6. Narkolepsi

28 6 0
                                    

Pagi itu Kang Jia harus kembali bersiap untuk bekerja setelah kemarin ia mengambil cuti karena ia tidak mungkin bisa bekerja setelah bergadang di sel tahanan. Ia sedang menggosok giginya ketika ponselnya yang ia letakkan di atas rak sabun yang menempel di dinding berbunyi. Lagu berjudul "Spring Day" yang tadinya sedang ia putar berganti dengan nada dering tanda panggilan masuk.

"Hawo?" jawabnya masih dengan sikat gigi di dalam mulutnya.

"Jia, lo masuk kerja kan hari ini?"

"Mahuk, ngapah?"

"Ngga, gue cuma mastiin lo masuk aja. Lo inget kan hari ini ada sekolahan TK yang studi wisata ke perpustakaan. Lo kan salah satu staff yang ngurus buku anak-anak,"

"Ha? Studi wisata? Anak TK?" ia akhirnya bisa berbicara dengan benar setelah sikat gigi berwarna pink muda itu dikeluarkan dari mulutnya.

"Iye, lo lupa masa?"

Ia mencoba mengingat tetapi ia tidak pernah mendengar siapapun memberitahunya bahwa hari ini akan ada kunjungan studi wisata oleh anak-anak TK. Apakah dia sebolot itu hingga tidak tahu apa-apa? Ah sudahlah. Untung saja temannya, Shin Yuna, menelponnya pagi ini untuk memberitahunya.

"Ah, okey okey, gue otw bentar lagi," katanya sebelum menutup panggilan dan melanjutkan acara gosok giginya.

Selesai mandi, Jia mengenakan kemeja putih polos dipadukan dengan sweater hitam dan celana skinny jeans berwarna biru. Selesai dengan baju, ia memoles wajahnya dengan sedikit cushion dan merapihkan alisnya sebelum menggambarnya dengan pensil alis warna cokelat gelap.

"Wah, udah lama gak dandan, sekalinya dandan gue jadi cantik banget et dah," gumamnya setelah memoleskan lip gloss berwarna merah muda soft ke bibirnya sebagai sentuhan akhir. Jujur saja Kang Jia sudah lama tidak berdandan, ia belakangan ini tidak perduli dengan penampilannya. Tapi memang benar kata orang, cewek kalau asilnya sudah cantik mau bagaimanapun juga tetap akan cantik.

Jia menyisir rambut cokelat panjangnya di depan kaca. "Apa gue catokan ya hari ini?" tanyanya pada dirinya sendiri. Aduh eonni, mau ketemu bocil-bocil TK aja cakep bener. Akhirnya setelah berdebat dengan dirinya sendiri, Jia mengambil catokan di laci dan mulai mengeriting rambutnya yang sudah hampir sepinggul.

Pukul 7.15 Jia keluar dari gedung kosnya, sepatu converse-high berwarna putih melengkapi outfitnya hari ini. Ia hari ini akan naik bus, agar tidak merusak make up dan rambutnya.

Perpustakaan Seoul, pukul 9.00 waktu setempat.

Barisan anak-anak TK berseragam putih-hijau memenuhi hall perpustakaan. Beberapa orang tua murid terlihat berdiri di pojok hall, saling berbincang satu sama lain sambil menjaga anak-anak mereka dari jauh.

"Halo, adik-adik! Kenalin nama aku Jia, kalian boleh panggil Jia eonni atau Jia nuna, oke?" suara gadis itu memecah kebisingan. Anak-anak yang tadinya mengobrol mulai hening.

"Yuk sekarang rapihin barisannya, semua tangannya diletakkan di bahu teman depannya, ya!" serunya lagi diikuti anak-anak yang mulai meletakkan kedua tangan mereka di bahu teman di depannya. Jia mulai menghitung berapa banyak anak-anak TK yang harus ia bimbing hari ini. Tak lupa ia juga mencocokkan jumlahnya dengan daftar absen yang ia terima dari guru mereka. Hari ini semuanya hadir, total anak TK yang ia hitung ada 23.

"Oke adik-adik, sekarang kita jalan sama-sama, ikut aku yaa," Jia menuntun tangan anak laki-laki yang berdiri di barisan paling depan. Mereka jalan perlahan seperti ular menuju ke lantai dua tempat buku anak-anak disimpan.

Anak-anak TK itu duduk membentuk lingkaran-lingkaran kecil. Aktivitas mereka hari ini adalah mendengarkan cerita yang akan dibacakan oleh Jia, bermain puzzle atau lego, makan siang, lalu membaca buku cerita bersama kelompok, dan diakhiri dengan acara menyanyi bersama sebelum pulang.

afternoon rain [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang