Sebuah bingkai besar dengan gambar sepasang pengantin yang berdiri di altar kini telah terpajang kembali di ruang keluarga sebuah griya tawang yang berdiri megah di tengah Kota Konoha. Seorang wanita duduk bersandar di kursi dekat jendela besar sambil menatap pemandangan kota di siang hari. Wanita itu terus mengusap lembut perutnya yang membesar sambil bersenandung dengan alunan musik klasik yang ia nyalakan.
"Tampaknya kau sangat menikmati harimu, ya?" Seorang pria yang masih memakai kemeja rapi berjalan mendekat ke arah Sakura sambil membawa sebuah baskom berisi air hangat.
"Kau kembali?"
"Tentu saja."
"Di siang hari begini? Bukankah seharusnya kau masih berada di kantor?"
"Aku menjemput Sarada pulang dan ingin membersihkan kaki istriku."
"Untuk apa?"
"Supaya kau merasa nyaman." Sasuke pun segera berjongkok dengan tumpuan satu kaki, kemudian mulai mengusap lembut kaki Sakura dengan menggunakan handuk basah.
"Kau tidak perlu melakukannya, Sasuke-kun."
"Tidak usah banyak protes." Sakura pun segera menutup mulutnya dan mulai memperhatikan Sasuke dengan senyum sumringah.
Setelah selesai membasuh kaki istrinya, Sasuke segera membereskan semuanya dan mulai mendekat dan berlutut di hadapan Sakura. Ia menggenggam erat dan mengecup punggung tangan istrinya tersebut dengan lembut.
"Aku adalah lelaki yang paling beruntung karena telah memilikimu kembali."
"Kau berlebihan, Sasuke-kun."
"Tidak, aku bersungguh-sungguh. Aku tidak akan melepaskanmu lagi, jika kau berusaha melepaskanku, maka aku akan memelukmu dengan erat." Mendengar perkataan suaminya, Sakura bergidik dan tersenyum geli.
"Aku benar-benar penasaran dengannya, dia laki-laki atau perempuan, ya?" tanya Sasuke sambil mengusap lembut perut Sakura.
"Bagaimana jika perempuan lagi?"
"Uhm, tidak masalah. Itu artinya aku memang ditakdirkan untuk dikelilingi oleh wanita-wanita cantik."
"Hm, kalau begitu aku akan berdoa kalau dia adalah seorang perempuan."
"Jangan!"
"Kenapa?"
"Uhm, aku juga menginginkan laki-laki, apakah kau tidak ingin melihat versi kecilku?"
"Aku rasa tidak perlu," jawab Sakura.
"Sungguh?"
"Ya." Kemudian Sakura tertawa dan melanjutkan perkataannya, "Perempuan atau laki-laki menurutku sama saja. Yang penting ia terlahir sehat dan selamat."
"Kau benar. Kalau begitu aku akan berdoa bahwa dia memiliki kembaran."
"Kau bersungguh-sungguh, Sasuke-kun? Apa tidak sebaiknya kita mencicil satu per satu?"
"Tentu saja! Aku akan siap mengisinya setiap saat."
"Sasuke-kun!"
Cup.
Sasuke mendaratkan kecupannya pada kening Sakura.
"Kau dan bayi kita harus sehat dan bahagia, ya?"
"Hm," Jawab Sakura. Sasuke pun segera memeluk istrinya dan mengecup kepala istrinya dengan lembut.
**
TAMAT
NOTE:
Halo semuanya!!! Alhamdulillah akhirnya aku bisa menyelesaikan hutangku sama kalian ya. Maaf ya aku gantung selama berbulan-bulan. Kondisiku benar-benar sibuk. Setelah pulang kerja pun ya istirahat, jadi males mau buka laptop.
Kebetulan sekarang aku lagi isolasi, jadi waktuku lumayan banyak hehe. Mungkin ini waktunya aku untuk istirahat dan membayar hutang kepada para readers haha. Terima kasih untuk kalian yang telah setia membaca ceritaku ya...
Tetap jaga kesehatan, makan dan minum yang bergizi, DAN JANGAN LUPA PAKE MASKER PLEASE.
JANGAN BERPERGIAN KALAU NGGAK MENDESAK! COVID ITU NYATA ADANYA HAHA!
KAMU SEDANG MEMBACA
IRREPLACEABLE - SASUSAKU (COMPLETED)
FanfictionSetelah menjalani rumah tangganya selama 5 tahun, Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura akhirnya memutuskan untuk bercerai. Bukan tanpa alasan, Sakuralah yang melayangkan gugatannya terlebih dahulu. Meski penuh keraguan dan ketakutan, namun Sakura memanta...