Chapter 18

2.2K 340 33
                                    

Taehyung mengharapkan kehadiran Jackson atas panggilannya. Menanti di sebuah restoran beberapa menit yang lalu, tampang Jackson datang dan tatapannya berkeliaran mencarinya. Ketika Jackson menemukannya, segera saja pria itu melangkah mendekatinya.

"Aku sibuk dengan mantan istrimu. Ada apa?"

Taehyung menghela napas tak habis pikir. Apakah tidak bisa rasanya dia berbicara santai? Taehyung tahu Jackson adalah tipikal orang yang sangat ingin dihormati dan dianggap "lebih sempurna". "Apa kau tidak bisa menghargaiku sebagai manusia di sini?"

Jackson mendengus. Perlahan dia menarik kursi di depan Taehyung kemudian duduk. "Apa maumu? Kau mengganggu waktu kerjaku."

"Oke jika begitu. To the point saja. Apa yang kau lakukan pada Jungkook?" tanya Taehyung dengan tatapan tajam.

Jackson menyengir. Iris matanya menatap Taehyung yang serius menatapnya. "Tidak melakukan apa-apa."

Taehyung mendesis. Dia bisa saja meninju wajah Jackson karena ini. "Jangan berlagak kau tidak tahu. Aku melihatmu hampir melecehkan Jungkook dengan kedua tanganmu di dadanya."

Jackson menyeringai. "Bagaimana denganmu? Membuat bengkak bibir Jungkook dengan ciuman?"

"Itu adalah dua hal yang sangat berbeda." ujar Taehyung berdesis. Hendak marah namun dia urungkan. Dua kali memergoki, Taehyung tidak memiliki bukti. Seandainya dia merekam aksi kejahatan Jackson terhadap Jungkook, dia bisa saja melakukannya.

"Oh? Dua hal berbeda? Kau selingkuh di belakang Naeul?" tanya Jackson tertawa. "Dan kau di sini seolah-olah yang disakiti oleh Naeul? Wah! Naif sekali dirimu ini."

Taehyung menggeram. Tangannya mengepal hendak terangkat namun dia tahan. Iris matanya yang tajam menelusuri lekukan rahang tegas Jackson. Jika diakui, pria ini tampan, sih. Hanya saja tidak memiliki pendirian yang amat sangat bijaksana. Darimana pria seperti ini dilahirkan?

"Apa yang kau katakan itu tidak ada kaitannya dengan diriku maupun Jungkook. Biarpun aku melakukan apa yang kau tuduhkan, Naeul juga hanya akan mempedulikanmu, bukan?" Taehyung beranjak berdiri. "Jika sampai ketiga kalinya aku menemukan kau mengganggu dan melecehkan Jungkook, aku tidak akan segan untuk melaporkan hal ini kepada Naeul dan menjebloskanmu ke penjara."

Taehyung beringsut pergi. Jackson merasa dirinya terancam dan tidak dihargai. Punggung lebar Taehyung menghilang entah kemana. Tapi tenang saja, ancaman itu tidak akan bertahan lama.

Ketika Taehyung mengendarai mobilnya nanti, dia tidak akan bisa berhenti.

~•~

Kecelakaan terjadi begitu cepat. Jungkook dan Naeul berlari ke ruangan dimana katanya Taehyung kecelakaan. Mereka bilang kecelakaan itu sangat parah, membuat Taehyung koma. Mobil yang baru saja dibenarkan di bengkel, hancur berkeping-keping karena menabrak mobil lainnya.

Terjadi kemacetan hingga tiga kilometer dan kecelakaan itu melibatkan taksi dan ambulans.

Menurut kejadian, rem mobil Taehyung mengalami ampas kering sehingga tidak bisa sepenuhnya menghentikan mobil ketika diinjak. Taehyung kehilangan kendali sehingga mobilnya dibanting ke sana-kemari. Siapapun saksi yang melihatnya, kejadian itu benar adanya.

Jungkook hampir meneteskan air matanya jika saja dokter tidak datang. Runtutan penjelasan dokter berikan kepada Naeul sementara Jungkook menatap Taehyung yang terbaring lemah di sana.

"Maaf, Nyonya. Dia mengalami kecelakaan hebat. Terjadi benturan yang meretakkan tengkoraknya dan membentur otak bagian belakang. Dia akan mengalami amnesia sementara."

"Kapan pulihnya?"

Dokter menggeleng. "Kami tidak bisa memastikan. Tetapi membutuhkan waktu panjang untuk pulih." ujar sang Dokter.

Naeul mengangguk dan dokter pergi. Dia menatap Jungkook kemudian berkata, "temani Taehyung. Ada hal yang harus kuurus."

Jungkook mengangguk. Sepeninggal Naeul, air mata Jungkook mengalir.

Naeul menemui Jackson yang kini menunggunya di sebuah bangsal rumah sakit tak terpakai. Dia berdecak pelan menemui Naeul yang berjalan ke arahnya. "Bodoh!" umpat Naeul.

Jackson mengernyitkan keningnya. "Apa? Apa salahku?"

"Aku hanya memintamu untuk mencelakainya, tidak sampai membuatnya amnesia." ujar Naeul frustasi.

Jackson berdecih. "Huh? Kau yakin? Baguslah! Dengan begitu bukankah kita bisa kabur membawa semuanya?"

Naeul mengerucutkan bibirnya. "Jackson, percepat sidang ini. Aku akan pergi ke apartemen untuk menemukan semuanya. Oh ya! Jangan sampai Jungkook tahu."

Jackson terkekeh. "Kau sangat menyayangi Jungkook, eh?"

Naeul berdesis. Bukannya apa, tapi Jungkook itu adalah hal yang berharga. "Jika Taehyung tahu, dia pasti akan syok." Naeul berdecak.

"Memang Jungkook itu siapa?"

"Adikku."

Kening Jackson mengernyit. Sesaat kemudian, matanya melebar. "Adik?"

Naeul mengangguk. "Adik kandungku. Aku berpisah dengannya. Mama, mama membuangnya."

"Naeul, ini rumit. Sangat rumit." Jackson memijat keningnya. "Adik kandung? Jungkook? Mama membuangnya? Jadi? Jungkook itu adalah adik kandungmu yang kau temukan, lalu kau memberikan kasih sayang untuknya? Begitu?"

Naeul mengangguk. "Rumit, Jackson. Ini rumit. Mama dan Papa berpisah. Mama tidak sanggup dengan mengurus dua anak. Jungkook dititipkan ke panti asuhan. Ketika aku sudah besar dan Mama bercerita, dia memintaku untuk membawa Jungkook pulang. Tapi sayang, panti asuhan itu sudah tidak ada. Menurut yang tahu, panti asuhan itu sepenuhnya sudah diambil pemilik. Beberapa asuhan mereka sudah diadopsi oleh beberapa pasangan keluarga. Dan aku bertemu Jungkook saat dia berkeliling."

Jackson tertegun. "Lalu kau mengganti margamu dari Jeon Naeul menjadi Hwang Naeul? Naeul, ini bukanlah hal sederhana."

"Iya. Maka aku mohon jangan pernah mengatakan hal ini kepada Jungkook!" pinta Naeul.

"Bagaimana kau bisa bertemu dengan Jungkook?" tanya Jackson.

"Sejak dari dulu, nama Jungkook tidak pernah berubah. Mama menitipkan ke panti asuhan dengan nama Jeon Jungkook. Selamanya akan seperti itu. Tanggal lahirnya, itu sama dengan apa yang terdaftar saat Jungkook melamar pekerjaan ke rumahku." Naeul menjelaskan. "Maaf, maksudku rumah Taehyung."

"Bukti itu tidak akan cukup. Lalu apa alasanmu memintaku untuk mencelakai Taehyung?"

"Karena aku ingin menyerahkan Taehyung untuknya. Sebagai pembalasan, hadiah."

Jackson menggeleng. "Kau tidak tahu, Naeul. Taehyung sudah menyukai Jungkook tanpa sepengetahuanmu. Aku mengerti kau tidak menyukai Taehyung karena kau takut kehilangan. Kau tidak mencintai Taehyung karena sibuk dengan pencarian adikmu itu. Tapi apa kau berpikir begitu?"

Naeul terkesiap. "Darimana kau tahu? Taehyung menyukai Jungkook?"

Jackson tersenyum lembut. "Karena mereka saling memendam perasaan, mungkin. Aku mengarang. Tapi asal kau tahu, jika ini ketahuan mungkin Jungkook akan marah dan Taehyung menjebloskan kita ke penjara."

To Be Continued...

BELAMOUR [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang