lumatan-lumatan lembut di sana. Mata Jungkook terpejam, merasakan ciuman itu seperti kenyataan yang dia rasakan. Di tengah keramaian, orang-orang berseru bahwa semua itu hal yang sangat romantis. Jungkook tak ingin ini berakhir.

Pria yang membuatnya terlena, pria yang membuatnya jatuh cinta. Sosok pria ini yang menjadi harapan Jungkook, walaupun Jungkook tahu dia tidak akan pernah mendapatkannya. Biarkan mimpi mempermainkannya, Jungkook akan senang menikmatinya.

Wajah Jungkook memanas. Matanya langsung terbuka ketika dia merasa keringat membanjiri sekujur tubuhnya.

"Jungkook?"

Suara samar menjadi jelas, membuat Jungkook langsung mengangkat kepalanya. "Tuan?"

Taehyung mendesah lega. Dia meraih segelas air dan mengarahkannya ke Jungkook. "Kau kejang-kejang, Jungkook. Aku takut kau sakit. Apa kau memiliki riwayat penyakit?" tanya Taehyung.

Jungkook tersentak. Tangannya gemetar meraih gelas itu dan mulai meminumnya dengan tenang. "Terima kasih, Tuan. Tapi aku baik-baik saja. Sungguh." jawabnya. "Aku memang sering diserang mimpi yang membuatku berkeringat seperti ini." jawabnya. Dia menoleh dan mendapati tugas-tugasnya tercecer di meja. "Ya Tuhan. Aku bahkan belum menyelesaikan deadline-ku!"

Taehyung hanya bisa menatap Jungkook yang bergerak gugup. Jelas, mimpi itu bukanlah mimpi aneh. Jungkook memimpikannya. Jungkook melirihkan namanya ketika mimpi itu ada. Dan Taehyung yakin, Jungkook memiliki ketertarikan padanya namun dengan jalan lain. Memimpikannya bercinta, rupanya. "Aku sengaja datang ke kamarmu untuk mengecekmu. Dan kau tertidur dengan tubuh mengejang. Kupikir kau memiliki penyakit serius. Ayan misalnya."

Jungkook menggeleng. Dia menghindari  tatapan mengintimidasi Taehyung kepadanya. "Tuan, seharusnya kau tidak melakukan hal ini. Ini sudah malam. Sebaiknya kau tidur, Tuan." ujar Jungkook berdiri.

Taehyung menggeleng. "Sebaiknya kau mandi, Jungkook. Kau sangat berkeringat." perintah Taehyung. "Aku masih memiliki beberapa tugas." jawab Taehyung.

Jungkook melirik sekujur tubuhnya dan merasakan bahwa baju piyamanya basah terkena keringatnya. "Jika begitu, aku akan mandi. Apa kau mau kubuatkan sesuatu, Tuan? Aku bisa menyiapkannya untukmu sebelum aku mandi." tawar Jungkook.

Taehyung menggeleng. "Tidak. Tidak perlu. Selesaikan tugasmu, mandi, lalu tidur." perintahnya langsung.

Jungkook memiliki waktu untuk menyelesaikan mata kuliahnya beberapa tahun lagi, itu artinya dia akan tinggal di rumah tuan dan nyonya besarnya di sana. Bukan perkara dirinya merasa beruntung, melainkan bagaimana dia menahan hasrat untuk tetap biasa saja di depan Taehyung. Mimpi semalam bukanlah mimpi yang buruk, bahkan bisa dikatakan lebih baik dari mimpi sebelumnya. Sebelum-sebelumnya, mimpinya tak pernah seperti ini. Jungkook agaknya lega karena mimpinya tidak senonoh seperti yang lalu-lalu.

Namun sayangnya mimpi kemarin, Taehyung memergokinya. Jungkook takut jika dia tak sadar menyebut nama Taehyung yang membangunkannya. Tuhan, bantu aku...

BELAMOUR [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang