35. Gantungan Kunci

21 6 0
                                    

"Jia.. lo gapapa kan gue tinggal evakuasi bentar? Gue langsung kesini lagi deh kalo udah selesai," ujar Hyunjin setelah ia mendapat telepon dari Felix yang sudah menyuruhnya untuk segera menuju ke lokasi evakuasi.

"Gapapa, Hyunjin.. gue udah gapapa sekarang," jawab gadis itu meyakinkan.

"Iya, gue jagain Jia disini," sahut Chan yang tadi sudah kembali dengan beberapa pakaian untuk Jia. Hyunjin menatap pria itu lurus.

"Aduh apasi udah pada pulang aja, gue bisa sendiri.." gerutu gadis itu.

"Dokter bilang lo gak boleh sendiri!!" ujar Hyunjin dan Chan hampir bersamaan, membuat gadis itu terkesiap.

"Gak usah dengerin dokter! Gue beneran gapapa!" tegas gadis itu.

"Gak perlu khawatir, lo fokus kerja aja, gue jagain Jia disini," celetuk Chan.

"Lo pulang aja gapapa," ujar gadis itu.

"Iya mending lo pulang aja," timpal Hyunjin. "Eh tapi nanti Jia gak ada yang temenin! Arghhh.." gerutunya lagi.

Tiba-tiba ponsel Hyunjin berdering lagi, Felix menelponnya lagi.

"Arghhh, udah deh gue berangkat dulu. Nanti gue kesini lagi, Ji!" ujar Hyunjin yang langsung menghampiri gadis itu dan mengecup keningnya sekilas.

"Jangan macam-macam kalian berdua," pesannya sebelum benar-benar pergi meninggalkan ruangan.

"Apa dia bilang? Jangan macam-macam?" tanya Chan bingung. "Maksudnya apa?" tanyanya lagi pada Jia yang sedang duduk di atas tempat tidur. Gadis itu hanya mengangkat bahu.

"Lo gak kerja?" tanya gadis itu pada Chan yang malah duduk santai di sofa.

"Gak, gue ambil cuti," jawab pria itu singkat sembari mengeluarkan ponselnya.

"Gara-gara gue? Udahlah gak perlu--"

"Ssshhhhh, Kang Jia! Gue ini udah cukup sedih gara-gara lo, masa lo masih tega ngusir gue?" protesnya membuat gadis itu bingung.

"Sedih? Kenapa gue bikin lo sedih? Yang harusnya sedih tuh gue karna rumah gue kebakaran. Kok malah lo yang sedih? Aneh," ujar gadis itu.

"Ck, lo gak tau siapa yang nungguin lo semaleman, siapa yang kayak orang gila sampe di usir satpam rumah sakit buat nungguin lo? Siapa yang hampir gila karna lo gak bangun-bangun, tapi pas lo bangun lo malah.. Eum.. Pokoknya lo gatau kan perjuangan gue semalaman?! Hah?? Lo gak paham sesakit apa hati gue pas lo.. lo.. argh!! Intinya lo jangan suruh gue pergi! Hari ini gue mau ada di deket lo!" tegas pria itu terbata-bata sambil memukul-mukul dadanya dengan kepalan tangannya.

"Kan, lo kurang tidur kan makanya ngomongnya juga ngelantur. Dahlah teserah," tukas gadis itu kesal. Ia lalu menjatuhkan tubuhnya ke kasur dan menarik selimut untuk menutup tubuhnya sampai ke atas kepala.

"Kang Jiaaaa!!!" tiba-tiba saja suara melengking seorang wanita memenuhi ruangan itu sembari pintu dibuka dari luar.

"Tante Hye In??" Jia segera membuka kembali selimutnya menongolkan kepalanya setelah menyadari bahwa pemilik suara itu ialah tantenya.

"Astagaaaa Jiaaaa. Aaaa keponakan gue kenapa jadi gini????" jeritnya sembari berjalan ke arah Jia membentangkan kedua tangannya untuk memeluk gadis itu.

"Jia gapapa kok, tan," ucap gadis itu setelah berada di pelukan tantenya.

"Lo beneran udah gapapa, kan?? Gak ada yang luka atau gimana, kan??" Tante Hye In memeperhatikan seluruh tubuh Jia dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.

"Iya, gapapa.."

"Hai, tante Hye In.." sapa Chan yang masih duduk di sofa.

"Eh? Lho, Bang Chan?? Ini Bang Chan kan??" mata tante Hye In membelalak kaget setelah melihat sosok pria itu.

afternoon rain [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang