Chapter 19

2.3K 332 29
                                    

Belasan tahun silam ketika perceraian itu terjadi. Han Mina membawa seorang putrinya bernama Jeon Naeul dan seorang bayi kecil dalam dekapannya bernama Jeon Jungkook. Mereka bertiga diusir, tidak diberi jatah pembagian harta. Karena hatuh miskin, Han Mina terpaksa menitipkan satu diantara kedua anaknya ke panti asuhan.

"Mama, apakah Jungkook kecil akan tahu jika dia akan dititipkan di sana? Panti asuhan itu tidak enak, Mama." mata Naeul kecil berkaca-kaca. Apa yang bisa dia lakukan di umur enam tahun itu?

"Maafkan Mama, Naeul. Mama terpaksa membawa Jungkook ke sana. Karena Mama tidak memiliki uang cukup untuk membawa Jungkook bersama kita." sang Mama berusaha menenangkan. Dia mengusap kepala Naeul sementara Naeul mengusap pipi merah Jungkook yang kedinginan akibat musim dingin melanda.

"Naeul tidak mau berpisah..." rengek Naeul lembut, berusaha untuk tidak menangis namun sayangnya air matanya sudah mengalir. "Bagaimana jika Jungkook tidak betah di sana? Mereka pasti akan melakukan kejahatan."

Sang Mama ikut menangis, berusaha tegar dengan keadaan. "Papa tidak mau merawat salah satu dari kalian. Maafkan Mama, seharusnya hal ini tidak terjadi."

Perselingkuhan adalah hal yang membuat sebuah rumah tangga bisa hancur. Bagaimana ketika Han Mina berusaha mempertahankan rumah tangannya, namun suaminya tidak ikut memperjuangkan.

Naeul terisak pelan, kemudian perlahan dia menangis kencang. Jungkook masih terlalu kecil untuk dipisahkan. "Jungkookie, aku berjanji akan membawamu besok kalau kau sudah besar. Jangan kemana-mana, ya? Kakak akan terus menghampirimu setiap hari untuk melihatmu tumbuh besar."

Tapi sayangnya, itu semua tidak terjadi. Naeul pindah keluar negeri bersama sang Ibu untuk ikut tinggal di rumah Nenenknya di Swiss. Di sana dia mempelajari ilmu-ilmu tentang politik dan ekonomi hingga menyabet juara tertinggi di universitas. Ketika dia kembali ke Korea untuk bekerja di negara asalnya, dia tidak menemui panti asuhan itu ada. Dia masih ingat letak panti asuhan itu ketika malam dimana dia berjalan bersama ibunya di bawah hujan salju, menitipkan Jungkook yang masih berusia beberapa hari setelah lahir ke pemilik panti. Mama meminta untuk menamainya Jeon Jungkook, tidak melepas marga ayah dari sang Bayi.

Naeul menangis menatap panti itu yang sudah menjadi rumah kosong. Dia merasa gagal, melanggar janjinya. Bagaimana jika dia bertemu dengan Jungkook dan Jungkook membencinya? Maka dari itu, dia membuat sebuah rencana yang setidaknya bisa membuatnya dekat dengan Jungkook namun tidak terlihat peduli.

Naeul pergi menuju rumah pemilik panti dan pemilik panti berkata jika sebelas tahun panti itu sudah tidak memiliki sarana yang memadai. Pada akhirnya terpaksa tutup dan untungnya seluruh anak asuhan sudah mendapatkan adopsi keluarga baru.

Empat minggu setelahnya, Naeul bertemu dengan Jungkook yang membantunya membawa barang-barang ke mobilnya. Katakan insting seorang kakak sangat tajam melebihi tajamnya pisau daging yang sudah diasah, Naeul yakin jika Jungkook adalah adiknya. Ketika melakukan pengetesan DNA dan golongan darah, semuanya cocok.

Wajah Naeul kini memandang ke dalam jendela dimana Jungkook terlihat terisak menatap Taehyung. Ini lebih sakit tentang Jungkook yang dipisahkan. Sang Ibu sudah meninggal ketika Naeul menyelesaikan studinya. Naeul hanya tinggal sendiri sekarang.

Mengapa hal ini terjadi? Mengapa Naeul tidak bisa merasakan cinta dari seorang pria? Karena dia pernah disakiti oleh sang Ayah. Saat-saat itu dimana Naeul tumbuh berkembang dan belajar bersama keluarganya yang utuh. Maka dari itu, setiap ada pria yang mendekatinya, Naeul selalu menolaknya. Apalagi ketika Taehyung datang dan menjadi suaminya.

Naeul hanya mencintai Jungkook, adiknya. Rasanya tidak adil ketika Naeul sudah berhasil, Jungkook justru berada di bawah tekanan.

Tangan Jungkook terlihat mengelus kening Taehyung. Apakah Jungkook tidak takut jika dia disakiti oleh pria? Apalagi jika Jungkook tahu bahwa sang Ayah melakukan sesuatu yang tidak bisa termaafkan.

Jackson mungkin benar, Jungkook mencintai Taehyung. Maka Naeul akan membiarkannya. Semampunya selama hidupnya, dia akan membuat Jungkook bahagia walaupun harus mengorbankan segalanya.

Mimpi Naeul memiliki seorang adik pernah terlaksana sebelum akhirnya dia harus berpisah secara terpaksa. Jungkook, seandainya kau tahu bahwa aku tidak menginginkan kita berpisah. Maafkan keadaan yang dulu. Kakak belum bisa melakukan apapun untukmu.

~•~

Mentari pagi mengusik keheningan. Kicauan burung berbunyi di ranting-ranting pohon yang membeku. Semalaman Jungkook terjaga dan dia hanya memandang wajah Taehyung yang memar.

Ketika membuka mata, Taehyung sudah membuka mata. Ini lebih cepat daripada kondisi orang kritis pada umumnya. Jungkook terperangah mencoba membantu Taehyung ketika pria itu menginginkan sesuatu, namun rupanya Taehyung menggelengkan kepalanya. Amnesia. Taehyung pasti melupakannya.

Jungkook berusaha bangkit untuk memanggil dokter. Rupanya setelah diselidiki, Taehyung terbangun dengan cepat karena dorongan kuat dalam mimpinya. Selepas dokter meninggalkan mereka (Naeul tidak ada di sana karena tuntutan kerja), mata mereka saling memandang.

"Mengapa harus kau yang ada di sini, Jungkook? Dimana istriku? Dimana Naeul?"

Hati Jungkook mencelos sesaat. Dia mengusap wajahnya kemudian meremas ujung pakaiannya. "Dia ... pergi bekerja, Hyung..."

Kening Taehyung mengerut. "Sejak kapan kau memanggilku hyung? Bukankah seharusnya kau memanggilku tuan?"

Jungkook menahan tangisnya, berusaha mengangguk dan mengontrol emosinya. "Maaf, Tuan..."

"Apa yang terjadi padaku?" tanya Taehyung sedikit bingung.

"Kau mengalami kecelakaan. Dan kau kritis dalam semalam." jelas Jungkook.

"Ya sudah. Kau boleh pergi. Tolong telepon Naeul, ya? Aku membutuhkannya."

Ketika Jungkook sudah menutup pintu, Jungkook beralih duduk di kursi tunggu luar ruangan. Pada akhirnya kejadian ini membuatnya sakit. Tangannya gemetar menekan nomor telepon seseorang sebelum akhirnya yang ditelepon menjawab.

"Apa, Jungkook? Aku sedang sibuk."

"Nyonya, Tuan Taehyung membutuhkanmu segera. Dia masih menganggapmu sebagai istrinya."

To Be Continued...

BELAMOUR [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang