We never painted by the numbers, baby
But we were making it count
You know the greatest loves of all time are over now
Now playing: The 1 – Taylor Swift
Seorang pria paruh baya berdiri menghadap jendela dengan menyilangkan kedua tangannya di belakang tubuh. Matanya yang sedikit sayu terlihat sedang memikirkan sesuatu yang begitu rumit. Suara langkah kaki dari hak sepatu perempuan pun terdengar jelas mendekatinya. Si pria yang bernama Haruto Uzumaki segera berbalik badan dan melempar senyum manisnya kepada putri semata wayangnya.
"Jadi, kapan kau akan menikah?" pertanyaan itu selalu dilontarkan setiap kali bertemu dengan Karin.
"Aku ingin secepatnya. Namun, sepertinya ada seseorang yang menghalangi jalanku."
"Siapa?"
"Mantan istrinya. Dia muncul dan sekarang menjadi seorang dokter di klinik yang menjadi satu dengan resor milik Sasuke."
"Mudah, aku bisa menyingkirkannya."
"Tidak, ini adalah bagianku. Ayah tidak begitu memahami perempuan. Jadi, biar aku saja yang melakukannya."
"Jangan gegabah, aku sangat khawatir karena kau tidak bisa melakukannya dengan baik kali ini."
"Tenang saja, Ayah, serahkan semuanya kepadaku. Aku senang, Ayah pun senang. Aku mendapatkan Sasuke, dan Ayah mendapatkan seluruh harta warisan dan saham milik Uchiha." Karin menyunggingkan sudut bibirnya sehingga menggambarkan wajah yang licik.
Setiap ada jam kosong, Sakura selalu menemani Sasuke yang harus menyelesaikan semua berkas untuk pekerjaannya. Sesungguhnya, kegiatan seperti ini sangat membosankan bagi Sakura. Ia adalah seorang dokter, namun tidak bekerja dengan maksimal. Ya, maksudnya tidak maksimal dalam melayani pengobatan pasien. Kini Sakura merasa tampak seperti seorang pengasuh yang harus mengawasi anak majikan selama 24 jam penuh.
Sakura membanting jurnal yang ia baca ke atas kasur. Ia mengacak-acak rambut panjangnya karena sudah mulai jenuh. Kemudian ia menatap Sasuke yang sedang konsentrasi di depan layar laptop.
"Hei, Sasuke! Tidak bisakah kau membiarkanku melakukan sesuatu yang aku inginkan?" Sasuke tidak menjawab pertanyaan Sakura.
"Hei, Sasuke!" Kemudian Sasuke pun menatap Sakura dengan tajam. "Aku benar-benar merasa jenuh hanya menemanimu seperti ini!"
"Bukankah kemarin aku sudah memberimu waktu santai?"
"Santai? Kau selalu mengacaukanku dengan muncul dan berbuat onar!"
"Hanya berdiam di sini tidak akan membuatmu mati."
"Oh, Tuhan ... bagaimana bisa dia berkata seperti itu," gerutu Sakura pelan.
"Jika kau ingin pergi, aku mempersilakan," celetuk Sasuke tiba-tiba. Mata Sakura segera menatap Sasuke dengan binar bahagia dan tidak percaya.
"Kau bercanda?"
"Tidak." Sakura pun tersenyum sumringah dan segera beranjak meninggalkan Sasuke. "Kau mau ke mana?" pertanyaan Sasuke pun membuat langkah Sakura menjadi terhenti.
"Berjalan-jalan menikmati kota! Untuk apa aku datang jauh-jauh ke sini dan hanya untuk berdiam diri di dalam villa, huh?"
"Bersyukurlah karena aku mengajakmu ke sini. Setidaknya kau bisa merasakan udara segar daripada klinik, bukan?"
"Udara segar? Bahkan aku selalu bersamamu setiap hari dan tak pernah berpaling!"
"Malam ini aku ingin makan takoyaki dan juga menu masakan rumahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
IRREPLACEABLE - SASUSAKU (COMPLETED)
FanfictionSetelah menjalani rumah tangganya selama 5 tahun, Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura akhirnya memutuskan untuk bercerai. Bukan tanpa alasan, Sakuralah yang melayangkan gugatannya terlebih dahulu. Meski penuh keraguan dan ketakutan, namun Sakura memanta...