CHAPTER 16 – SAKURA BIRTHDAY
Terik matahari pagi ini membuat suasana hati sebagian orang menjadi sangat baik. Seperti biasa, Sakura mengenakan terusan rok pendek di atas paha dengan warna pastel yang kemudian dipadukan dengan sepatu hak tinggi. Sakura menyisir rambutnya dan menyatukan tiap helai kemudian mengikatnya menjadi satu. Sentuhan terakhir ia menggunakan lip cream berwarna coral untuk membuat wajahnya lebih segar.
Sakura melihat wajahnya pada cermin besar yang terletak di sudut kamar. Sesekali ia memutar tubuh dan melihat dari berbagai sisi. Di hari ulang tahunnya yang ke-30 tahun ini, Sakura masih memiliki badan yang indah serta wajah yang cantik tanpa keriput. Bahkan penampilannya selalu modis dan ia terlihat seperti remaja putri yang baru memasuki usia 20-an.
Mulai hari ini, Sakura berharap bahwa kehidupan kedepannya akan lebih baik. Ntah pada akhirnya ia harus menikah atau tidak, itu tidak menjadi masalah. Lagi pula, ia telah memiliki sesuatu yang jauh lebih berharga daripada seorang pasangan. Ia hanya perlu berjuang dan bahagia sampai waktu hidupnya telah berakhir.
Sebelum pergi ke klinik, Sakura membuka laci meja dan mengambil sebuah bingkai foto berwarna putih. Di sana terdapat foto seorang perempuan yang membawa kue ulang tahun dengan seorang laki-laki yang merangkul dirinya. Wajah mereka yang dipenuhi oleh krim, mengukir senyum bahagia menghadap ke kamera. Sakura pun membalikkan foto tersebut dan menutup lacinya kembali.
"Kejutan!!!" Semua staf klinik berteriak ketika Sakura datang. Ino membawa kue tart dengan lilin berbentuk angka 30, dan menyuruh Sakura untuk meniupnya dengan segera.
"Sebelum kau meniupnya, ucapkan dulu keinginanmu," jelas Ino. Sakura pun menggenggamkan kedua tangannya sambil memejamkan mata. Ia berdoa agar tahun ini dan seterusnya bisa hidup bahagia dan selalu dipermudah segala urusannya. Setelahnya, Ino pun memeluk sahabat tercintanya itu. Sakura diam-diam meneteskan air mata terharu.
"Kenapa kau menangis?" tanya Ino heran.
"Aku sangat terharu."
"Kau ... jangan berlebihan seperti itu!"
"Terima kasih karena kau telah menemaniku sejak kecil. Terima kasih kau masih menjadi sahabatku...."
"Sakura...." Ino menyeka air mata di pipi Saskura. "Sampai kapan pun, kita adalah sahabat. Tidak peduli bagaimana keadaannya, tidak peduli sejauh apa jarak yang harus ditempuh. Aku hanya ingin kau selalu hidup bahagia dan tidak merasa kesepian."
"Aku tidak kesepian, lagi pula saat ini aku sangat menikmati usia yang sudah tidak muda lagi," jawab Sakura.
"Jangan sampai aku melihatmu bersedih lagi setelah ini."
"Baik...."
Gaara: Sakura, bolehkah nanti malam aku meminta waktumu?
Sakura: Ada apa?
Gaara: Aku ingin mengajakmu makan malam, aku harap kau tidak menolaknya.
Sakura: Baik.
Sebuah pesan telah dikirimkan oleh Gaara untuk mengajak Sakura pergi makan malam bersama. Sejujurnya Sakura tidak ingin pergi ke mana-mana malam ini. Ia ingin makan-makan bersama Ino, namun Ino mendapatkan jadwal malam lagi sampai dua hari ke depan. Maka itu Sakura harus mengiyakan ajakan Gaara.
Sinar mentari yang masuk melalui celah tirai membuat Sasuke terbangun. Ia meregangkan otot-ototnya kemudian mengecek ponsel. Waktu masih menunjukan pukul 08.30 pagi. Sasuke pun meletakkannya kembali dan kembali membungkus tubuhnya dengan selimut. Dalam hitungan detik, ia kembali terbangun dan mengecek ponselnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRREPLACEABLE - SASUSAKU (COMPLETED)
FanfictionSetelah menjalani rumah tangganya selama 5 tahun, Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura akhirnya memutuskan untuk bercerai. Bukan tanpa alasan, Sakuralah yang melayangkan gugatannya terlebih dahulu. Meski penuh keraguan dan ketakutan, namun Sakura memanta...