40. Cinta Berarti Merelakan

19 5 0
                                    

Malam itu Hyunjin terus-terusan mencari posisi tidur namun ia tetap tidak bisa terlelap. Ia mengahadap ke kiri dan ke kanan namun semua posisi tidak ada yang terasa nyaman untuknya. Hatinya masih gelisah.

"Jin, kenapa?" tanya Jia yang juga ikutan tidak bisa tertidur karena pria di sebelahnya terus-terusan bergulir di atas tempat tidur.

"Gue gak bisa berhenti mikirin Minju, Ji.." ujar pria itu frustasi.

Kang Jia menoleh untuk menghadap pria itu, ia mengusap lembut pelipis Hyunjin dengan jarinya. "Dulu waktu gue susah tidur, nyokap gue selalu nyanyiin lagu," ujar gadis itu.

"Lagu? Lagu tidur? Lullaby?" tanya Hyunjin.

"Yah, semacam itu.."

"Coba nyanyiin.." pinta Hyunjin.

"Tapi lo harus tidur setelah itu," jawab gadis itu.

"Hmm, gue tidur habis itu," pria itu tersenyum hangat.

Jia mengangkat tubuhnya untuk duduk, lalu ia menarik selimut Hyunjin sampai menutupi leher pria itu. Malam itu cukup dingin karena salju masih turun. Gadis itu kemudian mulai menyanyikan lagu sembari menyisiri rambut Hyunjin dengan jemarinya lembut.

Hyunjin perlahan meraih tangan gadis itu lalu meletakkannya di atas dadanya. Jia dapat merasakan jantung Hyunjin yang berdetak dengan damai sembari mendengar suara nyanyiannya.

Pria itu perlahan terlelap. Lagu yang dinyanyikan oleh Jia bercerita tentang seseorang yang akan melindungi bintang kecil kesayangannya, sehingga si bintang kecil itu tidak perlu khawatir atau takut akan gelapnya malam.

Seusai Jia menyanyikan lagu, gadis itu mengecup lembut pipi Hyunjin yang sudah terlelap. Ia lalu mematikan lampu tidur membuat seisi kamar menjadi gelap.

***

"Ji, ayo bangun.. Kita harus anter Eunbyul ke sekolah dulu karna ini hari pertamanya di sekolah baru," ujar Hyunjin setelah mengecup lembut pelipis Jia yang masih tertidur lelap.

"Mmmm," gadis itu memanjangkan kaki dan tangannya sembari membuka matanya perlahan. Hari ini ia dan Hyunjin tentu harus kembali bekerja. Eunbyul juga akan memulai hari pertamanya di sekolah barunya. "Bangunin," ujar gadis itu masih dengan suara bangun tidurnya sembari mengangkat kedua tangannya ke atas agar Hyunjin menariknya bangun.

Namun bukannya menarik tangannya, pria itu malah menggendong tubuhnya dengan gaya pengantin, membuat gadis itu terkesiap kaget.

"Hyunjin!" teriaknya sembari mengeratkan pegangannya pada bahu pria itu.

"Nah, bangun kan.." Hyunjin terkekeh senang. "Yuk, cepet bantuin gue bikin sarapan terus siap-siap kerja," lanjutnya sembari membawa gadis itu keluar dari kamar dan menuju ke dapur.

Mereka berdua kemudian menyiapkan sarapan ala barat dengan beberapa potong roti gandum yang disajikan bersama dengan telur mata sapi dan daging bacon.

"Waaa!!!" jerit gadis yang sedang mencoba membalik telur mata sapi yang tiba-tiba menyipratkan minyak. Gadis itu dengan refleks bersembunyi di belakang tubuh Hyunjin yang sedang berdiri di sebelahnya memanggang daging bacon.

"Ji, kenapa sih?" protes Hyunjin.

"Aaa, Jinnn gue takut sama yang meledak meledak..." rengek gadis itu masih bersembunyi di belakang Hyunjin.

afternoon rain [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang