Chapter 16 [M]

3.6K 371 9
                                    

Apa yang dilakukan pertama kali sebagai permulaan?

Benar sekali.

Ciuman.

Taehyung kini mengunci tubuh Jungkook di pintu hingga tubuh Jungkook terhimpit sepenuhnya. Taehyung meminta Jungkook untuk membuka mulutnya, dan menjulurkan lidahnya supaya Taehyung bisa menjilatnya.

Ketika lidah Jungkook terjulur, Taehyung dengan leluasa menyesap lidah itu, menjilatnya dengan nafsunya yang menggebu, lantas mencumbu bibir Jungkook dengan isapan kuat. Tangan Taehyung bergerilya meremas dada Jungkook, meraba puting itu dan mencubitnya, kemudian menyeringai dalan ciuman mereka berdua.

Mata Jungkook yang sayu terbuka. Air liur menetes jatuh dengan napas tersengal. Mulanya Jungkook mengira ini akan menjadi inti, terlepas apa yang Taehyung pinta. Ketika hampir melanjutkan kembali, suara pintu apartemen utama terbuka.

Taehyung langsung melepaskan kungkungannya dan menjauhi tubuhnya dengan Jungkook. Naeul tiba-tiba datang membawa seorang pria dan langsung masuk begitu saja.

"APA-APAAN INI?!" teriak Naeul ketika melihat Taehyung tidak menyambutnya, justru tengah menyeduh secangkir kopi panas dimana Jungkook membereskan kekacauan yang ada.

"Se-selamat datang, Nyonya." ujar Jungkook menyambut kedatangan Naeul. Dia sedikit mengernyit lantaran ada seorang pria bertubuh kekar di belakang Naeul dengan ekspresi menggoda mengerling padanya.

"Taehyung! Kau pasti yang membuat kekacauan ini, 'kan?!" teriak Naeul marah.

Taehyung menatap datar Naeul. "Sayang ... baru pulang, kok, sudah marah-marah? Nanti cantiknya hilang." lirih Taehyung menggoda, membuat Naeul semakin marah.

Naeul bisa melihat kertas-kertas berceceran dan Jungkook yang hanya memakai boxer (ini akibat ulah Taehyung yang melucuti celana panjang Jungkook). "Jungkook, cepat pakai celanamu. Kau bisa kedinginan." perintah Naeul. "Setelah ini siapkan aku air hangat, aku ingin mandi. Oh ya. Kau juga buatkan dia—" Naeul melirik ke arah pria itu dan bertanya. "Sayang, kau mau apa? Maafkan kekacauan di rumahku, ya? Benar-benar tidak terkendali. Seharusnya suamiku membantu asistenku."

Pria itu sedikit menyeringai. "It's okay. Rumahmu lebih bersih dari rumahku." ujarnya terkekeh pelan.

Naeul tersenyum. "Jungkook, perkenalkan! Ini adalah Jackson, kekasihku." mata Naeul melirik Taehyung sekilas. "Sudah, ya? Bersihkan ini semua lalu siapkan aku air hangat. Aku akan mandi." Naeul beranjak pergi menuju kamarnya sementara tersisa dirinya, Jackson, dan Taehyung.

"Jung, bersihkan ini semua! Aku memiliki urusan dengan Naeul." perintah Taehyung segera meninggalkan kopinya begitu saja.

Jungkook berdiam sebelum akhirnya menyapa Jackson. "Tuan ingin dibuatkan apa? Aku bisa membuatkannya untukmu." tawar Jungkook dengan sopan.

Jackson mengerling nakal sebelum akhirnya ujung lidahnya mengitari bibirnya. "Bagaimana jika hot choco, hm?" pinta Jackson dan Jungkook mengangguk.

"Aku akan membuatkannya untukmu." ujar Jungkook permisi setelah dia cepat-cepat membereskan kekacauan yang terjadi.

"Hei! Siapa namamu?" tanya Jackson.

"Jungkook. Jeon Jungkook." jawab Jungkook.

"Jungkook, ya? Namamu cantik." puji Jackson yang membuat Jungkook menggumamkan terima kasih. "Seperti orangnya." lanjut Jackson yang membuat Jungkook menghindari tatapan Jackson. Jungkook tidak tahu apa maksud tatapan itu kepadanya.

"Jungkook, tadi itu suami Naeul, ya?" tanya Jackson lagi kini melangkah mendekati Jungkook tanpa suara.

"Benar, Tuan. Namanya Kim Taehyung." jawab Jungkook. Tangannya sibuk meracik cokelat kemasan ke dalam cangkir.

"Tampangnya seperti pengecut murahan, ya? Pantas saja Naeul tidak peduli padanya." Jackson tertawa, membuat Jungkook merasa kesal sekali. "Naeul berkata jika Taehyung adalah seorang dosen. Dosen bodoh yang memilih seorang wanita cantik seperti Naeul."

Jungkook berbalik badan dan terkejut mendapati Jackson sudah berdiri di depannya. Jungkook menelan ludahnya kasar. "Tuan, tidak ada orang yang pantas menghina seseorang walaupun dia sempurna sekalipun di mata Tuhan. Tidak ada yang bisa kau lakukan. Kumohon, jangan pernah menghina Tuan Taehyung karena kau tidak mengerti kebenarannya." pinta Jungkook dengan mata bulat yang bersinar terang.

Jackson menyeringai. Dia menarik dagu Jungkook hingga kepala Jungkook sedikit menengadah menatapnya. "Sepertinya kau menyukainya. Oh lihatlah! Bibirmu bengkak. Apa yang dilakukan pria itu? Mencumbumu?" tanya Jackson.

Jungkook menggeram marah. Tiba-tiba saja Jackson mendekatkan bibirnya ke telinga Jungkook. "Jika kau mau tahu, bercumbu denganku sangatlah menyenangkan, Jungkookie..."

"Jung—kook!"

Jungkook dan Jackson menoleh bersamaan sebelum akhirnya Jackson menjauhkan tubuhnya. Itu Taehyung dan Jungkook berharap Taehyung tidak melihatnya.

Taehyung menuruni tangga dan menghampiri mereka. "Jackson, kau dipanggil Naeul. Dia ada di balkon. Kau naik saja dan lurus terus. Nanti balkonnya terlihat." ujar Taehyung.

Jackson menyempatkan untuk mengerling lagi ke arah Jungkook, lalu meninggalkan mereka dengan langkah angkuhnya.

"Urusanmu dengan Nyonya, bagaimana?" tanya Jungkook kembali fokus membuat cokelat panas permintaan Jackson.

Taehyung menatapnya tajam, menarik dagunya hingga wajah mereka saling bersitatap. "Apa yang dilakukan pria itu padamu?" tanya Taehyung.

Jungkook tersenyum kemudian menggeleng. "Dia tidak melakukan apapun, Taehyung. Santai saja."

Taehyung menggeram marah. "Bagaimana bisa aku tidak santai, Jungkook? Kau berbohong, 'kan? Pria itu jelas-jelas mengerling padamu."

Jungkook memegang lengan Taehyung. Tangannya terjulur menyentuh pipi Taehyung dengan lembut. "Dia hanya bercanda, Taehyung. Jangan dihiraukan." Jungkook tersenyum.

Taehyung tahu, ada yang tidak beres dengan Jungkook.


To Be Continued...

BELAMOUR [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang