"Akhirnya, Putri Salju dan Pangeran menikah, dan hidup bahagia selama-lamanya. Tamat."
"Kenapa semua tuan puteri selalu menikah sama pangeran? Menikah itu selalu hidup bahagia ya, pah?" tanya gadis polos yang sedang berbaring di dekapan ayahnya.
"Hmm, memangnya bahagia menurut Eun byul itu gimana?" Hyunjin bertanya balik.
"Hmmmm, bahagia itu... kalo Eun byul punya seratus buku cerita!" jawabnya semangat membuat ayahnya tersenyum gemas.
"Ye, dasar!" Hyunjin mencubit hidung Eun byul pelan. "Menikah itu bisa bahagia, kalau yang kita nikahin itu orang yang kita sayang," lanjutnya menjelaskan, entah Eun byul akan paham atau tidak.
"Kalo Eun byul sayang papa, dan papa sayang Eun byul, kita bisa menikah dong?" tanya Eun byul semakin ngaco tapi gemas.
"Ngga gitu konsepnya, Eun byul. Kamu lagian masih TK kok udah nanya-nanya soal nikah, kan kebanyakan baca buku princess kan? Dah lah gak usah baca princess lagi, baca upin ipin aja!" jawab Hyunjin malah membuat Eun byul tertawa.
"Ketawa lagi," timpal Hyunjin lagi.
"Di buku cerita, tuan putri cantik selalu menikah sama pangeran tampan. Kalo papa, udah nemuin tuan putri cantik untuk papa nikahin belum?" tanya Eun byul lagi, kali ini makin mengada-ada. Anak itu kayaknya terlalu cepat dewasa, padahal buku bacaannya hanya sebatas buku cerita anak-anak yang endingnya selalu pernikahan yang bahagia.
"Heh, jangan ngadi-ngadi kamu. Mana bisa papa nikahin tuan putri?" Eun byul ini kayaknya kalo bukan anak udah disentil sama Hyunjin.
"Kalo gitu nikah sama Jia eonni aja?" celetuk bocah itu semakin melantur, membuat Hyunjin terdiam. "Jia eonni cantik, kan?" tanya Eun byul lagi. Maksud pertanyaannya sebenarnya sangat polos, karena yang ia ketahui selama ini adalah tuan putri cantik selalu menikahi pangeran tampan. Tapi, kenapa Hyunjin malah terlihat serius?
"Mm, cantik," gumam Hyunjin. Entah darimana datangnya, bayangan Kang Jia muncul di kepalanya. Ketika mata bulatnya fokus tertuju pada buku detektif, ketika gadis itu memutar bola matanya sinis, ketika gadis itu mengeluarkan umpatan pedas waktu mereka bertemu pertama kali di klub. Semua bayangan Jia pada saat itu, menggerayangi pikiran Hyunjin.
"Kan, papa suka sama Jia eonni, ya???" ledek Eun byul membuat buyar lamunan Hyunjin tentang Jia.
"Jangan ngaco kamu, deh! Dah tidur, tadi janjinya mau tidur kan abis dibacain Snow White? Tidur cepet!" kata Hyunjin seraya bangkit dari kasur Eun byul lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh mungil putrinya.
Ia pun berjalan keluar setelah mengecup manis kening putrinya. "Omong-omong soal Jia, itu anak lagi apa ya?" gumam Hyunjin setelah menutup pintu kamar Eun byul. "Apa dia lagi di Scandal? Kayaknya dia tiap hari kesana?" katanya masih bergumam sendiri.
Sepertinya pikirannya sudah agak kacau gara-gara gadis bernama Kang Jia itu, sampai-sampai Hyunjin akhirnya memutuskan untuk pergi ke klub malam itu hanya untuk melihat Jia-kalau gadis itu ada disana.
Sesampainya di klub malam Scandal, Hyunjin berjalan masuk menyusuri cahaya redup diiringi musik yang dimainkan oleh DJ. Matanya sibuk bergerak ke kanan ke kiri mencari seseorang. Tak butuh waktu lama untuk Hyunjin menemukan gadis itu sedang duduk di salah satu kursi di depan meja bar.
"Pasti ada yang salah sama otak gue. Ck." decak cowok itu sambil berjalan menghampiri Jia. Jelas ada yang tidak beres dengan kepalanya, dan Kang Jia penyebabnya.
"Gue bakal ngajak cowok manapun yang pesen minuman setelah ini, untuk one night stand," kata gadis itu tiba-tiba, membuat Hyunjin menghentikan langkahnya. Ia tidak salah dengar, kan? One night stand katanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
afternoon rain [✔]
FanfictionSeperti hujan yang tiba-tiba turun di siang hari, kamu datang ke hidupku tanpa permisi. "Anda ditangkap atas dugaan penggunaan narkoba!" -Hwang Hyunjin. "Silahkan borgol gue kalo gitu" -Kang Jia. Kesalahpahaman yang terjadi pada pertemuan pertama me...