23. Changbin Lebay

22 6 0
                                    

Kang Jia membantu Hyunjin yang sedang duduk di atas tempat tidurnya untuk melepas baju pasiennya. Ia mau mandi. Satu per satu Jia membuka kancing baju berwarna putih polos itu, menampilkan tubuh Hyunjin yang dibalut dengan perban tebal itu.

Gadis itu kemudian mengambil kain yang direndam di ember berisi air hangat. Ia memerasnya hingga setengah kering lalu dengan perlahan mengusap bahu kiri Hyunjin. Ia tidak bisa mandi seperti biasa, harus di lap pelan-pelan.

"Jin, maafin gue ya karna nuduh lo cowok murahan," ucap Jia tiba-tiba membuat Hyunjin bingung.

"Hah?" tanyanya.

"Waktu lo nabrak gue di klub, gue nuduh lo pake trik murahan buat ngedeketin gue. Padahal lo mau nolongin gue, inget gak sih?" jelas Jia sembari memeras kain itu lagi.

"Ohh-- lah kok lo tau??"

"Felix yang bilang," jawab gadis itu seraya kembali mengusap punggung Hyunjin dengan lap hangat itu.

"Oh... Iya, lo berhutang permintaan maaf sama gue!" jawab cowok itu.

"Iyaa, maafin gue ya.. Makasih juga udah nolongin gue," ucap Jia sembari berpindah dari punggung ke bagian dada sebelah kiri.

"Iya, Jia sayang. Gue maafin," Hyunjin meraih tangan Jia membuatnya berhenti mengusap dadanya.

"Lo udah gak marah soal itu kan?" tanya Jia sambil menatap wajah pacarnya.

"Nggak, gue mana bisa marah sama lo. Lagian kalopun waktu bisa diputar lagi, gue akan tetep nolongin lo. Gak peduli lo mau nampar gue kek, mau nyiram gue kek, gue akan tetep numpahin minuman lo. Gue bakal tetep datengin lo, lagi dan lagi," ujar Hyunjin membuat Jia menahan senyumannya.

"Cih, apasih alay," ledeknya sambil melepas tangannya dari genggaman Hyunjin dan kembali merendam kain itu ke ember air hangat.

"HYUNJIN!!!!" seorang cowok tiba-tiba saja menyerobot masuk membuat kaget.

"Lo beneran kena tembak?!!! HUAAAAAA lo gapapa kan?!! Demi apa tuh rampok gue cubitin sih kalo ketemu ama gue sial," lanjut cowok itu sembari menghampiri Hyunjin.

"Astaga!!!! Itu- itu sakit gak?! Anjir berani-beraninya dia nembak Hyunjin!! AAAAA" jeritnya setelah melihat perban tebal membalut bahu dan bagian perut atas Hyunjin.

"Aduh, bin, lo bisa kaga lebay kaga? Suara lo lebih menyakitkan dibanding peluru," sahut Hyunjin.

"Gemana gue kaga lebay setan?! Lo udah gapapa kan tapi?!" cowok yang dipanggil bin itu sibuk memperhatikan seluruh tubuh Hyunjin memastikan tidak ada luka lagi di tempat lain.

"Iye gapapa," jawab Hyunjin.

"Widih, siape nih?" tanya cowok itu setelah menyadari ada wanita cantik sedang memandikan Hyunjin.

"Halo, gue Jia.." ucap Jia ramah sembari tersenyum.

"Pacar gue," tukas Hyunjin meng-hak milik.

"Widih pacar baru nih keknya.. Kenalin, gue Changbin, panggil aja sayang.." katanya sedetik sebelum dikeplak oleh Hyunjin.

"Sayang sayang, nenek lo tuh lo panggil sayang!" celetuk Hyunjin kesal.

"Nenek gua udah dikubur, sial lu"

"Oh iya, Jia lo belum makan dari pagi kan? Nih pesen aja apapun yang lu mau," kata Hyunjin menyodorkan ponselnya kepada Jia yang sudah selesai memandikannya dan sudah membantunya kembali memakai baju.

"Badah gila, pesen yang paling mahal aja Jia.. Emang bocah satu suka belagu," cibir Changbin membuat Hyunjin memajukan bibirnya siap berkata kasar.

"Beneran nih? Apa aja??" tanya Jia senang sembari membuka aplikasi pesan antar makanan di ponsel Hyunjin.

"Iya, apa ajaa.. Nih sekalian beliin si beol ini juga, lo mau apa?" tanya Hyunjin pada Changbin yang sekarang berpikir keras apa yang harus ia pesan untuk membuat temannya itu bangkrut. Canda.

"Ummm, gue mau tokboki keju," ucap Changbin.

"Hmm kalo gitu gue juga sekalian pesen tokboki deh," ucap Jia seraya mencari restoran tokboki di aplikasi itu.

"Emang gapapa makan tokboki pagi-pagi? Makan yang bergizi napa?" tegur Hyunjin padahal Jia saja jarang makan makanan bergizi. Menu sehari-harinya tidak jauh-jauh dari ramen instan, tokboki kedai pinggir jalan, ayam goreng pesan antar cepat saji, atau nasi goreng kimchi kesukannya yang juga ia pesan dari kedai persimpangan jalan. Mentok-mentok makanan paling bergizi yang ia makan biasanya daging barbekyu panggang yang dibungkus selada, yang biasa ia makan di restoran bersama Yeji dan Ryujin.

"Gapapa, biar sekalian sama Changbin juga," jawab gadis itu.

"Jia biasanya sarapan apa kalo pagi?" tanya Hyunjin sembari mereka menunggu makanan diantar.

"Gue hampir gak pernah sarapan, kadang beli ramen cup instan di minimarket kalo terpaksa harus makan," jawab gadis itu membuat Hyunjin mengerutkan alisnya.

"Terus siang sama malem?" tanya cowok itu lagi.

"Hmm, biasa siang makan bareng Yuna di kedai sandwich seberang perpus, kalo malem sih paling bungkus nasi goreng kalo ga tokboki" kata gadis itu enteng, membuat Hyunjin menggelengkan kepala.

"Nggak bisa, nggak bisa begini," katanya masih geleng-geleng. "Gue harus masakin lo makanan bergizi mulai dari sekarang!" ujarnya antusias.

"Ih mau juga dong dimasakin..." celetuk Changbin yang sedang berbaring di sofa sambil bermain mobile legend.

"Nggak!" jawab Hyunjin membuat cowok itu cemberut.

"Lo bisa masak?" tanya Jia.

"Jangan meremehkan gue ya, Jia. Gue ini bapak dengan anak satu, gue bisa segalanya," jawab cowok itu menyombongkan diri dengan bangga.

"Iya deh abang jago," ledek Jia.

"Oh iya, Ji. Lo bisa tolongin gue gak hari ini?" tanya Hyunjin pada Jia yang sedang duduk di kursi di samping tempat tidur.

"Kenapa?"

"Hari ini jadwalnya Eun byul konsultasi sama dokternya, tapi gue gak mungkin bisa ketemu dia dengan keadaan kayak gini. Gue juga gak bisa minta tolong nyokap gue, dia bisa pingsan kalo tau gue masuk rumah sakit gara-gara ketembak. Jadi cuma lo harapan gue," kata cowok itu.

"Hmm, bisa bisa. Jam berapa jadwalnya?" Jia manggut-manggut mengerti.

"Jam 2 siang, abis Eun byul pulang sekolah. Nanti lo tolong jemput dia di sekolah terus langsung ke rumah sakit, nanti langsung anter dia pulang ke rumah, alamatnya gue SMS aja. Oke?"

"Bisa diatur," jawab gadis itu enteng.

"Lo bisa setir mobil?"

"Nggak," jawab gadis itu menggeleng. Ia bahkan belum pernah menyentuh stir mobil seumur hidupnya.

"Yaudah, lo naik taksi aja, nih bawa kartu kredit gue," kata Hyunjin lagi sembari meraih dompetnya di meja di samping tempat tidur. "Sekalian beli makan siang bareng Eun byul juga, ya? Mampir aja kemana kek," lanjut cowok itu setelah memberikan kartu kreditnya kepada Jia.

Gadis itu membalas dengan mengacungkan jempolnya. "Siap kapten!"

To be continued

afternoon rain [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang