"Eunbyul! Kamu kenapa pergi sendirian gak sama bibi? Liat tuh bibi nyariin kamu sampe ketakutan begitu. Lain kali gak mau ya, Eunbyul? Bahaya tau!" omel Hyunjin sembari mengemudikan stir mobilnya. Matanya sesekali menatap Eunbyul yang sedang duduk di kursi belakang melalui kaca spion tengah.
"Eunbyul cuma kejar kupu-kupu.."
"Iya tapi gak boleh jauh-jauh dari bibi! Kenapa pergi sendirian?! Lain kali harus sama bibi kemana-mana, ya?!"
"Jin, udahlah.. Pelan-pelan aja ngomongnya sih," bujuk Jia yang duduk di sebelahnya.
"Kamu mau kupu-kupu berapa banyak? Papa kasih nanti! Jadi jangan begitu lagi, ya?!" ujar Hyunjin tidak memperdulikan omongan Jia.
"Ish! Bukan gitu caranya!" gadis itu kini memukul lengan Hyunjin pelan. "Eunbyul, lain kali jangan pergi-pergi sendirian lagi, ya? Kalo sendirian bahaya, nanti Eunbyul diculik gimana? Nanti Eunbyul hilang, gak tau jalan pulang, siapa yang mau tolongin? Kalo Eunbyul ketiduran juga gimana? Eunbyul harus selalu sama bibi, oke sayang?" lanjut Jia sembari menengok ke belakang. Gadis kecil itu mengangguk pelan.
"Tuh, dia ngerti. Bisa gak nasihatin pelan-pelan aja kayak gitu?" omel Jia pada Hyunjin.
"Iya, iya.. Eunbyul, maafin papa, ya? Papa cuma takut Eunbyul kenapa-napa. Papa bisa beneran jantungan kalo Eunbyul hilang.. Jangan lagi, ya?" ucapnya pelan.
"Papa maafin Eunbyul.." ucap gadis kecil itu lirih, membuat Hyunjin merasa bersalah karena membentaknya tadi.
"Iya, sayang. Nanti tangkep kupu-kupunya sama papa ya?" ucap Hyunjin membuat senyuman Eunbyul kembali mengembang.
Mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah Hyunjin.
"Papa.."
"Kenapa Eunbyul?"
"Eunbyul.. mau tidur.." suara gadis itu melemah.
"Eh? Eunbyul! Tunggu-tunggu jangan tidur nanti jatoh!" tukas Hyunjin sembari menepikan mobilnya di pinggir jalan.
Plek. Terlambat. Gadis kecil itu menjatuhkan kepalanya ke jok mobil. Untung kepalanya tidak terbentur.
"Eunbyul??" panggil Jia panik.
"Percuma, dia udah teler," ucap Hyunjin pasrah. Cowok itu kemudian menghentikan mobilnya lalu turun keluar dari mobil. Ia membuka pintu jok belakang untuk membenarkan posisi tidur Eunbyul.
"Bisa gak?" tanya Jia sembari membuka seatbelt-nya lalu ikutan turun dari mobil untuk membantu Hyunjin yang bahunya masih belum pulih sempurna selepas operasi. Gadis itu membantu meluruskan kaki Eunbyul dari pintu yang berlawanan.
Hyunjin kemudian mengambil bantal kecil dari belakang jok, lalu mengganjal kepala mungil gadis itu dengan bantal. Ternyata ia sudah mempersiapkan bantal untuk Eunbyul yang bisa tertidur kapan saja.
***
Hyunjin dan Jia kini sedang berada di kamar Eunbyul setelah Hyunjin membopong Eunbyul dari mobil. Gadis itu masih tertidur pulas.
"Dia kalo ketiduran gitu biasanya berapa lama?" tanya Jia yang sedang berdiri di pinggir tempat tidur.
"Gak tentu, kadang setengah jam udah bangun, kadang bisa sampe malem, sampe gue panik sendiri," jawab Hyunjin yang sedang duduk di tepi kasur sembari menyingkirkan rambut panjang Eunbyul yang menutupi wajahnya.
"Kasian Eunbyul, kalo dia masih kayak gini sampe dia gede nanti," ujar Jia lirih.
"Iya, gue udah bawa ke dokter sana sini tapi gak ada yang manjur. Cuma ada obat yang bisa bikin dia jadi lebih jarang ketiduran, tapi tetep aja dia bakal ketiduran juga meskipun jarang-jarang," timpal Hyunjin sama lirihnya. Ia terdengar putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
afternoon rain [✔]
FanficSeperti hujan yang tiba-tiba turun di siang hari, kamu datang ke hidupku tanpa permisi. "Anda ditangkap atas dugaan penggunaan narkoba!" -Hwang Hyunjin. "Silahkan borgol gue kalo gitu" -Kang Jia. Kesalahpahaman yang terjadi pada pertemuan pertama me...