LOVE 11

6.7K 377 13
                                    

"Apa semuanya sudah siap?" Tanya Aezar kepada semuanya.

"Sudahhhh."

"Bapak dan ibu tenang saja, jika ada kebutuhan yang masih kurang bisa kita beli nanti dikota. Oiya untuk masalah rumah ini akan tetap diurus, saya sudah membayar orang untuk membersihkan dan merawat rumah ini dan setiap hari kalian bisa mendapatkan kiriman video tentang kondisi rumah ini."

"Ya tuhan, tuan Aezar baik sekali. Kami benar-benar sangat berterima kasih."

Sebenarnya ini semua adalah ide dari Ela, ia merasa sangat bersalah kepada Fawnia karena ulah kakaknya kondisi kandungan Fawnia bermasalah dan kakaknya itu belum juga mau menikahi Fawnia.

"Mas, kenapa aku merasa sepertinya ada mobil yang mengikuti kita dari tadi ya?"

"Sialan, sepertinya mobil yang mengikuti kita membawa senjata sayang. Sekarang coba minta bantuan anak buahku yang ada dibandara atau kau hubungi kakakmu untuk menolong kita."

Aezar sebenarnya cukup panik karena didalam mobil ia membawa banyak nyawa dan hanya Aezar sendiri yang bisa bela diri disini.

"Mas, kamu harus tenang. Aku sudah menghubungi anak buahmu dan mereka sedang menuju kemari. Kak Ransom sudah aku hubungi dari tadi tapi belum juga ada jawaban."

Untuk saja semua orang tengah tertidur jadi mereka tidak perlu ikut panik. Aezar berusaha mengemudi mobil dengan kecepatan penuh agar segera keluar dari jalan hutan menuju jalan utama.

Dor
Dor
Dor

Terdengar suara tembakan dan semua orang didalam mobil mulai bangun dan panik. Ela berusaha untuk menenangkan semuanya dan menyuruh mereka untuk menunduk.

"Mobil sewaan ini hanya mobil biasa, kacanya bukan anti peluru, kecepatannya juga maksimal hanya segini. Aku harus menghentikan mobil ini sayang dan menghadapi mereka semua."

"Jangan gila kamu mas, jumlah mereka terlalu banyak dan mereka semua membawa senjata."

"Dasar kakak tidak becus, disaat dibutuhkan tidak muncul-muncul juga. Jika aku bertemu dengannya akan kubuat dia patah tulang karena membuatku kesal." Ucap Aezar yang masih fokus menyetir.

Citttttt
Bruak

Setelah beberapa menit terjadi kejar-kejaran dijalan yang kiri kanannya hanya ada pohon dan jurang dan jarak antara mobil Aezar dan mobil pengikut sudah cukup jauh, tiba-tiba saja mobil yang dinaiki Aezar akhirnya menabrak sebuah mobil mewah yang berlawanan arah dengannya.

"Apa kalian semua baik-baik saja, bagaimana dengan anak-anak?"

"Kami baik-baik saja tuan, anak-anak juga masih tidur." Ucap Fawnia.

Aezar yang sudah terbakar emosi dan kesal akhirnya keluar dari mobil untuk menemui pemilik mobil mewah tersebut, dan ternyata pemilik mobil mewah itu adalah Ransom.

"Heii bocah belagu apa kau tidak bisa menyetir dengan baik sehingga harus menabrak mobil baruku?"

"Heii kakak tidak becus, kemana saja dirimu yang sejak tadi dihubungi. Kenapa baru muncul sekarang."

"Haii kalian berdua berhentilah berkelahi, kakak kenapa hanya datang sendiri? Dibelakang ada 5 mobil yang mengikuti kita dan membawa senjata."

"Kami berdua cukup menangani mereka semua." Ucap Ransom dan Aezar bersamaan.

"Masuklah ke dalam mobil Ela, kunci pintu dan pegang kemudi. Jika keadaan tidak memungkinkan segera nyalakan mobil dan kabur dari sini." Ucap Aezar pada istrinya.

"Heii tenanglah bocah belagu, aku sendiri melawan 10 mobil penuh dengan orang bisa menang. Ini hanya 5 kan? Kecil." Ucap Ransom menjentik jarinya.

"Aku percaya kepada kalian berdua, berhati-hatilah." Ucap Ela mencium pipi Aezar dan Ransom.

Beberapa menit kemudian kelima mobil yang mengikuti mereka sampai. Orang-orang yang berada didalam mobil keluar dengan membawa pistol.

"Jika kau bisa membantu mengalahkan mereka semua akan kuberikan kau hadiah sebuah pistol keluaran terbaru yang hanya ada satu didunia ini bocah belagu."

"Diamlah kakak tidak becus, kita lihat saja siapa yang paling unggul diantara kita berdua."

Ransom dan Aezar mulai berkelahi hanya dengan tangan kosong. Dan dengan mudahnya musuh yang menggunakan senjata sudah mulai berjatuh satu persatu.

"Wahh ternyata suami dan kakakku sangat hebat." Ucap Ela kagum.

"Iya nyonya mereka berdua sangat hebat." Ucap Fawnia, mbak Ruth dan bi Yuni bersamaan.

"Mmmm mmmm mmmmm."

Ternyata saat mereka asik menonton Aezar dan Ransom berkelahi ada seseorang yang membuka pintu belakang dan menyeret ibu Fawnia keluar.

"Ibuuu."

"Faw, jangan keluar." Ucap Ela panik melihat Fawnia keluar dari mobil.

Ransom panik saat melihat ada seseorang yang menembak kearah pintu mobil dan Fawnia yang tiba-tiba saja keluar dari mobil, ia kemudian lari dan memeluk Fawnia.

Dorr

"Tuan."

"Kakakk."

Peluru pas mengenai punggung Ransom. Aezar yang melihat kesempatan itu lalu mengambil pistol yang terjatuh ditanah, ia lalu menembak orang-orang yang masih tersisa berdiri disana termaksud lelaki yang menahan ibu Fawnia.

"Dasar kakak ceroboh, bisa-bisanya kau kena peluru." Ucap Aezar berlari menghampiri Ransom.

"Bocah belagu, aku tidak selemah itu. Bawa saja aku kemobil dan bantu keluarkan peluru yang ada dipunggungku."

"Mas tolong bantu ibunya Fawnia masuk kedalam mobil, biar aku saja yang mengobati kak Ransom."

Ela dibantu oleh Fawnia memapah Ransom menuju mobil untuk segera mengeluarkan peluru yang ada pada punggungnya.

"Astaga kak mobilmu baru lagi?" Tanya Ela ketika sampai didalam mobil.

"Hmmm, janganlah jadi cerewet seperti Stella sayang. Ini hanya mobil, sudah cepat keluarkan pelurunya."

Ela yang dibantu oleh Fawnia mulai berusaha mengeluarkan peluru dipunggung Ransom yang cukup dalam. Ela memang sudah diajari oleh Ransom bagaimana cara mengeluarkan peluru dan menjahit luka dengan baik.

"Nyonya, sepertinya pelurunya terlalu dalam."

"Kak, ini terlalu beresiko kalau aku keluarkan peluru ini kakak bisa kehilangan banyak darah dan perjalanan kita untuk menuju rumah sakit terdekat juga masih jauh."

"Keluarkan saja pelurunya, dan coba tanya ke mobil sebelah siapa yang memiliki golongan darah O sepertiku."

"Ee golongan darah saya O tuan, jika tuan mau tuan bisa mengambil darah saya."

Ela kemudian berusaha lagi mengeluarkan peluru yang ada dipunggung Ransom, setelah peluru berhasil dikeluarkan Ransom kemudian memasang alat ketangannya dan juga tangan Fawnia.

"Kak, kita sepertinya harus kerumah sakit karena darah Fawnia saja tidak akan cukup."

"Kalau begitu tolong kamu yang kemudikan mobilnya Ela, kita cari rumah sakit terdekat disini."

Ela pun akhirnya mengemudi mobil baru milik sang kakak. "Wawww kak, mobil ini ringan sekali gasnya."

"Namanya juga mobil balap sayang. Hoamm kenapa aku jadi mengantuk begini, sepertinya peluru tadi mengandung obat tidur. Ela, kakak ingin tidur sebentar. Kamu pelan-pelan saja mengemudinya."

"Faw jika kau mulai merasa lemas bangunkan saja aku, biar kulepas alat ini nanti."

Ela mulai mengemudi mobil Ransom dengan hati-hati, dari kaca spion Ela sebenarnya senang melihat kakaknya bisa dekat dengan wanita. Ela hanya bisa berdoa semoga kakaknya bisa segera menemukan wanita baik sebagai istrinya.

"Maaf pak, sebaiknya luka peluru dipunggung bapak harus dibersihkan lagi. Untuk masalah transfusi darah sebaiknya bapak harus menginap dirumah sakit ini selama sehari." Ucap dokter yang memeriksa Ransom.

"Pasang saja alat transfusi darahnya, untuk masalah luka peluru biar saya yang membereskannya."

"Ela tolong hubungi Theo, suruh dia membawakan obat untukku."

LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang