LOVE 43

3.5K 363 10
                                    

"Heii bocah belagu, selamat atas kelahiran ketiga anakmu. Aku penasaran, apakah ada resep khusus saat kau membuat anak dengan Ela? Bisa-bisanya Ela melahirkan 3 anak lagi dalam waktu dekat."

"Emmmmm aku hanya melakukannya dengan penuh cinta, durasi yang lama, dan selalu memuaskan Ela." Ucap Aezar tersenyum mesum.

"Aku tidak yakin Ela puas denganmu, yang ada pasti dia selalu kewalahan untuk melayanimu. Apakah kalian sudah memberikan nama untuk mereka?"

"Eeee untuk saat ini belum, tapi aku berencana akan memberikan nama dengan huruf depan A. Keluarga kami semua harus berinisial A."

"Apa boleh aku menyumbangkan satu nama untuk mereka? Sejujurnya aku sangat ingin mempunyai anak laki-laki tapi saat ini Fawnia hamil anak perempuan, aku tidak tahu apakah nanti kami masih bisa membuat anak lagi atau tidak."

"Kenapa kau berbicara seperti itu kak? Ayolah jangan membuatku takut. Aku dan kak Rio siap membantumu membuat anak lagi, jadi jangan berpikir hal-hal yang buruk."

"Entahlah, aku hanya merasa akhir-akhir ini Fawnia selalu berbicara hal yang menakutkan kepadaku. Itulah sebabnya aku berencana hanya ingin memiliki 1 anak saja, tapi ternyata dia perempuan dan tidak bisa menjadi penerusku." Ucap Ransom sedih.

"Baiklah kau boleh memberi nama ketiga anakku ini tapi ingat harus dengan awalan A. Dan aku dengar dari Ela bahwa Lio sangat menyukaimu, kau bisa mengajarkannya hal-hal hebat kepadanya."

"Kau serius mengizinkan Lio dekat denganku? Dan kau mengizinkanku memberi nama ketiga anakmu?" Tanya Ransom penuh dengan bahagia.

Aezar hanya mengangguk acuh, ia tahu bahwa kakak iparnya itu sangat menginginkan anak laki-laki. Dan ia juga mendengar dari Ela bahwa Fawnia sering bercerita jika dirinya tidak selamat saat melahirkan maka anak mereka harus benar-benar dirawat dengan benar oleh Ela karena anaknya nanti adalah perempuan.

Aezar pun hanya bisa memberikan nasehat kepada Ransom untuk lebih intens dalam menjaga Fawnia dan mulai menghentikan aksinya sebagai seorang mafia.

Sementara Stella dan Dario nampak kewalahan menangani kedua jagoan kecilnya yang sejak tadi menangis. Stella yang belum bisa memposisikan dirinya untuk menyusui dengan benar pun juga semakin panik saat melihat Dario yang juga kebingungan saat menggendong.

"Aduhh aduhh, kenapa para jagoan sejak tadi menangis terus." Ucap papa Ewald yang baru saja masuk.

"Papa, tolong kami. Mereka berdua tidak mau berhenti menangis." Ucap Stella.

"Hmmm, coba saja kalau Ela tidak melahirkan dalam waktu yang bersamaan denganmu pasti dia bisa membantu. Papa juga tidak tahu cara menggendong bayi yang baik Stel, apa papa perlu carikan baby sitter sekarang untuk membantu kalian?"

"Jangan pa, masih terlalu dini kalau mereka dirawat oleh baby sitter. Kami berdua ingin belajar menjadi orang tua yang baik."

"Kalau begitu papa akan coba meminta tolong mom Shinta untuk membantu kalian, tunggulah sebentar."

Papa Ewald segera mencari keberadaan mom Shinta yang sejak tadi berada diruangan bayi Ela bersama dengan daddy Albern. Meskipun Ela sudah sangat mahir dalam mengasuh anak dan Aezar yang sudah luwes dalam menggendong bayi tetapi mom Shinta juga ingin ambil andil dalam merawat cucu-cucunya.

"Ehemm, Shinta bolehlah aku meminta tolong?"

"Ehh ya Ewald ada apa?"

"Ada apa denganmu Ewald, sampai kau meminta bantuan istriku." Ucap Albern yang tidak ingin Shinta terlalu dekat dengan Ewald.

"Tenanglah Albern, yang sebenarnya meminta bantuan Shinta adalah Stella dan Dario. Mereka kewalahan dalam mengasuh kedua anaknya. Kau tahu sendirikan Dario tidak punya orang tua dan Stella hanya punya aku."

Mom Shinta yang mulai paham maksud ucapan Ewald segera menenangkan suaminya dan meminta izin untuk pergi keruangan Stella.

"Biar aku ikut."

"Daddy, tetaplah disini untuk membantu Ela dan Aezar. Aku baik-baik saja, lagi pula ruangan Stella hanya berada disebelah ruangan Ela. Jangan terlalu berlebihan." Ucap mom Shinta tegas.

Akhirnya Albern membiarkan sang istri pergi bersama Ewald, sebenarnya ia tidak rela tapi ia juga tidak tega dengan Stella dan Dario yang kewalahan mengasuh kedua anak mereka.

Saat mom Shinta masuk keruangan Stella, ia tersenyum melihat wajah panik Dario dan Stella yang berusaha menenangkan kedua bayi mereka. Mom Shinta pun segera mengambil salah satu bayi itu dan menggendongnya dengan sedikit bernyanyi.

"Wawwww Agam bisa langsung tenang." Ucap Dario kagum.

"Apa mereka sudah minum Rio?"

"Belum mom, air susuku sepertinya belum mau keluar. Padahal tadi kata suster aku hanya disuruh memijat payudaraku dan membiarkan Agam dan Agler untuk meminumnya."

"Sepertinya Agam sudah tenang, Rio tolong gendong dia sebentar seperti ini." Ucap mom Shinta mengajari cara menggendong bayi agar mendapatkan posisi yang nyaman.

Setelah Dario berhasil menggendong Agam yang mulai tertidur, mom Shinta segera menghampiri Agler yang masih menangis dipangkuan Stella.

"Cup cup cup, cucu oma jangan menangis. Nah sekarang ayo minum susu mamimu nak." Ucap mom Shinta.

Mom Shinta segera mengajari Stella bagaimana memposisikan bayinya agar nyaman saat menyusui. Mom Shinta membantu menahan Agler yang mulai menyusu, sedangkan Stella masih terlihat sangat kaku dalam menggendong Agler.

"Nahh seperti ini sudah benar Stel, pelan-pelan pasti kamu akan bisa menyusui mereka langsung kiri dan kanan seperti Ela. Kamu juga harus rutin memijat payudaramu Stel, lalu makan makanan yang dapat memperlancar keluarnya ASI."

"Kiri dan kanan mom?" Ucap Dario kaget.

"Iya Rio, langsung kiri dan kanan. Kalau mereka mulai besar nanti pasti akan berebutan jadi Stella harus bisa menyusui kiri dan kanan secara bersamaan. Sebaiknya kalian tinggal beberapa bulan di tempat Aezar jika kalian belum ingin mencari baby sitter, ditempat Aezar mom bisa membantu kalian dan disana juga lebih banyak orang."

Stella dan Dario pun tersenyum bahagia dan menyetujui saran yang diberikan oleh mom Shinta. Mereka ingin sekali belajar menjadi orang tua yang baik dan merawat kedua anak mereka dengan maksimal.

LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang