Tapi boong END nya 😂😂😂
Double up ya gaess 😉
.
.
.4 bulan sudah usia kehamilan Stella dan Ela, sedangkan Fawnia juga dinyatakan hamil seminggu yang lalu. Ransom kali ini benar-benar sangat menjaga kehamilan sang istri, ia tidak mau kehilangan anaknya lagi akibat kecerobohan dirinya.
"Faw, malam ini aku harus pergi. Ada pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan."
"Kenapa harus malam-malam begini. Oiya mas, boleh aku bertanya ee sebenarnya apa pekerjaanmu. Kenapa kamu sering pergi malam-malam mas?"
"Maaf my wife, aku tidak bisa memberitahukannya sekarang. Tapi aku janji kalau anak kita sudah lahir aku akan memberitahukan semuanya tentang diriku. Istrirahatlah, aku pergi dulu." Ucap Ransom mencium kening Fawnia.
Fawnia hanya bisa menghela nafas, tapi ia tidak mau memikirkan hal tersebut karena mengingat nasehat dokter bahwa kandungannya masih sangat lemah jadi ia tidak boleh stres ataupun kecapean.
Kring kring kring
Saat Fawnia sudah ingin tidur tiba-tiba saja ponsel miliknya berbunyi. "Kak Ela, ada apa malam-malam begini menelponku?"
"Hai Faw, maaf mengganggumu. Aku hanya ingin bertanya apa kak Ransom ada? Aku dari tadi sudah menghubunginya tapi tidak diangkat-angkat."
"Mas Ransom sedang keluar kak sejam yang lalu, katanya ada pekerjaan yang mendesak. Ada hal penting apa kak? Nanti kalau mas Ransom pulang aku sampaikan."
"Eee besok siang datang ke mansion mas Aezar ya Faw, kita mau mengadakan acara kecil-kecilan." Ucap Ela berbohong.
Sebenarnya Ela menelepon Fawnia karena khawatir dengan kondisi sang kakak. Sejak tadi sore firasatnya memang sudah tidak enak terhadap sang kakak.
"Sayang, bukankah itu hal wajar jika kak Ransom pergi malam-malam? Sudahlah ayo kita tidur." Ucap Aezar menenangkan sang istri.
"Mas besok minggu siang kita buat acara yuk. Aku mau semua keluarga berkumpul untuk makan siang. Aku ingin mengumumkan kepada semuanya bahwa aku mengandung anak kembar lagi." Ucap Ela tersenyum.
"Baiklah. Aku akan menyuruh orang untuk menyiapkan semuanya sayang. Sekarang tidur ya, ingat kata dokter kamu tidak boleh begadang dan kecapean."
Pagi hari pun tiba, Ela sudah berada didapur untuk membantu menyiapkan sarapan. Ia juga sudah mengirimkan pesan kepada papa, daddy dan Stella untuk datang makan siang bersama.
"Kenapa kak Ransom dan Fawnia belum ada yang menghubungiku lagi ya. Sebaiknya aku harus menghubungi kak Ransom lagi." Ucap Ela panik.
Entah karena Ransom dan Ela adalah saudara yang memiliki ibu kandung yang sama jadi ikatan batin diantara mereka berdua sangatlah kuat meskipun baru bertemu beberapa tahun yang lalu. Begitu pula dengan Fawnia, sejak bangun dari tidur ia hanya mondar mandir menunggu kabar dari sang suami.
Sementara Ransom ternyata tengah pingsan dipinggir hutan akibat tembakan dari sang musuh. Ia pun akhirnya tersadar karena ponselnya yang terus bergetar dari Fawnia kemudian bergantian dengan Ela.
"Hahhh, akhirnya aku selamat. Sepertinya semalam musuh tidak mengetahui keberadaanku. Astaga banyak sekali telepon dari Fawnia dan Ela, mereka pasti sangat khawatir. Kedua wanitaku memang adalah penyelamatku." Ucap Ransom mencium ponselnya.
Setelah Ransom menelepon Theo untuk meminta bantuan mengeluarkan peluru yang ada pada tubuhnya ia pun akhirnya pulang dengan bekas luka jahitan dipunggung.
"Masss." Ucap Fawnia berlari memeluk suaminya.
"Haii my wife, kenapa kamu memelukku seerat ini? Aku hanya meninggalkanmu semalam." Ucap Ransom menahan sakit dipunggungnya.
"Hiks, aku khawatir mas. Semalam perutku juga sakit, sepertinya anak kita juga mengkhawatirkanmu."
"Terima kasih anakku sudah mengkhawatirkan daddy." Ucap Ransom mengusap perut Fawnia.
"Oiya mas kemarin malam kak Ela meneleponku. Katanya nanti kita diundang makan siang bersama."
"Ya sudah kalau begitu, ini sudah jam 10 sebaiknya kita bersiap-siap."
Saat dikamar mandi Ransom pun melihat bahwa kemejanya sudah penuh dengan darah akibat jahitannya yang sedikit terbuka.
"Theo, kau parah sekali menjahit lukaku. Sepertinya aku harus bertemu Roxi." Ucap Ransom berusaha mengganti perbannya sendiri.
Setalah Ransom dan Fawnia siap mereka pun segera berangkat menuju mansion Aezar. Mereka tidak lupa membawakan beberapa kue dan bumbu rujak buatan Fawnia.
"Kak Ransommmm." Ucap Ela memeluk erat sang kakak, bahkan pelukan Ela jauh lebih erat daripada Fawnia.
"Arghhh, sepertinya jahitanku terbuka semua kalau begini." Batin Ransom menahan sakit.
Ela yang merasa bahwa sang kakak bertingkah aneh membuatnya merasa curiga. Ditekannya punggung sang kakak dan ternyata benar ia merasa bahwa punggung sang kakak seperti mengeluarkan cairan.
"Maaf semuanya aku pinjam kak Ransom sebentar." Ucap Ela menarik tangan Ransom menuju kamar.
"Astaga kamu berdarah banyak sekali kak." Ucap Ela panik.
"Ini karena ulahmu dan juga Fawnia yang memelukku terlalu erat sayang. Bahkan tadi kau sengaja menekannya."
"Maaf kak, apa Faw sudah tahu hal ini?" Ucap Ela membantu membuka jas, kemeja dan perban sang kakak.
"Tidak mungkin aku memberi tahukan hal ini. Dia sedang hamil dan kehamilannya masih sangat rentang."
"Aku juga sedang hamil." Ucap Ela memamerkan perutnya yang mulai membuncit.
"Aku tahu itu El, maaf membuatmu khawatir. Tapi berkat telepon darimu dan juga Fawnia aku jadi tersadar dari pingsan, terima kasih."
"Kenapa kamu bisa tertembak seperti ini kak?" Ucap Ela menjahit luka Ransom perlahan-lahan.
"Bukan masalah besar El, jangan khwatir. Aku akan membereskan semua ini secepatnya."
"Sudah selesai kak, aku sarankan jangan terlalu banyak bergerak. Dan berhentilah membuat istri dan adikmu sedih kak."
"I miss you adikku sayang." Ucap Ransom mencium kening Ela.
Setelah makan siang bersama keluarga besar usai, mereka semua tengah asik memakan bumbu rujak buatan Fawnia dan buah-buahan yang berasal dari kebun milik Dario.
"Oiya pa, mom, dad, semuanya. Aku ingin mengumumkan bahwa kemarin aku melakukan USG dan hasilnya aku mengandung 2 janin."
"Kembar lagi nak?" Ucap mommy sangat senang.
"Hehe, iya mom."
"Wahh kau hebat sekali Aezar, bisa membuat anak kembar lagi." Ucap Dario.
"Jelas, bibit Aezar memang selalu unggul." Ucap Aezar sombong.
"Kamu sendiri bagaimana Stel?" Tanya Ela.
"Kandunganku baik-baik saja kak, dan ee aku juga hamil anak kembar seperti kakak."
"OMG, papa panen cucu kembar banyak sekali kalau begitu. Semoga saja Fawnia juga hamil anak kembar, jadi aku punya cucu 6 sekaligus." Ucap papa Ewald yang membuat semua orang tertawa.
"Astaga kenapa Rio dan Aezar bisa membuat anak kembar dan hamil bersamaan, semoga saja anakku juga kembar karena kalau tidak maka bibitku ini benar-benar kalah dengan mereka yang mendahuluiku." Batin Ranson kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE (COMPLETED)
RomansaSQUEL BABY BOSS 21+ [Mohon maaf, sebagian part ini sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan. Jika ingin mendapatkannya cerita lengkapnya silahkan beli ebooknya yang sudah tersedia di Google Playstore dan Playbook.] WARNING!!! Semua cerita author...