Chapter 10

2.3K 389 40
                                    

Tingkat kegalauan Taehyung yang semula sudah turun menjadi naik lima kali lipat. Siapa pria itu? Apakah Jungkook memiliki kekasih? Apakah dengan mudahnya Jungkook melupakannya? Apakah dia terlanjur menyakiti Jungkook?

Taehyung tidak menyentuh makanannya sama sekali semenjak itu. Dia lebih memilih melamun.

"Bertengkar lagi dengan istrimu?" tanya Namjoon.

Taehyung menggeleng. "Tidak. Sudah baik." jawab Taehyung.

"Baguslah. Istrimu kemana, Tae? Kau menjelaskan keluar kota. Kota mana?" tanya Namjoon.

"Pergi ke Pulau Jeju." jawab Taehyung dengan senyum singkat yang dipaksakan.

"Aku dan Seokjin berencana akan berbulan madu. Tapi tidak tahu kemana. Seokjin tipe manusia yang suka sekali menabung dan tidak ingin uang dibelanjakan untuk kepentingan yang tidak berguna." Namjoon bercerita. "Tapi berbeda dengan kau. Kau bekerja sebagai dosen dan istrimu pemegang perusahaan. Tidak perlu diragukan, kalian kaya."

Taehyung mendengus. Apalah arti kekayaan jika dia tidak merasakan bahagia? Dia tidak akan bisa mendapatkan itu. Uang tidak bisa membuat Naeul jatuh cinta padanya. Uang tidak bisa membuat dia memiliki anak. "Hyung."

"Ya?"

"Kau memiliki pengalaman bercinta yang baik, sepertinya. Bagaimana caranya agar pasangan kita puas saat bercinta?"

Namjoon terkekeh. Entah mengapa telinganya memerah. "Tak'kan kau tidak tahu jawabannya, Taehyung. Setiap pria dominan memiliki cara tersendiri. Aku terlalu malu untuk mengatakannya."

Taehyung tersenyum tipis. Bagaimana caranya? Dia saja belum pernah menyentuh Naeul, merasakan bagaimana eksotisnya bercinta.

"Yang terpenting, kau harus memintanya secara halus."

Musik mengalun lembut. Jungkook menenteng tas miliknya dan berjalan dengan mengambil payung yang ada di tempat rapi. Dia membuka payungnya, kemudian meninggalkan restoran setelah karyawan mengunci pintu. Tangannya meneteng bungkus makanan.

Namun ternyata, sosok Yoongi sudah menunggunya di sebelah gedung restoran. "Jungkook."

Taehyung memegang ponsel Jungkook. Berulang kali dia memutar ponsel itu, menyalakannya, kemudian mematikannya. Taehyung tidak mengubah kondisi apapun dalam ponsel itu, termasuk wallpaper yang masih terpajang di sana—fotonya.

Napas Taehyung menderu, mengingat bagaimana tadi dia melihat Jungkook yang berpelukan dengan seseorang. Dan pria itu mencium Jungkook.

Mencium Jungkook.

Taehyung tahu dia seharusnya tidak memikirkan hal ini, akan tetapi terus saja hal ini membuatnya terngiang-ngiang. Apa yang harus dia lakukan untuk mengenyahkan ingatan ini?

Wajahnya diterpa air hujan, membuat Taehyung harus berulang kali menangkis air hujan itu supaya tidak menghalangi pandangannya. Tubuhnya basah kuyup hingga kemeja yang dia kenakan tembus pandang sampai bentuk tubuhnya tercetak jelas.

Dia harus segera pulang.

Jungkook dan Yoongi duduk berhadapan di sebuah supermarket. Iris Yoongi menatap iris Jungkook yang sendu, dengan kedua tangan menyatu di atas meja. "Apa kau pikir aku ingkar janji, Jungkook?" tanya Yoongi.

Jungkook menundukkan kepalanya. "Selama beberapa tahun, aku merindukan dirimu mengirimkan surat. Lima kali dalam seminggu, aku selalu berkirim surat untukmu, berharap jika suratku kau balas. Tapi semenjak musim panas itu, aku sudah tidak menerimanya lagi. Mama sakit, Hyung. Sakit parah."

BELAMOUR [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang